41 - Ada yang disembunyikan

18.5K 706 40
                                    

Waktu berlalu dengan cepat, sudah sebulan dari test akselerasi untuk menentukan naik ke kelas yang lebih tinggi dengan cepat. Dan pengumuman lulus tidaknya sudah diberitahukan di mading. Abel, Flo, dan Atha kini sudah duduk di bangku kelas 12.

Disalah satu kelas ada tiga wanita yang entah kenapa bisa memutar bola matanya bersamaan. Saat mereka memasuki kelas, ketiga gadis itu hanya bisa menatap datar pada satu objek.

Terlihat oleh mereka jika Rescha, Bian, dan Arsha melihat para gadis yang jika digambarkan dengan animasi ada bunga bunga yang menghiasi ketiga laki laki tersebut.

***

"Sayang.." panggil seorang pria pada wanita yang kini tengah sibuk membaca novel sambil sesekali pria itu menggusel wajahnya di tangan kanan gadis itu.

"Yang.."

"Sayang!!"

"Apa sih.. Daritadi gangguin mulu, emang kamu siapanya aku hmm?" tanya gadis itu yang tak lain Abel.

"Ihh kan aku itu pacar kamu, masa lupa sih yang" Rescha memajukan bibirnya.

"Pacar dari hongkong__" Abel berdiri dan berjalan menuju seorang pria yang tengah fokus dengan bukunya.

"__Dia ini pacar aku, bukan kamu, ya kan?" tanya Abel pada pria yang kini menatap heran padanya. Entah kenapa ia ingin sekali menjahili Rescha, seperti sebuah kesenangan yang tak tahu darimana datangnya.

Abel berkedip pada laki-laki itu, mengerti dengan isyarat yang diberikan pria itu menarik pinggang Abel untuk duduk disampingnya, Abel tak tau saja jika laki-laki disampingnya itu merupakan pria yang termasuk kategori badboy.

Rescha

Sialan, bisa-bisanya Abel bikin gue kesel, dan apaan tadi, Riko malah narik pinggang Abel, gak bisa dibiarin semua pelakor- eh pebinor harus dihapuskan. Gue nyamperin mereka dan dengan gerak cepat gue narik tangan Abel.

"Kamu tuh apa apaan sih, malah sama dia, kurang apa aku sama kamu?" tanya gue.

"Emang aku ngapain, aku kan emang pacarnya dia" ucap Abel dengan watadosnya.

"Eh Rik, lo putusin dia sebelum gua musnahin bagian utama lo, lo tau kan segimana rasanya bagian utama yang dipukul tuh pasti sakit" gue mencoba memperingati Riko, dia termasuk salah satu temen kelas gue yang lumayan nakal namun sedikit pendiam.

Riko langsung menutupi bagian utamanya sambil meringis, "Yaelah Res, gue becanda kali, salahin Abel aja yee, gua kaga ikutan".

Abel

Hahahahahaha...

Selagi Rescha menasehati Riko dengan habis habisan, aku langsung pergi dari kelas sebelum ditemukan oleh Rescha. Aku tidak mengerti, mengapa Rescha jadi bersikap manja setelah terungkapnya tujuan Arza yang sebenarnya, bukan hanya Rescha tetapi dengan Arsha dan Kak Bian. Oh ngomong-ngomong__ salah tidak sih aku kangen sama Arza, rasanya agak gak rela liat dia pergi. Aku masih rindu dengan ucapan dan tingkah lembutnya padaku, walaupun aku sudah tau jika itu hanyalah kebohongan belaka.

Ya.. Mau bagaimana lagi, aku perempuan, perempuan pasti akan mudah terbawa perasaan saat mendapati situasi itu, walaupun ada yang menutupinya tapi tetap saja bisa terlihat dengan jelas pada wajahnya.

Aku berjalan dengan tenang di koridor yang sepi ini, aku ingin ke taman belakang, tempat dimana aku sering berdiam diri, tempat dimana sebagian masalah ku terhempas disana.

Hembusan angin yang dengan lembut membuat ku tenang disana, dan juga dengan suasana yang sepi pun cukup mendukung. Aku Angela Cristabel Zefanya- tidak tetapi Cristabel Zefanya Geraldi seorang gadis introvert yang sangaaat menyukai ketenangan. Hmm, pada dasarnya orang introvert memang menyukai ketenangan, tempat yang tenang dan sepi merupakan zona nyaman tersendiri untuk para introvert.

Aku tersenyum sembari menutup mata, hembusan angin ini sangat terasa dengan jelas. Dengan ini, semua kenangan masalahku di masa lalu menjadi hilang satu persatu. Beban yang kurasakan saat ini mulai ringan.

"Abel aku tau aku pernah buat salah sama kamu, tapi tolong kasih aku kesempatan untuk memiliki kamu lagi bolehkah?" ucap seseorang yang suaranya sangat kukenal, aku hanya menjawabnya dengan anggukan. Jika aku menolaknya pasti dia akan selalu berusaha agar aku menerimanya kembali.

Ia memelukku dari belakang, aku tak ingin melepas suasana ini, huh.. Suasana ini sangat menenangkan. Tapi kenapa... Semuanya terasa berat hingga aku tak tau apa yang terjadi selanjutnya.

Rescha

Abel tiba tiba terlelap di pelukan gue, mungkin ia kelelahan. Karena itu gue memangku Abel agar saat dia bangun tubuhnya tak terlalu sakit.

Akhir-akhir ini gue sama yang lain agak curiga dengan perilaku Abel dan Cherly, entah kenapa mereka selalu pulang dengan tubuh memar yang sangat nampak dengan jelas. Gue gak begitu yakin sama pemikiran gue yang datang tiba tiba, tapi gue ngerasa ada suatu hal yang besar sedang disembunyikan. Sesuatu yang mungkin berhubungan dengan kemampuan mereka. Bukan tanpa alasan gue punya pemikiran kaya gitu, tapi setelah terjadinya kejadian Arza, tingkah mereka semakin mencurigakan.

Dimulai dari tatapan mereka yang sering sinis, seringai dan senyuman sinisnya kadangkala bikin gue kaget. Apa jangan-jangan mereka itu... Psikopat, tapi masa iya psikopat, psikopat kok cantik baik lagi. Ahh gue jangan negative thinking dulu, siapa tau itu cuma pemikiran gue yang datang karena gue keseringan nonton film action.

***
Abel

Dor.. Dor..

Boom!!!

Kenapa kejadian ini harus terjadi pada semua penyelamatku dan Cherly, kenapa?, kenapa takdir terus saja memberikan mereka masalah terus menerus. Aku tak ingin mereka semakin kesakitan, dan juga musuh yang ada didepan mata membuat ku muak pada semua yang terjadi disini. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus disini? Kenapa peperangan harus terjadi disini, ratusan orang yang berada disini menjadi taruhannya begitu pula dengan penyelamatku, walaupun mereka para penyelamat kami kuat, tapi tak memungkinkan mereka akan terluka dengan serius. Kami semua, para pengguna kemampuan, terus saja mengerahkan semua kemampuan kami tak peduli dengan rasa lelah dan sakit yang sedari tadi mencabik cabik tubuh.

Tak peduli seberapa sakit yang kami rasakan, tak peduli seberapa banyak luka yang tercipta di tubuh kami, kami masih ingin terus bertahan, kami ingin merasakan penderitaan dan usaha para penyelamat kami. Didepan kami, tepat di depan mata, banyak pasukan yang mencoba melindungi penyelamat kami.

Penyelamat kami memang mempunyai kekuatan fisik diatas kami, tapi kami tak pernah merasa direndahkan hanya karena itu, karena kami tahu seberapa banyak pengorbanan dan usaha yang mereka buat sampai kami bisa seperti ini.

Boom!!

Bom yang dijatuhkan tepat dibelakang kami, membuat kami tersungkur kedepan. Karena fisik kami sudah lelah karena terus mengeluarkan kemampuan yang terbatas, kami mulai mengambil senjata kami dan menyerang mereka para musuh. Membantu para penyelamat kami yang sedang bertarung dengan mereka yang kuat. Pada saat seperti inilah kami, para pengguna kemampuan merasa dibutuhkan.

👋👋👋

Aku gak kuat pengen publis walaupun gak sampe target, tapi gapapa yang penting cerita ini tetap berjalan.

Akhirnya selesai juga part ini, apa kalian merasa digantung?

Siapa yang penasaran sama part selanjutnya, atau kalian penasaran sama pov Abel yang terakhir.

Apa kalian penasaran siapa yang dimaksud penyelamat oleh Abel..

Yoo mari semua tetap stay dan menunggu cerita ini.

NGOMONG NGOMONG ADA YANG BISA BIKIN COVER ATAU JAGO EDITING?, KALO ADA KOMEN DISINI YESS.

Ditunggu vote dan comentnya sebanyak mungkin.

Spam next bisa?

Thankyou, see you, and bye bye.

Cristabel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang