Lama mereka merenungi perkataan Cherly. Setelah sadar mereka melihat Cherly yang berjalan menuju salah satu kamar yang memang tak pernah dikunjungi dan ditempati.
Baru saja Cherly ingin membuka pintu itu, ada seorang gadis yang membukanya kasar sambil berteriak kesal.
"Berisik!! Jangan ngoceh hal yang gak penting, lagi enak tidur juga!"
Dengan wajah yang masih mengantuk, Abel berjalan ke arah sofa yang cukup panjang lalu duduk dengan mata yang masih tertutup.
Cherly tersenyum kecil, melihat reaksi mereka ketika melihat Abel berada dikamar yang ingin dikunjunginya tadi. Benar dugaannya, ruangan tadi pasti akan berisik jika Abel terlihat.
"Abelll!!!" teriak mereka dengan kencang.
"Maaf, Bel. Maafin kita. Kita akui kalo kita salah. Sekali lagi maaf, maaf sebesar-besarnya," ucap Atha dengan disusul anggukan yang lainnya.
"Iya, aku maafin. Tapi, lain kali, kalian harus bisa bersikap kritis. Hal sekecil itu kalian gak sadar, hadeh."
Kekehan kecil pun terdengar. Dan menjadi suatu kebetulan karena mereka tertawa malu dengan tangan yang menggaruk tengkuk tanpa sadar.
"Dasar, gadis nakal! Dari mana saja kamu hah?!" sentak seseorang dari belakang.
Sontak Abel langsung melihatnya dan saat itu juga ia sudah berada di pelukan hangat laki-laki yang ia sayangi, Alfa.
Abel tersenyum, melihatkan giginya yang berjejer rapi. "Aku gak kemana-mana kok, kak. Aku juga cuma kabur ke kamar disana."
"Hah?"
"Dari awal gue udah bilang kan, Abel itu ada di deket kita, ada di sekitar kita. Kalian aja yang gak pernah sadar," ujar Cherly kesal.
"Ya, maaf, kita kan panik, apalagi tuh pacarnya. Paniknya minta ampun," kata Atha sembari menunjuk ke arah Rescha.
Semuanya hanya tertawa melihat Atha yang cemberut karena merasa dipojokkan.
Abel menggelengkan kepalanya, "Dasar."
****
Hari demi hari pun terlewati. Akhirnya Abel dan teman-temannya berhasil lulus dengan hasil yang tinggi.Tak menyia-nyiakan hal tersebut. Mereka semua langsung mempersiapkan rencana untuk di masa depan. Entah itu berencana untuk kembali belajar di universitas yang mereka inginkan ataupun meneruskan perusahaan yang dimiliki orang tua mereka.
Abel, lebih memilih mengurus perusahaan yang masih berkembang. Namun ia memberikan jabatannya sebagai CEO pada Cate, kakaknya. Sehingga, sekarang ia hanya seorang pemilik tunggal dari perusahaan itu.
Flo. Ia memilih untuk belajar dan mengambil kelas karyawan. Sehingga saat ini ia memiliki dua peran. CEO dan mahasiswa.
Cherly. Ia memilih belajar di Universitas Harvard yang ada di luar negeri.
Bian. Ia memilih melanjutkan pendidikan di universitas yang sudah termasuk dalam aset perusahaan Abela Corporation.
Rescha. Kekasih dari Abel pun melanjutkan sebagai mahasiswa di universitas yang sama seperti Bian.
Atha dan Arsha. Kakak beradik mengikuti pilihan Rescha.
Dan Kenzie, memilih mengikuti kekasihnya. Karena saat itu ia mengakui jika ia tak bisa jauh dari Kekasih tercintanya itu.
Hidup mereka lalui. Entah dalam keadaan suka dan duka. Mereka terus menghadapi semuanya. Tak peduli dengan berbagai rintangan.
Yang kini mereka tuju adalah ; Membuat masa depan lebih berbahagia dan berwarna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cristabel (End)
Teen Fiction#teenfiction✔ #romance✔ Seorang nerd yang telah diusir oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Keluarganya yang hanya mementingkan popularitas, hanya melihat dari fisiknya saja. Mereka mengira Cristabel tidak mempunyai kecantikan, kepintaran...