Author
Saat ini ZHS sedang heboh akan pengumuman mendadak tadi pagi. Bagaimana tidak? Pengumuman itu memberi tau, jika ZHS akan mengadakan penyuntikan vaksin difteri.
Para siswa yg mendengar hal itu langsung kaget, ada juga yg menangis histeris karena takut. Begitu pula dengan Abel dan yg lain, mereka juga kaget. Apalagi dengan Atha dan Cherly, mereka memang sangat takut disuntik. Bian dan Kenzie yg melihat pacarnya ketakutan mulai menenangkan mereka.
"Jangan takut sayang, gak akan sakit kok, percaya deh" ucap Bian pada Atha.
"Iya yang, gak akan sakit, anggap aja disuntik itu digigit nyamuk" ucap Kenzie pada Cherly.
"Huaaa, aku gamau, disuntik itu sakit. Buktinya mereka pada nangis. Huaa mama!! Atha mau pulang, Atha gak mau disuntik!" ucap Atha histeris.
"Iya Aku takut Ken, aku gak mau disuntik" Tamba Cherly.
Abel dan yg lain hanya menggelengkan kepala karna kelakuan Atha dan Cherly. Abel mengedarkan pandangannya pada yg lain, dan melihat banyak siswa yg menangis. Seketika Abel mulai takut dan tubuhnya bergetar. Rescha yg merasakan Abel ketakutan mulai menenangkannya. Rescha berbicara kepada Abel sambil mengusap rambut Abel, lebih tepatnya rambut palsu Abel (ada yg masih inget rambut asli Abel?).
"Jangan takut ya, gak sakit kok. Nanti aku temenin kamu biar kamu gak takut. Kan setelah kamu itu aku" Abel hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Tiba tiba Abel dan Rescha dipanggil ke ruang penyuntikan. Sistem di ZHS menggunakan nomor yg ada di kartu khusus. Abel nomor 118 sedangkan Rescha nomor 119. Pada kesempatan ini lah Rescha bisa menemani Abel tanpa perlu berdebat dengan petugas.
Abel dan Rescha melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, seperti ditanya 'punya asma, pernah kejang kejang, tbc, kelainan darah, alergi, dll'. Abel dan Rescha hanya menjawab dengan 1 kata yaitu tidak.
Setelah diperiksa dimulailah penyuntikan. Abel mulai duduk di ruang tersebut dan diberi arahan oleh dokter yg menyuntik. Rescha pun berada disamping Abel untuk menemaninya. Sebenarnya Rescha sangat risih karena sebagian dokter disana selalu mencari perhatian dari Rescha.
"Lemasin ya tangannya, gak sakit kok" ucap dokter itu.
Abel tidak menyadari bahwa jarum suntik itu sudah masuk ke dalam tubuh Abel, hanya saja dia merasa sakit dan panas ketika vaksin itu sudah masuk menjalar ditubuhnya. Seketika Abel mencengkram tangan Rescha. Rescha hanya meringis karena cengkraman Abel yg sangat kuat, tapi dia bersyukur sekiranya Abel tidak menangis seperti siswi yg lain.
Setelah Abel selesai, kini giliran Rescha yg disuntik. Rescha hanya bersikap biasa saja karena memang dia tidak takut disuntik. Ya walaupun dia merasa sedikit sakit, sakit itu hilang dalam sekejap, saat Abel memegang tangan kanan Rescha dan tersenyum hangat kepada Rescha.
Rescha sedikit cengo melihat senyuman kekasihnya itu. Dia tersadar ketika dokter itu berucap jika Rescha sudah selesai disuntik. Abel dan Rescha keluar dari ruangan itu dan menghampiri teman temannya yg kini berada ditaman belakang. Sebelum Abel dan Rescha dipanggil, mereka semua sudah disuntik.
Abel dan Rescha berjalan di koridor menuju taman belakang. Tiba tiba geng Caterine dengan tak sengaja menabrak Abel tepat di tangan yg sudah disuntik. Ralat disengaja.
Abel menahan tangis, karena sakit di tangannya. Tapi yg tak diduga Abel menitikkan air matanya tanpa disadari. Rescha yg melihat itupun naik pitam.
"Lo apain cewe gue hah!! Lo pengen dia celaka!! Sekali lagi lo bikin cewe gue celaka! Lo berurusan sama gue!!" ucap Rescha dengan sangat marah.
Caterine tidak peduli dengan ucapan Rescha, dia malah bergelayutan di tangan Rescha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cristabel (End)
Fiksi Remaja#teenfiction✔ #romance✔ Seorang nerd yang telah diusir oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Keluarganya yang hanya mementingkan popularitas, hanya melihat dari fisiknya saja. Mereka mengira Cristabel tidak mempunyai kecantikan, kepintaran...