(12) Menyerah

25.2K 1K 11
                                    

"Kamu ga usah minta maaf, dia cuma salah paham. Dia kan gatau kalo kamu itu sepupu kakak. Nanti kakak coba jelasin ke dia"

Diperjalanan pulang, Abel hanya bisa menangis. Dia kecewa kepada Rescha. Dia berfikir kalo Rescha tak akan melakukan itu padanya. Tapi nyatanya tidak. Sesampainya di rumah, Abel menghapus air matanya dan masuk ke rumah dengan seceria mungkin walaupun pura pura. Dan keadaan kini mendukungnya karena disana tidak ada seseorang kecuali pembantu.

____

Hari ini Rescha sengaja tidak menjemput Abel. Karena dia berfikir untuk membiarkan Abel tenang sejenak dan dirinya bisa memikirkan bagaimana menjelaskannya. Dia masih ragu dengan keputusannya. Membawa Abel ke pantai, bermain main sebentar, dan menjelaskannya. Dia benar benar gelisah dengan keputusannya. Dia takut salah, dia takut Abel semakin tak suka padanya. Tapi sekiranya dia masih mempunyai keberaniannya walaupun hanya 5 persen. Rescha terus memikirkan bagaimana dia bisa membuat Abel paham bahwa kemarin itu bukanlah selingkuhannya melainkaan sepupunya. Rescha hanya bisa berfikir, berfikir, dan berfikir hingga dia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Guru yg melihat itu pun langsung menegur Rescha.

"Rescha, jika kamu tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran saya, kamu bisa keluar dari pelajaran saya" ucap guru itu pada Rescha.

"Baik bu, maaf saya sedang banyak pikiran, kalo gitu saya keluar bu"

"Anjir, keluar ga ngajak ngajak" batin Bian, Arsha, dan Kenzie.

Rescha keluar dari kelasnya dan pergi menuju rooftop. Dia ingin menenangkan pikirannya yg berat akan Abel. Dia hanya melamun dan memikirkan. Bagaimana pun juga dia harus mempunyai cara agar Abel tau jika dia salah paham.

____

Kring.. Kring..

Bel berbunyi, semua siswa ZHS keluar dari kelasnya. Begitu pun dengan Abel dan Flo. Setelah lamanya mereka belajar, mereka pergi menuju kantin, karena cacing cacing diperutnya terus demo. Tapi ada hambatan dijalan. Abel bertemu dengan keluarganya. Mereka nampaknya tidak suka dengan Abel. Siswa yg penasaran atas hal itu langsung mengerubuni mereka, karna kekepoan yg sangat tinggi.

"Mamah, ayah, liat tuh si Abel sok kecantikan banget. Bisa bisanya dia rebut pacar aku." ucap Cate.

"Lagi lagi kamu berbuat masalah lagi dengan Cate. Saya tidak habis pikir. Penampilan kamu kaya orang baik baik. Tapi kelakuan kamu kaya bitch yg sukanya godain dan rebut pasangan orang." ucap Ayahnya dengan pedas. Hati Abel sudah remuk dengan perkataan ayahnya. Bisa bisanya mereka menghina dan menyalahkan Abel karena kesalahan yg memang bukan Abel yg buat. Dan satu tetes air mata keluar tanpa seizinnya.

"Tapi saya tidak merebut pacar anak anda, saya juga tidak tau pacar anak anda siapa" ucap Abel perlahan, tidak kuat dengan hinaan yg tidak ada hentinya.

"Pacar gue itu Rescha- RESCHA. Jadi gue peringatin lo buat jauhi Rescha. Karena lo ga ada apa apanya dibandingkan gue. Gue tuh cantik, body goal, dan punya apapun. Sedangkan lo, punya rupa kaya gembel aja masih sok sok-an" ucap Cate merendahkan Abel. Flo yg memang sedari tadi ada disamping Abel langsung panas, mendengar perkataan Cate. Dan dengan beraninya dia melawan Cate.

"Heh lo tuh ya!! Jangan suka ngerendahin orang lain!! Lo harusnya mikir Abel itu lebih baik dari lo!! Abel baik,sopan, dan mandiri. Dia cantik alami!! Ga kaya lo!! Baju diketatin, rok kurang bahan, bedak 10 senti, bibir dicat merah!! Hei inget kuntilanak aja masih punya sopan. Dia pake baju panjang yg ga kurang bahan!! Ini tuh sekolah!! Tempat buat belajar. Bukan tempat untuk mencari perhatian!!. Kalo lo mau cari perhatian, mending lo ke stopan aja, nangkring disana siapa tau banyak yg nyamperin!! Biar jadi tontonan orang!!" ucap Flo panjang lebar dengan emosi yg sangat tinggi. Cate dan orangtuanya langsung emosi. Tidak terima atas ucapan Flo. Mereka malah menyalahkannya kepada Abel.

"Gara gara kamu, anak saya jadi dipermalukan seperti ini. Seharusnya kamu sadar diri dong. Dasar anak pembawa sial!! Kamu juga tidak punya malu, seenaknya ngatain anak saya!" ucap ibunya.

Lagi dan lagi Flo memprotes perlakuan orangtuanya. Sedangkan Abel dia hanya menunduk dan menangis menahan rasa sakit dan kesal. Dia pergi ke arah rooftop tanpa ada yg menyadarinya karena fokus pada perdebatan antara Flo dan keluarga Cate.

Sesampainya di rooftop dia langsung mengeluarkan air matanya sebanyak mungkin. Mengeluarkan banyak beban dan sakit dihatinya. Dia benar benar menyerah. Masalah tidak henti hentinya menghampiri dirinya. Mungkin cara ini salah untuk dilakukan. Cara dimana ia akan mengakhiri hidupnya dengan kemampuannya. Rescha yg sedari tadi ada disana tidak menyadari kehadiran Abel. Pikirannya sudah melambung kemana mana. Dia hanya memikirkan Abel.

"Aku menyerah, aku benar benar menyerah. Aku sudah tidak kuat menahan beban selama ini. Tidak ada seorangpun yg mengerti perasaan aku. Aku sudah benar benar lelah. Ya Allah, maafkan hambamu ini. Aku sudah lelah menjalani hidup ini. Aku ingin berada disisimu. Maafkan aku. Arrgghh"

Abel memeluk dirinya sendiri dan mengeluarkan kemampuan listrik ke tubuhnya. Sedangkan Rescha yg sadar dari lamunannya karena mendengar teriakan langsung menghampiri arah suara itu. Rescha yg sudah menemukan arah suara itu pun kaget bukan main. Bagaimana tidak? Dia melihat kekasihnya tersengat listrik yg ia tidak ketahui dari mana asalnya. Dia bingung dia harus bagaimana. Dia terus memikirkan cara yg akhirnya ia menelfon sahabatnya.

"Halo" ucap seseorang disebrang sana yg ternyata itu Bian.

"Bian lo cepet ke rooftop sekarang!!"

"Mau ngapain coba?"

"Cepet!! Di tubuh Abel banyak listriknya. Gue khawatir, lo harus cepet cepet kesini!!"

"Apa lo bilang!!, oke gue kesana sekarang"

"Aduh Abel kamu kenapa bisa gini"

Abel tidak memberi jawaban, karena dirinya yg memang sudah berada di bawah alam sadarnya.

____

"Woi, cepet ke rooftop sekarang, kata Rescha Abel lagi disana" ucap Bian.

"Lah ngapain lo kesana, mereka kan lagi pacaran" ucap Kenzie dengan bodohnya.

"Pantesan gue ga liat dia daritadi" tambah Flo.

"Masalahnya ini darurat! Tubuh Abel banyak aliran listriknya"

"Apa!!" Flo dan Cherly menggebrak meja dan juga bingung. Kenapa Abel melakukan itu.

Bian, Flo, dan yg lainnya pergi menuju rooftop dengan tergesa gesa. Memikirkan bagaimana kondisi Abel sekarang. Setelah mereka sampai di rooftop. Mereka terkejut bukan main, ternyata perkataan Rescha benar. Flo sempat berfikir bagaimana caranya menghentikan itu. Dan setelah lamanya dia menemukan cara.

"Cher, hentiin aliran listrik itu sekarang" ucap Flo setengah panik.

"Gimana caranya?"

"Pake kemampuan lo" mendengar hal itu, semuanya mengernyit tidak mengerti akan perkataan Flo.

"Gue ga bisa pake kemampuan gue, kemampuan gue air, sedangkan itu listrik. Kalo gue pake kemampuan gue yg ada alirannya makin besar"

"Terus ini gimana, gue takut Abel kenapa napa" Flo mulai menangis.

"Tenangin dia, dengan nenangin dia, dia bisa kembali ke sini. Dia lagi ada di bawah alam sadarnya" jawab Cherly.

Flo mulai mendekatkan dirinya ke Abel. Menutup matanya yg sedari tadi terbukan. Tidak peduli dirinya tersengat. Yg penting keadaan Abel baik baik saja.

"Abel, ini aku Flo. Balik kesini sekarang. Lupain masalah kamu. Inget disini banyak orang yg sayang sama kamu. Mereka butuh kamu sekarang. Jadi aku mohon kembali kesini. Aku mohon. Tenangin diri kamu, kita pasti bantu kamu hadapin masalah kamu. Tenang Abel, tenang"

Seketika aliran listrik itu berhenti. Abel pun sudah kembali. Tetapi dia pingsan karena kemampuannya itu. Dengan sigap semuanya membawa Abel ke rumah sakit.

*****

Cristabel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang