Bundanya bisa sedikit lega melihat putrinya mulai tersenyum lagi sudah pasti karena Daffa karena tadi dengan bahagianya Caca memberitahukan tentang keadaan Daffa saat ini.
"Ca bunda mau jenguk calon mantu bunda lusa"ucap sang bunda membuat Caca yang sedang duduk mentapanya tak percaya dengan apa yang bundanya katakan
"loh kok gitu Caca ikut ya bun"ucapnya
"gak kamu kan kuliah biar bunda sama ayah aja yang kesana lagian kita cuma sehari kok"ucapnya
"ishh gak adil masa Caca gak boleh ikut"ucapnya mendengus
"biarin aja napa si kak siapa tahu bunda sekalian mau bikinin Kiki adik cowok"jawab Kiki tiba tiba duduk di sebelah Caca langsung saja di pukul dengan bantal oleh Caca
"gak enak aja Caca gak mau punya adik lagi ya bun awas aja"ucap Caca membuat bundanya terkekeh
"kamu ini apaan sih umur bunda udah gak muda lagi buat punya anak mending bunda nunggu cucu dari kamu sama Daffa kan"ucap sang bunda membuat bola mata Caca seakan keluar
"nahh setuju banget bun suruh nikah gih bun biar rumah kita rame Kiki pesen ponakan yang gembul ya tapi cewek deh biar bisa di gandeng jalan nanti"ucap kiki semakin membuat Caca tak percaya
"wah wah ada apa si kok ngomongin ponakan kamu ki"tanya ayah saat baru saja turun dari lantai atas
"iya yah Kiki lagi request sama kak Caca sama bang Daffa"ucapnya membuat sang ayah geleng geleng memang dua anaknya itu biang onar di rumahnya membuat rumah tak pernah sepi kecuali mereka sibuk sendiri sendiri
Caca mendengus mendengar mereka dengan kompaknya menyudutkan Caca dengan kesal Caca pergi ke taman belakang rumahnya terdapat begitu banyak bunga yang bundanya itu rawat. . Caca ingat Daffa pernah membelikanya bibit bunga mawar merah waktu awal awal mereka pacaran dan bunga tersebut kini sudah besar dan juga subur Caca memetiknya lalu menciumnya bunga tersebut sangat harum dan berbeda menurur caca apalagi karena bunga di rawat sendiri oleh sang bunda dan tentu saja karena pemberian Daffa.
"Daff mawar ini mekar dengan sangat indah seperti rasa sayang aku ke kamu yang selalu mekar sampai saat ini meskipun aku sudah berusaha membuatnya layu"batinnya
Hari hari tanpa Daffa terasa sangat hambar baginya biasanya lelaki itu selalu membuatnya salah tingkah juga kesal dalam waktu bersamaan tapi kini bahkan untuk sekedar bertelfon saja rasanya sangat susah.
Apapun yang terjadi Caca akan membuat Daffa tidak menjauhinya dan kembali padanya.Sedangkan di lain tempat
Daffa kembali melajukan terapi bersama mamanya tentu saja dengan dokter itu lagi yang Daffa tahu namanya adalah Nada terlihat dari nametagenya.Dokter tersebut memberikan aba aba untuk terapi kali ini Daffa lagi lagi berdiri dan berjalan melangkah meskipun kakinya terasa sangat berat kaku dan juga nyeri namun Daffa tidak patah semangat untuk terus belajar berjalan senyumnya mengembang saat dirinya berhasil melangkah maju sebanyak tiga kali.
"oh ya Daff bunda dan ayahnya Caca besok akan kesini melihat kamu"ucap mamanya membuat Daffa kaget takut takut jika Caca ikut tentu saja akan membuatnya tak suka karena Daffa tidak ingin Caca melihatnya seperti ini tak berdaya.
"sama Caca"tanya Daffa pelan
"kangen banget kamu ya sama Caca sampe nanyain cieee nanti telfon aja si Daff yaaa"ledek sang mama
"Daffa serius ma"ucapnya lagi
"gak sama Caca Daff Caca masih sibuk sama kuliahnya kata bundanya"jelasnya
"syukurlah"ucapnya pelan sambil menghembuskan nafasnya pelan namun masih sangat jelas sang mama mendengarnya apa yang Daffa ucapkan tadi
"apa kamu bilang syukur syukur atau jangan jangan kamu mulai menaruh hati sama dokter itu ya"ucapnya menatap tajam Daffa
Untung sekali dokternya sedang keluar sebentar jadi tidak mendengar perdebatan anak dan ibu tersebut."gak lah siapa yang tertarik"elak Daffa
"awas aja kalau sampe kamu tertarik mama sita tuh mobil sama motor kamu sama atm kamu"ucap sang mama dengan ancaman tak tanggung tanggung membuat Daffa menggelengkan kepalanya
"gak akan ma ,gimana mau move on kalau aku masih sayang sama Caca"ucapnya lirih namun lagi lagi sang mama mendengarnya membuatnya meliriknya malas
"perjuangin dong masa gitu aja nyerah katanya sayang nanti giliran Caca benaran sama Topan kamu deh yang galau "sindir sang mama
"apaan si ma"ucap Daffa
Tak lama dokter masuk kembali dan menjelaskan hasil terapi selama dua kali ini menunjukan perkembangan yang cukup bagus dan dokter nada juga mengatakan terapi akan di lajukan minggu depannya karena minggu besok dirinya ada tugas ke kota lain membuat mereka mengerti langsung mereka keluar dari ruangan dokter Nada itu dengan bahagia perkembangan sedikit demi sedikit mulai Daffa rasakan pada kakinya dirinya harus terus semangat tak lama lagi dirinya akan sembuh dan berjalan normal kembali.
"selamat malam sayang"sapa sang mama pada seseorang dalam telfon sudah bisa Daffa tahu pasti caca siapa lagi yang akan mamanya sering hubungi dan memnaggilnya sayang
"malam juga ma,kalian lagi ngapain"tanya Caca
"biasa ca mama mah lagi duduk nonton tv ehh sebelah mama lagi galau kayaknya deh"ucap mama Daffa membuat Daffa meliriknya malas suka sekali mamanya itu menghakiminya
"hahah bisa aja galau kenapa si ma mmm Caca boleh bicara sama Daffa gak ma"ucap caca hati hati emnbuat mamanya tertawa
"aduh kamu ini boleh dong yaudah besok mama belikan Daffa ponsel baru biar kalian bisa komunikasi lancar deh ya"ucapnya lalu memberikan ponselnya pada Daffa di sampingnya
"hai daff giaman kakinya"tanya Caca
"ya alhamdulliah mulai membaik"jawabnya
"kata mama galau kenapa Daff ketemu cewek cantik ya"tebak Caca membuat Daffa malas menjawabnya
"iya cantik banget lagi"jawabnya
"ohh"ucap Caca
"dokter yang terapi aku sih lebih tepatnya"ucap Daffa lagi
"oh udah mulai move in ternyata padahal yang disini disuruh nunggu sama mamanya"sindir Caca
"move on..?belom deh kayaknya cuma lagi coba gak salah kan"ucap Daffa
"iya gak salah kok apalagi dia dokter kan ya bisa rawat kamu dengan baik"ucap Caca semakin badmood karena ucapan Daffa
"hmmmm kamu kenapa gak sama Topan kenapa gak teriama dia aja"tanya Daffa
"gak perlu aku jawab kamu tahu jawabanya Daff"jawab Caca membuat Daffa terdiam
"yaudah aku mau tidur semoga sukses ya pdkt sana dokter cintanya"ucap Caca langsung mematikan telfonnya sedangkan Daffa menghembuskan nafasnya Daffa sengaja mengatakan hal tersebut supaya Caca bisa melupakanya karena Daffa tahu dirinya sudah tidak pantas bersama Caca.
Sedangkan Caca tak terasa air matanya turun membasahi pipinya mendengar kalimat kalimat yang Daffa ucapkan apakah benar Daffa sedang berusaha move on darinya dan berpaling ke dokter cantik tempatnya terapi.
"tunggu aja Daff kalau aku sudah disana aku gak akan biarin kamu deket deket sama dokter itu lihat aja nanti"ucapnya dalam hati mencoba meyakinkan jika Daffa hanya berbohong padanya berohong jika Daffa sedang membuka hati untuk gadis lain.
.
.tidak daffAku tidak rela
.
.
.jangan lupa vote dan comment ...!!!Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN TERINDAH ( Lengkap)
Teen Fiction"karena yang terindah gak akan pernah jadi mantan" datang kembali seolah olah dia tidak pernah melakukan kesalahan dengan seenaknya ngelakuin hal yang dulu pernah di lakuin saat masih bersama seolah mengingatkan akan masalalu . . .