Prolog

604 41 2
                                    

     Dengan terburu-buru seorang anak lelaki memakai pakaian rapinya. Berambut lurus masih setengah basah, terlihat sekali ia lincah dan bersemangat.

"Hyung-a!!!! "ia berteriak keras sambil mencari sepatunya didepan pintu rumah.

    Seorang anak lelaki lagi berwajah sama dengan tatanan rambut yang lebih rapi. Muka mereka sama, tinggi yang sama karena mereka kembar indentik. Tapi sangat mudah membedakan mereka mesti dalam balutan baju yang sama seperti sekarang. Si kakak lebih tenang dan berekspresi datar.

      Yoon Tae, lebih dulu lahir selisih lima menit karena itu ia menjadi hyung. Orang bilang saat anak kembar lahir yang lahir terakhir adalah yang lebih tua, tapi sejak kecil Yoon Bo-mi ibu mereka menjadikan Yoon Tae sebagai kakak. Karena Yoon Tae lebih dulu melihat dunia. Ia satu langkah lebih dulu dari adiknya. Itu menurut ibu mereka.

      Mesti terus mengeluh karena mengurusi adiknya yang manja Yoon Tae sangat bersyukur ia bisa jadi seorang kakak. Ia tak bisa bayangkan bagaimana ia bersikap bila dia adalah si bungsu. Yoon Tae memang dewasa sebelum waktunya. Ibu mereka bahkan terkejut dengan kedewasaan anak yang berusia 9 tahun itu. Ia tegas, memiliki senyum yang mahal dan wajah pendiam yang mempesona. Pintar dan juga ahli olahraga.

     Yoon Joon, selalu tersenyum, selalu berada di dekat kakaknya. Joon sangat bergantung pada Tae, apapun itu. Ia cerewet dan tak bisa diam. Ia snagat menikamati saat selalu memanggil kakaknya.

"Hyung,,,, kau tahu ranselku dimana? "

"Hyung, mana sarapanku? "

"Hyung kau akan membantuku kan? "

"Tunggu aku Hyung!! "

"Hyung, , Hyung!! "

   Selalu seperti itu, anak berusia 9 tahun itu sangat suka musik. Ia pandai memainkan alat musik, bernyanyi dan menari.

"Kau tak bisa menemukan kaus kakimu? "Tae muncul dengan rambut dan pakaian lebih rapi, ia membawa sepasang kaus kaki putih.

"Ah, Hyung menyembunyikannya? "

"Harusnya kau masukan itu di sepatumu, Eouma akan kesulitan menemukannya kalau kau membuangnya sembarangan!! "seperti biasa Tae hanya bicara banyak pada adik dan ibunya. Ia yang pendiam akan berubah galak dan cerewet bila bersama Joon.

    Joon tersenyum lebar, ia menerima kaus kaki yang diberikan kakaknya. "Hyung pasti akan menemukannya untukku. Ayo pergi! "

"Tunggu, "Tae kembali masuk lalu mengambil pengering rambut dari kamar ibu mereka. "Duduklah! "

    Joon masih tersenyum ia menurut kembali duduk dilantai depan pintu.

"Aku menyesal mengikuti saran Hae-jin untuk memotong rambutku! "kata Joon menyebut salah satu nama teman mereka.

"Kenapa? "Tae mengeringkan rambut adiknya dengan tenang.

"Aku tak terlihat mirip dengan Hyung lagi! Tapi aku tetap tamoan kan? "

   Tae tersenyum tipis dibalik kepala adiknya tapi ia menjawab dengan datar, "ayolah Joon-a semua orang tetap akan tahu kita kembar biarpun kau berambut pendek, atau botak sekalipun."

"Hyung ingin bercukur botak, ayo kita lakukan! "Joon memutar kepalanya untuk bisa melihat kakaknya yang masih berdiri dibelakangnya. Mengeringkan rambutnya, ia sangat nyaman.

"Selesai, "kata Tae bertepatan dengan ponselnya yang berbunyi, ibu mereka.

"Ya eouma! Ah, kami akan segera tiba, ya eouma ya."

    Tae menutup ponselnya dan kembali memasukan ke tas punggungnya. "Ayo, eouma sudah menunggu kita."

"Ya Hyung!! "

Sweet PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang