Tae-Bom 11

223 27 2
                                    

      Kedua kakak beradik itu sedang ada di taman di depan sekolah dasar mereka, keduanya menunggu Tae joon menjemput sedangkan ibu mereka sedang ada diruang guru. Karena Tae yang berkelahi dengan teman-teman satu kelas Joon, ibu mereka dipanggil. Bomi meminta maaf pada para guru dan wali murit ia tak ingin sampai ada kedisiplinan yang akan ditulis di buku laporan kedua putranya. Catatan kedisiplinan adalah hal buruk untuk para anak sekolah karena akan terus ada hingga mereka mencari pekerjaan nanti.

"Apa Hyung baik-baik saja? "Joon mencoba meraba luka yang ada di pelipis kakaknya, tapi Tae menyentak tangan Joon membuat Joon terkejut.

    Hari ini kakaknya terlihat aneh, memang benar bila Tae tetap berlari terlebih dahulu saat ia terluka tapi Tae terlihat dingin padanya. Tae bahkan tak menyentuh air minum yang diberikan Joon saat mereka baru sampai ditaman. Tae tak membalas satu katapun saat Joon mulai mengoceh. Tak jauh dari tempat mereka Joon melihat ada penjual kue beras. Ia berlari menuju penjual itu. Kue beras pedas yang hangat adalah kesukaan Tae.

"Ini, makanlah Hyung"ia kembali secepat kilat. Tapi betapa terkejut ia saat Tae menampik kue berasnya dan ia berdiri menghadap adiknya itu dengan muka merah menahan marah.

"Berhentilah melakukan hal-hal bodoh!! "

"Hyung!! "

"Ayahmu itu bukanlah orang yang bisa kau ceritakan pada semua orang berhentilah membuat masalah!! "kata Tae.
"Aku punya Hyung yang akan melindungiku bila aku dapat masalah!! "

"Aku muak denganmu!!! "Tae berteriak.

"Hyung, "Joon tak menyangka akan mendengar perkataan kasar itu dari kakaknya. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Bagaimana bila aku tak disana? Aku melindungimu karena Eouma, tapi semakin lama kau semakin menyebalkan!! "

"Hyung!! "Joon tak tahu harus menjawab apa, kali ini ia benar-benar menangis.

"Aku tak akan melindungimu lagi. Tak akan peduli bila kau terluka mulai saat ini kau harus bisa melawan mereka sendiri, "kata Tae.

"Ada apa denganmu, Hyung!!." Joon tak bisa menahan air matanya ia menangis.

"Kau lemah dan tidak berguna bila tak ada aku bagaimana denganmu!! "

"Hyung-a!! "kali ini Joon yang sudah terisak mendekat kearah saudaranya yang biasanya selalu menepuk bahunya untuk memberi semangat itu tapi Tae malah mendorongnya hingga terjatuh. Keputusan Tae sudah bulat, apa yang ia pikirkan semalam ia harus lakukan itu mulai hari ini.

"Tae-ya!!! " suara Bo-mi menginterupsi perdebatan kakak beradik ibu mereka mendekati keduanya, setelah dari ruangan kepala sekolah ia mencari putra-putranya yang tak bisa ia temukan disekolah. Disebelah Bomi juga ada Tae joon ia juga terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Ada apa denganmu!! "Bomi membantu Joon berdiri "kau merundung adikmu!! "

"Eouma, Hyung membelaku!!"

"Jelaskan pada Ibu kenapa kalian bertengkar!! "

   Tae berlari menabrak ibunya, menjauh dari mereka.

"Yoon Tae!!! Tae!! "Bomi hendak mengejar putra sulungnya tapi Tae joon menahan lengannya.

"Biar aku mengejar Tae, kau temani Joon disini!! ,"tanpa menunggu jawaban Bomi Tae joon berlari untuk mengejar Tae. Ia melihat putranya itu duduk di sebuah kursi panjang yang ada di pinggir kolam ikan di tengah-tengah taman.

"Apa aku perlu mengajakmu ke Seoul untuk menenangkan diri, "kata Tae joon dengan kalimat hati-hati ia lalu duduk di samping Tae.

"Joon sama sekali tak bisa menjaga diri, sejak dulu ia mengandalkan aku untuk membelanya!! "

   Tae Joon mendengar perkataan Tae, putra sulungnya yang selalu tegar itu kini menangis tapi sekuat tenaga Tae tak menampakannya. Ia menunduk dan berulang kali mengusap air matanya yang keluar dengan lengannya.

   Pemandangan yang benar-benar membuat Tae joon trenyuh. Selama ini Tae beeperan sebagai dirinya. Sebagai kepercayaan Bo-mi, mengurus adiknya, membela adiknya bahkan orang disekitar mulai melupakan bahwa mereka seumuran. Tae dan Joon adalah anak yang lahir bersamaan. Kesalahannya telah membuat Tae menanggung apa yang seharusnya tak dilakukan anak seusianya.

"Tae-ya, "suara Tae joon tercekat ia sungguh malu sekali. Tak tahu harus mengatakan apa.

"Ini berat,,, "kata Tae.

"Tentu saja, kau harus menjaga adikmu, kau juga perlu waktu bermainmu, mulai sekarang aku akan mengurus semuanya,"kata Tae joon.

"Aku khawatir karena kita akan segera berpisah, "kata Tae yang membuat Tae joon makin terkejut. "Aku akan membiarkan Joon untuk ikut kau,"lanjut Tae.

    Perkataan Tae membuat Tae joon bingung "Apa maksutmu?"

"Joon ingin mmpunyai piano tapi ia menghabiskan tabungannya untuk biaya sekolah basketku. Selama ini ia selalu mengalah karena biasa less piano yang mahal ia hanya berlatih disekolah, "kata Tae.

     Dada Tae Joon terasa sesak lagi. Bukan seperti dugaannya, alih-alih merasa berat dengan tanggung jawab yang ia tanggung selama ini Tae malah memikirkan masa depan adiknya. Kakak sulung yang merasa berat saat merasa akan berpisah dengan adiknya.

"Kenapa hanya Joon, lalu kau?,"tanya Tae joon.

"Aku akan bersama Eouma, aku mohon tinggalah bersama Joon, dia membutuhkanmu sekarang, "kata Tae.

"Lalu kau? Bukannya putraku bukan hanya Joon, kau juga bisa meminta apapun padaku seperti Joon, "kata Tae joon.

"Apa yang kau fikirkan?, "tanya Tae joon saat melihat Tae hanya diam.

"Aku harus bersama eouma, kami adalah harta baginya, "kata Tae.

"Jangan berfikir macam-macam, ayah berjanji akan membawa pulang kalian bukan hanya Joon tapi juga kau dan ibumu!! "

"Eouma? "

"Iya, biarpun dia akan memaki ataupun menumpahkan kotoran ke muka ayah, ayah tidak akan bergeming untuk mengajak kalian hidup bersama, "kata TaeJoon.

"Kau ingin akau percaya? "

"Tentu saja!! "

"Ibuku adalah orang biasa, kau punya banyak teman wanita yang aku tahu lebih cantik dari ibuku."

"Saat dewasa kau juga akan tahu, saat kau mencintai seseorang kau akan merasa dia menjadi wanita tercantik bagimu, "kata Tae joon. Tae menyipit tak percaya.

"Kau juga putraku, katakanlah semua apa yang jadi kekhawatiranmu. Aku tahu kau mengkhawatirkan Joon tapi kau juga punya kehidupan sendiri. Setelah ini ayah akan memasukkan Joon ke sekolah musik dan membelikannya piano. Kau juga akan masuk sekalah karate lalu basket. Ayah akan melakukan semuanya sekarang untukmu, Joon dan ibumu, "kata Taejoon.

"Kau benar-benar ingin bersama ibuku? ,"Tae masih ragu.

"Tentu saja, kau harus lebih bersabar, ayah akan segera membawa kalian semua untuk hidup bersama, "kata Tae joon mengelus rambut Tae sambil tersenyum.

"Ayah akan menepati janji, maaf karena membuatmu menanggung beban ayah selama ini, Choi Tae!! " kata Tae joon didalam hati, kejadian hari ini membuatnya kembali malu. Mengingatkan pada sikapnya yang pengecut dulu. Kalau dulu ia mengabaikan perasaannya untuk Bomi kali ini tidak lagi. Wanita yang selalu ada difikirannya sejak bertahun-tahun lalu itu, Tae Joon akan memohon padanya. Butuh waktu selama apapun Tae joon akan bertahan.

Maaf untuk keterlambatan update sejak bulan 6 masih disibukin dengan anak yang baru masuk playgroub. Terimakasih untuk vote dan komennya. Love u all!!!

Jang Nara

Sweet PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang