Tae-Bom 19

255 31 0
                                    

     

    Menghalau rasa dingin Tae joon terus menunggu agar hari ini ia dan Bomi bisa bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Menghalau rasa dingin Tae joon terus menunggu agar hari ini ia dan Bomi bisa bicara. Hampir satu jam lebih Tae joon berada di luar pagar rumahnya ia menunggu ditaman kecil dekat dengan pintu masuk rumahnya.
      Saat ia tak lagi mampu menahan rasa dingin dan lelahnya ia hendak bangkit untuk menunggu didalam. Anak-anak pasti juga sudah tidur dan mereka bisa berbicara dengan leluasa atau malah bisa mengulang malam panas beberapa minggu yang lalu itu. Astaga!! Pikiran Tae joon semakin kacau karena udara dingin. Hingga ia melihat wanita yang ia rindukan itu dari kejauhan. Bomi berjalan entah kenapa terlihat tak bersemangat.

"Bomi-ya!! "

    
                  *          ****          *

       Bomi bingung harus berbuat apa setelah ia dan Tae joon melajukan hubungan suami istri yang semestinya tak mereka lakukan. Tapi harus bagaimana lagi, memaki dirinya karena terlalu terpesona dengan Tae joon juga sudah tak berguna lagi karena semua telah terjadi. Ia wanita kesepian dan sialnya Tae joon begitu menggiurkan untuknya. Bahkan rasanya seolah masih sama dengan saat si kembar tetcipta dulu. Bomi menunjukan sisi bodohnya pada Tae joon sekali lagi. Lalu apa gunanya ia mempertahankan harga dirinya mati-matian selama ini.

     Karena hal itulah ia akhirnya harus menghindari Tae joon, dengan berbekal internet ia mengamati kegiatan pria itu memperhitungkan jam berapa Taejoon akan berada dirumah dan ia akan pergi saat itu. Ia sudah mirip seperti penguntit di dunia maya. Itu melelahkan, sungguh. Apalagi sekarang Bomi sudah mulai bekerja paruh waktu sepulang dari pekerjaan utamanya. Jarak yang jauh juga membuatnya lelah secara fisik. Ia terserang flu sejak kemaren tapi tinggal dirumah hanya akan memperburuk keadaannya jadi ia putuskan untuk tetap bekerja.

      Bomi terus memikirkan bagaimana kalau Tae joon menanyainya macam-macam. Atau membahas malam "panas" itu? Apa yang akan dikatakan Bomi. Ia belum siap bahkan membayangkannya membuat ia malu setengah mati. Badannya terasa sangat pegal, bahkan turun dari halte dan berjalan untuk pulang pun terasa berat untuk Bomi. Tubuhnya tak kuat, kepalanya pusing juga. Ia akan segera meminum obat demamnya dan tidur. Biasanya ia akan baikan setelahnya.

      Beberapa langkah lagi ia akan sampai di gang masuk rumah Tae joon saat ia mendengar suara memanggilnya

"Bomi-ya!! "

      Ia mematung tak ingin menoleh, jelas itu suara Tae joon kenapa mereka harus berpapasan. Bukankah pria itu harusnya sudah pulang sedari tadi. Ia memutuskan untuk tak menoleh dan mempercepat langkahnya mungkin ia akan segera memasuki kamar.

"Bomi,,,, "terlambat, Tae joon menahan lengannya. Bomi berusaha setenang biasanya. Mereka bukan lagi anak remaja kan?

"Oh kau juga pulang,"mencoba tersenyum kaku saat berbalik menghadap Tae.joon.

       Tae joon hendam memeluk wanita didepannya ini, ia begitu merindukan Bomi. "Kau menghindariku? "ia bicara langsung, harus memulainya sekarang sebelum wanita ini pergi lagi.

Sweet PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang