Tae-Bom 1

422 33 0
                                    

       Meneguk anggurnya dengan pelan. Setelah mandi lalu mengamati suasana kota adalah salah satu cara Tae-joon menenangkan diri. Semua tak berjalan seperti yang ia harapkan sejak ia memulai acara pernikahan palsu dengan gadis bernama Lee Mi-ran itu. Awalnya Tae-joon memilih Mi-ran karena gadis itu memiliki tubuh yang indah dan juga cantik tapi ia sekarang muak. Mi-ran terus-menerus bersikap manis. Orang-orang mungkin berfikir gadis itu menggemaskan seperti anjing kecil, tapi bagi Tae-joon apa untungnya saat kita disamakan dengan hewan?

     Dan malam ini puncak dari semua kekesalannya. Miran membawa orang tuanya, terlihat sekali anak dan orang tua itu berfikir sama. Mereka pikir bisa mendominasi Tae-joon, bahkan orang tua Miran juga menyinggung tentang ayah dan ibunya. Mereka pikir orang tua Tae-joon yang cukup berpengaruh itu akan memberi dampak positif untuk usaha keluarga mereka. Ia bersumpah tak akan mengenalkan keluarga itu pada kedua orang tuanya yang berharga.

      Ia sudah berhasil membawa gadis itu ke ranjangnya bahkan saat mereka baru satu minggu berkenalan. Gadis itu terlalu mudah. Tak ada yang spesial hingga membuat Tae-joon cepat bosan.

     Kota Guri adalah temoat kelahirannya, berada disini sudah snagat menganggu pikirannya. Guri mengingatkan tentang masalalu Tae-joon. Sesuatu yang bahkan masih bisa membuat dadanya berdebar saat mengingatnya hingga sekarang padahal itu sudah terjadi hampir 12 tahun yang lalu.

"Hyung sudah membaik?."

   Tae-joon menoleh dan mendapati assistannya, Tae-hyun keluar dari kamar mandi.

"Ehm."

"Hyung tak ingin makan malam?"

"Aku tak ingin makanan hotel!"

"Hyung ingin keluar?"tanya Tae-hyun. Ia tau sekali Tae-joon sangat membenci kota Guri. Dari yang ia dengar pria itu selalu teringat dengan pacar pertamanya saat di Guri. Entahlah, Zico, sahabat bosnya itu mengatakan Tae-joon akan terus dipenuhi rasa bersalah saat dia berada di Guri.

"Baiklah Tae hyun-a, "Tae Joon berdiri dan itu membuat Tae hyun terkejut.

    Tae Joon menarik nafas dalam lalu berdiri,"ayo pergi makan ke tempat makan enak!. Carikan tempat baru yang setidaknya belum pernah aku kunjungi."

         
              *      ****        *

    Bersama Kim Nam Jo, sahabat Bomi sejak sekolah dasar, hari ini seusai dari pemakaman mereka makan di cafe tak jauh dari rumah Bomi, bersama kedua putranya. Bomi memakai pakaian seragam pekerja, karena selain menjadi pegawai dari sebuah pusat perbelanjaan, Bomi bekerja paruh waktu di cafe itu.

"Bagaimana? Enak?, "tanya Bo-mi pada kedua putranya karena keduanya lahap menyantap pizza yang ia pesankan.

   Keduanya mengangguk dengan mulut yang penuh.

"Bukankah kalian merasa beruntung karena ibu kalian kerja disini? Kita bisa makan pizza dengan murah,"kata Nam-jo.

"Tentu saja, "Joon menjawab "itu karena paman seo joon memberikan kita kartu discound seumur hidup, "lanjutnya bersemangat saat menyebutkan pemilik dari cafe tempat bunya bekerja.

"Lalu,,, "Nam joo melirik Tae takut-takut, "bila paman Seo joon orang baik, bisakah kita ijinkan ibumu menikah dengannya?,"tanya Nam jo yang langsung kembali memakan pizzanya saat Tae menatapnya dengan pandangan tajam. Ia tahu Tae sangat benci saat seseorang menyuruh ibu mereka menikah.

"Aku hanya perlu Hyung, eumma dan Hyung, tidak dengan ayah, "Joon tahu kakaknya kesal, ia mencoba untuk menghibur.

"Tentu saja, ibu juga hanya perlu kalian, "Bo-mi menatap keduanya.

Sweet PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang