Tae-Bom 24

176 23 0
                                    

        Semua yang terjadi sangat berat bagi Tae joon tapi ia tak ingin memperlihatkan semua kesulitannya pada Bomi atau pun kedua putranya. Semua kontrak pekerjaannya dibatalkan, ia harus banyak membayar ganti rugi, menghalau para wartawan agar tak mendekati rumahnya. Hampir setiap hari selama seminggu ini Tae joon terus menerus rapat ia bahkan membuat beberapa pegawai di perusahaan dipecat, dan itu sangat membebani pikirannya.

       Selama ini ia selalu bersikap semaunya sendiri dan menyusahkan semua orang dalam timnya, Tae joon merasa ia belum bisa melakukan apapun untuk mereka. Tapi malam ini saat ia pulang ke rumah seperti malam-malam sebelumnya Tae joon berusaha tegar.

"Hyung!! "suara Tae hyun menyadarkan lamunannya, assistannya itu sedang mengantarkannya pulang. Tae joon keluar mobil menoleh kembali saat Tae Hyun mengikutinya turun.

"Hmm, ikutilah apa yang dikatakan presider Kang, carilah artis lain untuk kau ikuti, "kata Tae joon. Mereka sedang membahas apa yang dibicarakan presider Kang, ia sudah mencarikan artis baru untuk Tae hyun. Bila Tae Hyun ingin bertahan di perusahaan ia harus menuruti apa yang dikatakan presider Kang.

"Bukankah presider Kang sangat keterlaluan, sebelum berita ini muncul Hyung menghasilkan uang paling banyak untuk perusahaan, dia memperlakukan Hyung seperti ini sekarang. Pria itu tak tau malu,"Tae Hyun mengeluh. Tae joon memilih diam.

     Tae joon tidak dikeluarkan tapi ia diperlakukan secara buruk, artis dengan reputasi buruk tak memerlukan asistand ataupun manager itu yang dikatakan presider Kang.

"Hyung!! Aku akan tetap mengikutimu, "kata Tae hyun.

"Tae Hyun-a!! "

"Masuklah Hyung kau perlu beristirahat pasti hari ini berat untukmu, aku akan datang lagi besok, "Tae hyun masuk kembali ke mobil. Tae joon hanya bisa memandang Tae hyun yang berlalu dengan mobilnya.

"Appa!!!! "suara Joon membangkitkan semangatnya. Putra keduanya itu membukakan pintu dengan gembira memeluk sang ayah sementara Tae mengikutinya dari belakang sambil tersenyum. Tae joon juga memeluknya sayang.

"Kau pulang? "tanya Bomi, wanitanya itu sedang menyiapkan makan malam untuk mereka. Tae joon selalu memikirkan ini, apakah bila ia tidak jadi pengecut dan tetap bersama Bomi apa mereka akan hidup dengan bahagia? Apa kehidupan mereka akan lebih baik? Mungkin mereka telah memiliki anak ketiga?

     Ahh,,, Tae joon benar-benar merasa bersalah. Kedua putranya harus memanggil guru private kerumah karena ketakutan untuk keluar. Orang tuanya yang sedang berada di Jepang segera mencarikan guru terbaik untuk cucu-cucunya, tapi Tae joon masih melarang mereka untuk datang sebelum keadaan membaik. Lalu Bomi juga tak bisa pergi bekerja. Ia merasa sangat bersalah.

"Tae Joon appa!! "Bomi menyodok perut Tae joon membangunkan Tae joon dari lamunan. Tae joon tersenyum semakin lebar saat mendengar Bomi memanggilnya dengan "Ayah Tae dan Joon" ia benar-benar merasa bahagia. Selama ini ia telah melewatkan banyak hal berharga. Mendengar Bomi memanggilnya seperti itu seolah Tae joon memiliki dunia untuknya sendiri.

"Ayo makan malam, "kata Tae joon.

              *      ******       *

      Bomi terbangun saat merasa tenggorokannya kering, melihat jam yang hampir tengah malam. Ia neranjak dari kasur untuk keluar kamar. Saat ia hendak menuju dapur Bomi melihat lampu dapur yang menyala terlihat Tae joon sedang minum sendirian disana. Meminum sebotol soju, tidak biasa sekali biasanya Tae joon hanya meminum wine mahal.

"Belum tidur?? "

Tae joon menoleh saat mendengar Bomi menyapanya.

"Aku membangunkanmu?"Tae joon bergeser memberikan tanda pada Bomi untuk duduk disebelahnya "mau minum bersama?."

      Bomi tersenyum lalu duduk disebelah Tae joon meminum sedikit saat Tae joon menuangkan minuman di gelasnya,"hal buruk masih terjadi?"tanya Bomi.

"Aku sudah bilang padamu jangan mengkhawatirkan itu,"kata Tae joon.

"Aku tahu ini tak mudah,"kata Bomi ia menerima lagi gelas soju dari Tae joon dan meminumnya.

"Bomi-ya!!"

    Bomi menoleh saat Tae joon memanggil namanya, pria itu tersenyum manis dan menatapnya.

"Kenapa kau begitu baik?,"kata Tae joon.

"Apa??"

"Aku tahu dari semua yang terjadi kau lah yang paling terluka, semua orang mengatakan hal buruk tentangmu dan aku tak bisa mengatasi itu semua, pasti sangat menyakitkan,"kata Tae joon.

"Aku menyadarinya saat berada di rumah sakit. Selama ini hanyalah kau satu-satunya pria yang pernah aku cintai. Saat aku melihat betapa bergantungnya anak-anak padamu saat aku tak ada, aku benar-benar merasa bersalah,"kata Bomi.

"Kau tak pernah melakukan kesalahan apapun,"kata Tae joon.

"Andai aku tak berfikir buruk tentangmu dan melakukan semua upayaku untuk memberitahumu tentang anak-anak, aku baru tahu dari Tae hyun bahwa presidermu yang telah menyembunyikan barang-barang dan surat yang aku kirim, aku minta maaf,"kata Bomi.

"Kau tidak melakukan apapun, akulah  pria brengsek yang meninggalkanmu bahkan setelah kau memohon,"kata Tae joon memegang kedua tangan Bomi.

"Aku saat itu sangat ketakutan, melihat ayah mengalami kecelakaan dan aku benar-benar membencimu saat ibuku meninggal sehingga memutuskan untuk tak lagi menghubungimu,"kata Bomi menangis sesenggukan,"aku dengan tega memisahkanmu dengan anak-anakmu,"kata Bomi lagi.

     Tae joon berdiri dan membawa Bomi kepelukannya, membawa Bomi bersandar pada perutnya.

"Kau tak pernah melakukan kesalahan apapun, bagaimana bisa aku saat itu meninggalkanmu saat kau menghadapi hal buruk, kau melalui masa sulit karena aku. Akulah pria berengsek yang sepatutnya memohon ampun pada kau dan mendiang orang tuamu,"Tae joon menunduk dan menghapus air mata Bomi.

"Mulai hari ini aku tak akan beranjak sedikitpun darimu dan anak-anak, aku tak berjanji untuk tak membuatmu menangis lagi karena aku bisa saja melakukannya lagi nanti. Tapi aku akan tetap berada di sampingmu bahkan saat kau muak dan menyuruhku pergi aku akan tetap bertahan,"kata Tae joon panjang lebar.

"Tae joon-ssi,"Bomi mengelus wajah Tae joon sayang.

"Maukah kau mengubah tempat untuk pernikahan kita?,"kata Tae joon. Memang mereka awalnya berencana menikah di sebuah gereja di Guri bulan depan ini setelah mendaftarkan pernikahan.

"Apa?"

"Orangtuaku ada di Jepang mereka pasti ingin melihat kita menikah, setelah aku mengurus semuanya dan mendaftarkan pernikahan kita ayo berlibut ke Jepang!"kata Tae joon.

"Hah? Aku sama sekali tak berfikir tentang liburan,"kata Bomi.

"Karena itu, anak-anak pasti akan senang mereka melalui hari berat akhir-akhir ini,"kata Tae joon.

Bomi tampak berfikir sejenak.

"Ayo ambil istirahat agak lama ibukku banyak memiliki kesibukan disana, kita bisa membantunya. Kita perlu melakukan banyak hal menyenangkan untuk diri sendiri,"kata Tae joon,"sedikit menjauh dari Korea mungkin lebih baik untuk anak-anak dan kita,"lanjut Tae joon.

"Baiklah, aku akan mengurus pasport untuk anak-anak,"kata Bomi.

"Pertama-tama kita akn mengunjungi orang tuamu besok, aku harus menyapa mereka bukan?"kata Tae joon yang dijawab anggukan oleh Bomi.

    Tae joon tersenyum puas lalu memeluk Bomi erat, rencana pergi ke Jepang muncul begitu saja dikepala Tae joon. Bersama kakek neneknya Tae dan Joon pasti akan merasa lebih baik. Berlibur juga hal ampuh untuknya dan Bomi. Setelah apa yang mereka lalui. Tae joon ingin mencurahkan semuanya hanya untuk kepentingan keluarganya mulai sekarang.


Jang Nara

Sweet PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang