Eps 4

213 20 0
                                    

Perang pun di mulai.

-------------------- ------

Mily mulai membidik kepala ular yang sebelah kanan. Dan di hitungan pertama, pelatuknya langsung ditarik. Menghasilkan suara yang bisa merusak telinga siapa saja yang tidak terbiasa mendengarnya.

Tepat sasaran.

Ular itu langsung hancur menjadi potongan potongan kecil yang tak beraturan. Tapi, tidak ada darah setetespun yang keluar. Potongan dagingnya pun kering.

'Ada yang aneh.' pikirnya.

Beberapa detik kemudian, Alpa berhasil memenggal kepala ular yang satunya. Dan dengan ganasnya dia menginjak potongan kepala itu sampai retak dan hancur.

Keduanya saling menatap bingung. Mereka tidak menyangka pertarungan ini akan berakhir dengan sangat mudah.

"M..... Kayaknya ada yang aneh deh." ujar Mily sambil berjalan cepat ke arah Alpa.

"Aneh ? Maksudmu aneh kenapa ? Karna kita terlalu cepat menang atau--"

"Bukan ! Kau tidak sadar ya. Ada yang ganjil di sini. Lihat sekelilingmu. Tidak ada darah sama sekali."

"Emang kenapa ? Yang penting kan ularnya mati."

"Bodoh ! Itu artinya sejak awal ular ini memang sudah mati. Dan menurutku, seseorang pasti sedang mengendalikannya tidak jauh dari sini."

Seolah mendengar ucapan mereka, mayat kedua siluman itu perlahan menyatu. Menjadi satu ular besar yang utuh.

Mily mengambil langkah mundur sambil membidik tepat ke arah kepalanya. Tapi ekor Alpa menghalangi jarak pandang bidikan.

"Alpa minggir !"

"Tunggu. Jangan tembak bagian yang sama."

"Apa ?"

"Kau bilang dia di kendalikan seseorang kan ? Cari orang itu. Akan ku urus yang ini." ujarnya serius.

"......He ? Yakin, bisa ?" goda Mily

"Yakin.."

".....terserah lah. Kalau kau mati bilang ya. Akan ku siapkan peti yang spesial untukmu nanti."
Mily langsung melesat menjauh sambil membawa laras panjangnya.

"Oke."

Ular itu menyibakkan ekor besarnya pada Alpa. Untung dia masih sempat mengelak. Dan pohon di sekitar mereka pun hancur karna serangan tadi. Kini giliran Alpa yang memimpin permainan. dia melompat ke arah ular itu. Bersiap membelah bagian tengah kepalanya secara manual dengan cakar.
.
.

Sekilas. Hanya sekilas, setelah kepalanya sudah terbelah menjadi dua, dan terjatuh ke tanah, Alpa sempat melihat cahaya merah keluar dari dalam tanah. Menghanguskan secuil daging ular itu sampai menjadi abu. dan seketika dia langsung paham dengan apa yang sedang terjadi. Mereka harus masuk ke rumah sekarang juga. Sebelum semuanya terlambat.

'Gawat ! Mily !'

Di sisi lain, Mily masih berlari menjauh. Sambil terus melihat radar di jam tangannya. Radar itu hanya berfungsi untuk melacak keberadaan klan ghaib. Untung dia selalu memakainya.
(Kecuali saat mandi) jadi tidak perlu khawatir akan tertinggal di rumah.

Setelah lama berlari tanpa tujuan, Mily berhasil menemukan targetnya. Dia ada di atas atap rumah kosong, dengan papan bertulis kan Terima kos pada pintu depannya

'Ketemu.' gumamnya puas sambil melirik jam tangannya.

Aneh. Radar itu sejak tadi sama sekali tidak bereaksi. Mungkin rusak, atau batrenya yang sudah habis.

Tanpa basa basi lagi, Mily mulai mengarahkan laras panjangnya ke atap. Membidik bagian kepala sasaran, Dan langsung melepas tembakan.

"MILY ! Jangan !"

Teriakan Alpa barusan, langsung membuyarkan konsentrasinya. Tapi untunglah masih tetap tepat sasaran.

Targetnya langsung tumbang dan jatuh ke tanah, melawan berhentinya waktu di dunia. Darah keluar dari kepalanya. Mily menghampiri mayat itu dan mengacuhkan peringatan dari Alpa.

Sedang kan Alpa yang sudah semakin dekat, langsung Menggigit bagian belakang baju Mily dan membawanya pergi menjauh.

"HEY ! APA APAAN KAU INI ?!"

Sambil terus berlari, Alpa melemparnya ke udara, membiarkkan gadis itu berputar dengan lihai dan langsung mengambil posisi duduk di punggung nya.

"ALPA ! KAU ITU KENAPA SIH !" Bentak Mily kesal.

"Yang kau tembak tadi bukan angota klan ghaib"

"Ha ?"

"Klan ghaib tidak sebodoh itu untuk membiarkanmu menembaki salah satu anggotanya dengan mudah."

"..... A. Apa ?"

"Dan yang mengendalikan ular itu bukan siapa siapa. Dia tidak punya darah, mungkin itu karna darahnya memang sudah diminum klan ghaib sendiri sebelumnya."

"........ ?! "

"Kita dalam bahaya jika tidak segera masuk ke rumah."

"Kenapa ?"

"Karna Sejak awal si Diandra Tidak menyuruh kita untuk bertarung dengan siluman itu. Tapi mengambil bola matanya saja."

"Lalu ?"

"Firasatku mulai buruk Mily...."

".........."















Holla yo.....
Thanks udah baca ceritaku...

Be like and coment guys....

See you too next eps......

My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang