Eps 25

113 13 0
                                    

Sayup sayup Mily mendengar bisik obrolan mereka dari balik pelindung.

"Kalian boleh keluar. Mari lanjutkan perjalanan ke kakek"
____________________________


Sebenarnya perjalan menuju Distrik tempat kakeknya bertugas juga terbilang sangat jauh. Apalagi di kegelapan malam seperti ini. Andai waktu perang di mulai di pagi hari. Di mana masih ada sinar matahari yang akan menunjukkan jalan kepada mereka.

Mereka semua bisa saja saling bahu membahu untuk memberi tumpangan pada anggota yang lebih lemah. Tapi berhubung persedian Fhu juga Penting di jaga kapasitasnya, maka mereka semua lebih memilih berubah wujud ke manusia dan berjalan kaki saja. Sesekali beberapa siluman yang masih kecil itu merengek kecapekan dan minta untuk istirahat sejenak.

'Ini akan makan waktu lama' batin Mily setelah menjalani sesi istirahat untuk yang ke 5 kali nya. Seseorang harus bertindak di sini. Ingin rasanya dia mengatakan hal itu tapi takut menyinggung para siluman yang masih kecil lainnya. 'Mungkin aku harus berkeliling sebentar nanti.'

Setelah semua tertidur lelap, Mily menyelinap keluar dari kerumunan dengan perlahan dan berusaha tidak menimbulkan suara apapun. Sebenarnya sudah ada aturan untuk tidak tidur saat perang masih berlanjut. Tapi karna separuh jumlah pasukan Mily itu masih anak anak, mungkin dia juga harus bersabar saat menangani mereka.

"Mily"

Langkahnya terhenti. Itu Alpa.

"Ya ?"

"Telurnya masih kurang matang dasar bodoh..."

Dia mengigau rupanya. Mily hampir menamparnya karna tidak terima di bilang bodoh. Tapi.... sebelum niat mengambil tindakannya melunjak, 'Benar. Aku harus pergi.'

Dan gadis itu pun berlalu meninggalkan pasukannya.







Buku.
Yang Mily butuhkan saat ini adalah buku mantra. Kalau smartphone nya masih menyala, mungkin yang dia butuhkan bukan buku tapi wifi. Mengunduh mantra lebih cepat daripada harus mencari di buku kan. Apalagi kalau buku itu entah berserakan di mana sekarang.

Distric 7 terkenal karna berbagai mantra luar biasanya. Dan rumor bilang kakeknya bertempat lahir di sini. Orang hebat seperti itu terbentuk dari lingkungannya ya kan ?. Inilah lingkungannya Jadi pasti (semoga) masih ada beberapa buku mantra hebat yang tersisa di perpustakaan balai kota yang sebelumnya di sembunyikan.

Mily tidak berniat mencurinya. Dia hanya ingin membacanya sebentar di tempat. Kali aja dia bisa menemukan mantra yang bisa membuat jalan pintas menuju kakeknya.

Samar samar terdengar suara derap kaki mendekat. '50 ? Ah... Bukan 100 lebih. Aku harus sembunyi'

Lagi pula Mily juga sudah hampir di balai kota. Jadi lebih baik dia bersembunyi di situ.

Di balik reruntuhan tembok balai kota, Mily dapat melihat dengan jelas ratusan  pasukan hitam Diandra. Beberapa berbentuk manusia dan ada juga yang berwujud siluman. Dia tidak yakin itu jenis apa karna keadaan masih cukup gelap saat ini. Diandra sudah mati di tangan Alpa. Alpa adalah peliharannya, berarti boleh diartikan kalau Diandra mati di tangan Mily. Pasukan yang sedang berlari melewati reruntuhan balai kota begitu saja itu tidak lagi memiliki pemimpin sekarang. Lalu mau kemana mereka ?. Tidak mungkin mereka mundur secepat itu kan.

"Oi "

Mily sontak kaget saat menyadari Alpa sudah ada di belakangnya.

"Bagaimana kau--"

"Ssttt.... Keadaan nya memburuk."

"Apa maksudmu ?"

"Pasukan Siluman kita di culik oleh klan ghaib. Masih baik aku bisa kabur tadi."

"Tapi pasukan Diandra yang ku lihat tadi itu tidak bersama pasukan kita. Apa maksudmu menculik ?"

"Apa kau bodoh ! Yang kau lihat tadi itu jelas bukan pasukan Diandra. Mereka pasukanmu sendiri !."

"Me. Mereka ? Jangan jangan dihipnotis !"

"Dan apa yang kau lakukan di sini ! Ayo kita susul mereka !"

"Tunggu. Bantu aku cari buku."

"Buku apa lagi sih ! Kau tau, ini semua ulah kakekmu ! pasukan siluman lain dari seluruh Distrik sekarang berkumpul di Distrik 17."

"Dari mana kau tau ?"

"Lonceng kepemimpinam baru saja di bunyikan menggunakan menara radio di distrik 17. Hanya para siluman yang bisa mendengarnya. Bersyukurlah karna aku memakai headset tadi. Dan Kau pikir siapa lagi yang punya lonceng kecil itu selain kakekmu."

"Apa maksudmu ?"

"Kakekmu di rasuki roh Diandra !"

DEG !
Lagi lagi Diandra ! Batinnya. Wanita itu sudah mati pun masih saja merepotkan. Rencananya untuk mencari buku langsung  lenyap. Di gantikan dengan Rasa penasaran terhadap apa yang diinginkan Diandra.

Mily memunculkan kembali box kaca berisi otak manusia wanita itu dari dalam tanah. Kalau di lihat dari situasinya, sepertinya Diandra memang pemimpin pasukan klan Ghaib yang resmi. Tapi pemimpin yang satu ini berbeda. Karna sejak awal sepertinya dia bukan menyerang untuk mencari tumbal. Tapi untuk bola mata ular itu. Sebenarnya untuk apa benda menjijikan itu ?

"Mari cari tau soal Diandra. Dan apa yang dia inginkan."

"Tapi kita tidak punya alat alat yang mendukung."

"Kali ini,--" Mily mengeluarkan kubus besinya. Merasakan tekstur licin dan dingin di sana. Dia merindukan senjata laras panjangnya yang super hebat itu. Senjata yang untuk pertama kalinya dia gunakan saat keadaan berubah menjadi sangat genting. 'Kapan aku bisa menggunakannya lagi ya ?'

"Mily ?" tatapan bingung Alpa yang tersamarkan oleh gelap itu mebuatnya tersadar. Dan langsung mengubah kubus besinya menjadi box hitam berukuran sedang. "Mari kita gunakan ini"

"Apa itu ?"

"Jangan membuatku menjelaskan fungsi benda ini seperti Doraemon. Masukkan saja bongkahan lendir (otak) itu ke dalam box ini"

Alpa menurut.
Box hitam itu kembali di tutup setelah otak diandra masuk ke dalamnya. Dan Mily mulai merubahnya kembali menjadi kubus besi. Benda berlendir itu seolah di telan begitu saja oleh kubus besi kecil miliknya.

"Lalu ?" tanya Alpa.

"Lihat ini"

Mily membanting kubus besinya dan asap hitam pun keluar bersamaan dengan sosok diandra.

"Diandra ?!"

Alpa langsung menggerang seperti serigala.

"Tenanglah. Itu hanya boneka tiruan Diandra. Kita bisa tanya apapun seputar Diandra itu padanya."

Alpa menatap majikannya bingung. "Sejak kapan kau mulai pintar ?"

"Cih. Kalau begitu kau duluan yang menanyakan sesuatu padanya."

"Oke. Diandra..."

[Ya ?]

"Apa kau suka padaku ?"

'Apa ?!' 
"Oi ! Pertanyaan macam itu "

[Benar.]

"A. Apa ?!! Ini serius Alpa ! Kenapa kau malah menayakan hal bodoh seperti ini !"
























Yuhuu haiii..... 😘😋
Ku sudah menepati janjiku untuk UP tiap hari guys..... 😵























Ya..... Itu buka beban sih.... Because, sebenarnya cerita ini sudah tamat. Jadi aku tinggal UP cerita dari stock yang sudah ada. 😳😅




















Sekarang diriku ini sedang mengerjakan cerita lain. Judulnya (masih rahasia) 😂😅. Tapi yang pasti ku UP di wattpad kok. (Di mana lagi emang😂😯)


























Oke.....
























See you next eps..... 👋👋

My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang