Eps 7

168 18 0
                                    

Tepuk dan sorak dari semua anggota klan menggema di seluruh penjuru ruangan. Termasuk Alpa yang sudah memangku si maskot tadi. Sepertinya dia yang paling banyak bersorak untuk Mily.

Baru Pertama kalinya dia mengalami hal yang sedahsyat ini. Kaki dan tangannya saja sampai terasa lemas.

"Selamat ya. Kau adalah pewaris tunggal sekaligus ketua klan penjaga siluman yang terakhir." bisik kakeknya.

"Terakhir ?"

"Akan ku jelaskan nanti."








11.05

"Terakhir ?" Alpa mengerutkan keningnya.

Saat ini mereka sedang duduk di bawah pohon, taman belakang markas. Sengaja memilih tempat itu agar chise
(nama si serigala kecil-maskot) bisa lari larian dengan bebas. Padahal seharusnya sejak tadi dia sudah hilang bersama temanya yang lain.

"Ya. Kakek tadi bilangnya gitu." balas Mily sambil menyandarkan punggung nya ke pohon. Gak peduli ada semut atau nggak.

Untungnya sih gak ada.

"Kau tidak tanya langsung padanya ?"Alpa ikut bersandar di samping Mily.

"Sudah. Tapi dia bilang 'akan ku jelaskan nanti'. Tapi yah, kau tau setelahnya, kakek kembali masuk ke tirai itu dan aku sama sekali tidak bisa bicara dengannya lagi."

"...... Apa karna mau perang ya." gumam Alpa.

"A. Apa ? Kau barusan bilang apa ?"

"Kau tau kan sebentar lagi bulan purnama yang ke 13 tahun ini. Waktu di seluruh dunia akan berhenti dalam durasi 24 jam penuh. Masa lupa sih."

"Hm......Benar juga. Mungkin kita harus nunggu kakek sampai dia menjelaskannya sendiri nanti. Aku sudah menelfonnya--"

Bruk !

Chise tiba tiba lari dan meloncat ke arah Alpa sampai laki laki itu sendiri terkejut dengan kedatangannya.

"Chise ada apa ?"

"......Jaga Mily baik baik Alpa." - Chise.

"WHAT !!. wow... Aku tidak percaya ini. Kau bisa bicara ?" Mily langsung merangkak mendekat.

Sedangkan Alpa masih tertegun dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Dia masih tidak percaya kalau hewan ini sedang berbicara padanya.

Mungkin Alpa lupa kalau dirinya juga hewan. Siluman terpilih tepatnya.

"Dia majikanmu. Dan kau menyukainya. Jangan pernah sangkal hal itu." - Chise

Setelah bicara seperti itu, Chise pun menghilang. Menyisakan sedikit kilau kelap kelip di sekitar mereka. Keduanya menelan ludah. Dan saling menatap satu sama lain.

Di pihak Mily, Dia Menuntut penjalasan yang pasti soal ucapan serigala kecil barusan.

Sedangkan di pihak Alpa--yang tau arti tatapan mata dari gadis yang ada di hadapannya ini--Bingung harus memberi penjelasan macam apa.

"...... Kau pasti punya penjelasan yang lebih masuk akal kan." ucap Mily penuh tuntutan.

"Tidak. Ah, maksudku ya."

"Jadi ?"

".........Chise benar"

"Ha ?

"Aku menyukaimu."

"...... Oh. "

"Oh ? Hanya itu responmu ?"

Mily melirik tajam pada Alpa. "Kau mau aku merespon seperti apa ? Ha ?"

Dan, laki laki itu pun hanya bisa diam sambil menunduk pasrah. Mungkin indra serigalanya akan tumpul selama beberapa menit karna syock.

Sekitar 15 menit kemudian, kakeknya datang bersama laki laki yang jauh lebih muda darinya. Di lehernya teradapat kalung segel. Itu partner barunya.

"Ha ha.....Maaf nunggu lama. Si chise tadi mana ? Udah balik ?" sapa kakeknya yang mulai duduk di depan mereka berdua.

Begitu juga dengan partner barunya yang tampan itu.

"Ya. Dia menghilang setelah memberi tauku rahasia Alpa." balas Mily datar.

Seketika Alpa menunduk.

"Rahasia ?"

"Alpa selama ini menyukaiku."

".......oh"

Singkat padat dan jelas. Jawaban kakek Mily ternyata sama persis dengan jawaban cucunya tadi. Mungkin efek gen kali ya.

Sambil melihat ke arah Alpa yang masih menundukkan kepala, Mily mulai mengelus kepalanya. Perlu di akui, Akhir akhir ini sikapnya kurang baik pada Alpa.

"......Hey, tidak ada aturan yang mengatakan kalau kalian para siluman tidak boleh jatuh hati pada majikannya sendiri kan ? Jadi kau bebas menyukaiku." ucap Mily.

Alpa mulia menegakkan kepalanya lagi.
"..... Maaf karna sudah menyukaimu."

"Kumaafkan."

Kakek yang tidak terlalu pagi duli dengan suasana macam ini, langsung mengambil alih topik.
"Oke ! Kita kembali ke topik utama. Ada yang ingin kau tanyakan ?"

Mily dan Alpa saling menoleh satu sama lain. Dan menganggukkan kepala mereka tanda paham. Sedangkan si partner baru itu hanya menatap meraka berdua aneh.
'Mereka saling paham satu sama lain hanya dengan anggukan kepala ?' pikirnya.

"Sebelumnya, aku mau tanya. Dia--yang duduk di samping kakek-- namanya ?"

"Dia Riko. Partner baru yang pernah kuceritakan padamu tempo hari. "

"Ada pertanyaan lain yang mengganjal otakku dari tadi. Sejak kapan kakek jadi ketua klan penjaga ?"

"Sekitar.... M..... 19 tahun yang lalu. Kakek tidak memberi taumu karna Andrew Dan Fera melarangnya."

"Andrew ? Fera ? Siapa lagi itu ?"

Kakek mengerutkan keningnya bingung.
"kau tidak tau nama orang tuamu sendiri ?"

"...... Orang tua ? Oh..... "

"Pertanyaan lain ?"

"Soal yang kakek bilang tadi di markas itu...... Apa apaan coba ! Masa iya aku yang di pilih jadi ketua klan penjaga siluman ! Yang terakhir pulaaa !! "

"Du duh..Sabar...... Yang memilihmu kan bukan kakek. Tapi para maskot. Dan soal 'yang terakhir', untuk saat ini, anggap saja seperti itu. Sebentar lagi kan ada perang besar. Jadi seandainya, jika tidak ada yang selamat nanti, kau masih bisa tetap hidup dengan pangkatmu itu. Fhu milikmu juga sudah diperbarui. Lagi pula anggota lain juga setuju kan."

"Hahhhhhh...... Kapan perang itu ?." tanya Alpa.

"Besok malam."

". . . . . " keduanya terdiam.
























Hola yo......
Thanks dah baca my cerita.

Be like and coment ya.....
See you too next eps guys....




#sekarangjam14.11

My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang