Eps 20

127 9 0
                                    

"Sudah. Aku hanya butuh sample rambutmu."

"Buat ?"

"Nurut aja napa sih."
_________________________

Mily mencabut sehelai rambut Alpa dan menerbangkannya di udara.

"Apa sih rencanamu ?" desak Alpa yang mulai panik dengan serangan Diandra yang makin menjadi.

"Diamlah."

Mily mengangkat laras panjangnya.  mengubahnya menjadi alat pemanah. Dan mulai Membidik ke arah sehelai rambut  yang terbang di udara bagai potongan benang panjang tertiup angin.

Hitungan mulai.
'Satu.... Dua.... '

Tepat di hitungan ketiga anak panah mulai di lepaskan. Dan tepat mengenai sasaran.
Mily menarik nafas panjang. Bersiap membacakan sisa mantra dengan suara lantang.

"Menyebar bagai angin. Turuti perintahku. Musnahkan semua musuh sesuai persentase Fhu milikku !"

Seketika kabut putih menyembur dari anak panah Mily yang mengenai sehelai rambut Alpa tadi dan menyebar dengan sangat cepat. Kabutnya begitu tebal hingga serigala raksasa itu harus berteriak untuk memanggil majikannya yang entah di mana sekarang.

"Oi. Gak usah teriak." celetuk Mily
Ternyata dia sudah duduk manis di punggung Alpa.

Sambil sedikit menyingkirkan kabut yang ada di sekitarnya dengan pusaran angin kecil (biasanya dibuat nyapu halaman) agar tidak terlalu mengganggu mata dan pendengaran, dia menyandarkan tubuhnya ke tengkuk alpa alih alih memeluknya hangat.

Sekarang mereka terkesan seperti terkurung dalam tabung kaca yang berada di tengah tengah kabut tebal dengan diameter yang terbilang cukup luas.

"Sejak kapan kau naik ?"

"Barusan."

"Lalu ?" pancing Alpa.

"Ini kabut pembunuh milikku. Dia akan hilang saat tugasnya selesai. Anggap saja ini jam istirahat perang bagi pihak kita. Sekalian isi ulang Fhu."

"Berapa banyak fhu yang kau gunakan untuk benda ini ?"

"15% sisa 5% untukku hidup."

"Tunggu. Bukankah tadi fhu mu tinggal..."

"Aku menyerap separuh dari jumlah Fhu mu. Karna tadi ku lihat persediaanmu cukup banyak, jadi ku ambil 30%. Kau masih punya 30%."

"Trus ?" saut Alpa datar.

"Karna aku punya luka yang cukup parah di bagian lengan atas, jadi secara otomatis fhu nya berkurang 10% untuk memyembuhkan luka itu. Udah sembuh sekarang. Dan tersisa 20%. Lalu berkurang lagi 15% karna digunakan untuk memanggil kabut ini dan sisa terakhirnya adalah 5%. Jelas ?"

"Kau meyerap Fhu ku tanpa ijin. Itu faktanya." sinisnya.

"Ayolah Alpa.... Kau tak perlu semarah itu." bujuk Mily.

Dia menghembuskan nafas kasar. "Kenapa ya kok rasanya susah banget emosi ke majikan"

"Dih. Tapi Al."

"Ya. ?"

"Kabut ini hanya akan membunuh 15% dari jumlah anggota klan Ghaib. Jadi masih banyak yang tersisa."

"Pikir nanti. Yang penting berkurang. Oh ya, kau butuh rambutku tadi untuk apa ?"

"Rambutmu itu untuk sample tingkat kekuatan dan daya sebar kabut hitam beracunmu. Singkatnya, kabut ini adalah pencerminan dari dirimu. Semua musuh (klan ghaib. Hanya klan Ghaib) yang terjebak kabut ini akan di manipulasi penglihatannya dan di buat bertarung sendiri seolah sedang bertarung denganmu. Walau cuman ilusi, tapi serangannya beneran asli kok. (Dulu udah pernah coba sendiri) Dan anak panahku tadi fungsinya sudah jelas kan,... Benda tajam itu untuk memperkuat kekuatan duplikatmu menjadi 10 kali lipat dari aslinya. Keren kan....."

"Jadi....... Duplikatku itu hanya bisa di lihat oleh musuh yang terkena kabut ini ?"

"Yup !"

"Termasuk kau juga tak bisa melihatnya ?"

"Ya. Aku tak bisa melihatnya. Toh melihatmu saja sudah sama seperti melihat makhluk duplikat ciptaanku. Bedanya, yang satu ini lebih nyata."

"Berapa lama lagi waktu yang tersisa ?"

"Ha ha ha ha..... Gimana sih. Waktu di dunia kan lagi berhenti." gurau Mily.

"Serius." sautnya

"Duh.... Iya deh iya. Waktu yang tersisa tinggal.... M..... Berapa ya... Nggak tau."

"Oh"

".....Kau marah al ?"

"Ssttt.. Ada yang mendekat."

Tak lama kemudian Mily juga mendengar hal yang sama. 'Anggota penjaga lain ? Nggak mungkin lah.' pikirnya. Secara kan.... Saat ini anggota klan penjaga siluman dari distrik 1 udah nyebar semua (entah kemana). Bahkan di menit pertama perang tadi (kabur mungkin). Satu satunya klan penjaga dari distrik ini hanyalah Mily seorang. Itu pun dia bukan anggota. Tapi ketua.

Perlahan mulai terlihat gadis cantik berambut panjang dari balik kabut. Dia  langsung menghela nafas lega saat melihat Mily.
"Ternyata ketua ya.... Hahhh aku lega kalian bukan klan ghaib."

Sejenak keduanya berusaha mengingat sosok tak asing ini. 3 detik, 5 detik, mereka pun sadar kalau tamu mereka bukanlah perempuan tapi laki laki. Aru !.

"Dan aku tau kalau kabut putih ini pasti hasil dari--entah apa--perbuatanmu kan. Jadi ku ucapkan terimakasih. Kami semua  bisa istirahat sejenak untuk memulihkan fhu berkat kabut ini." jelasnya penuh penghormatan pada Mily.

"......kau... Aru kan ?" tanya Mily.

Raut wajahnya berubah kesal.
"Cih. Jadi kalian baru sadar kalau ini aku ?"

"Ya." saut mereka berdua bebarengan

"........ Aku lelah. Apa aku boleh duduk nona ?" tanya Aru dengan aksen yang di lebih lebihkan.

"Apaan nona nona !"

"Ampun deh kasarnya.... Bercanda dikit aja udah marah" balas Aru sambil merosot duduk di jalanan aspal yang berdebu.

'Aspal (?)' Mily bahkan baru menyadari keadaan sekitar bahwa mereka bertiga saat ini sedang berada di jalan Raya dua arah antar distrik. Uniknya, jalanan ini justru mengarah langsung ke tembok pembatas. Dan untuk orang yang jarang keluar rumah macam Mily, merupakan hal luar biasa untuknya mengetahui kenyataan ini. Kenyataan bahwa setiap orang yang ingin berpergian keluar distrik lewat jalan ini ternyata harus merapal mantra agar bisa menembus dinding. Bahkan untuk kaum manusia sekalipun.

'Tunggu dulu...'

Sekelebat ide mulai menggerakkan daya pikirnya. Dan tanpa ragu langsung menjabarkannya lewat kata kata.

"Alpa."

"Ya ?"

"Panggil semua siluman kemari.". Ujar Mily.

"Apa ?"

"Turuti saja. Aku ada ide."
























Akhirnya diriku up juga.... 😭 setelah sekian lama mengalami problematika kehidupan yang menyayat pikiran ini akhirnya diriku bisa up lagi cerita MY APLA.



























Makasih bagi yang masih mau baca dan berkomentar ini itu. Positif or negatif. Ku terima semua demi kesejahteraan negara //apaansih























Besok aku up lagi.




















Semoga sih.
























Oke lah see you next eps.

My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang