Eps 22

124 11 0
                                    

"Apa aku juga harus berubah ke--"

"Kecuali kau." saut Mily cepat.

"Kenapa ?"
_________________________________

"Jangan mempertanyakan perintahku."
Aku tak mau anak semanis dirimu terlibat.

Seketika Aru Diam.

Sesuai perintah, para siluman itu melakukan apa yang sang ketua katakan.
Mily berjalan cepat mendekati salah satu dari mereka yang sudah berkumpul di depan. Siluman Angsa putih.
"Apa Fhu kalian sudah pulih ?"

Dia mengangguk. "Rata rata dari kami sudah bisa terbang sekarang."

"Bagus. Kalian yang belum bisa berubah ke wujud manusia, naiklah ke punggung teman teman kalian yang ada di depan. Pastikan juga ukuran tubuh kalian layak untuk di tompang mereka !"

Selagi mereka mengangguk dan mulai melaksanakan perintahnya tanpa protes sedikit pun, Mily memberi instruksi selanjutnya.

"Untuk kalian yang sudah berubah wujud menjadi manusia, merapatlah Aku akan katakan rencananya. Ayolah... Bergerak cepat cepat cepat !!.... Kabutnya sudah semakin tipis. Setelah ini pasti akan ada pasukan klan ghaib lain yang menyerang."

"Mily.." panggil Alpa.

"Apa !"

"Boleh aku ke wujud manusia sekarang ?"

"Gimana sih Al ! Tadi kan aku nyuruhnya emang gitu !"

Alpa menghembuskan nafasnya perlahan. Dia nampak sedang menahan emosi. "Mily sayang.... Kalung segelku mana ?" ucapnya penuh nada kelembutan yang menggelitik.

"Iya juga. Maaf maaf."

Mily membacakan mantra lain untuk membuat kalung segel baru. Yang lama entah ada di mana sekarang.
"..... Nah."

Kalung segel sudah terpasang. Dan Alpa perlahan berubah kembali ke wujud manusianya. "Trimakasih." ucapnya.

".........Alpa."

"Ya ?"

Tiba tiba Mily langsung  menghambur ke pelukan partnernya.
Eh ?.... "Mily ?"

"......bagaimana kalau kita kalah...." lirihnya.

Alpa hanya diam alih alih  mempererat pelukannya, menenggelamkan gadis mungil itu dalam kehangatan.
"Mily.... Kalau kau seperti ini Fhu ku bisa bisa berkurang drastis karna menahan sakit." bisiknya miris. Aku ikut tersiksa jika kau saja sedih.

"...Apa ?"

"Aku akan merasa sakit jika kau sedang merasakan takut. Makanya...." Alpa melepaskan pelukannya. "Jangan sedih lagi ya."

Mily mengadah untuk menatap partnernya yang masih jauh lebih tinggi darinya.
"Maaf. Aku hanya terlalu tertekan."

"Bisa kau berjanji satu hal padaku ?"ucap Alpa

"Apa ?"

Tatapan matanya menajam. "Jangan pernah jauh dariku !"

"..... Aku janji."

7 menit kemudian, semua rencana sudah tertata rapi.
• mendahulukan mereka yang lemah untuk pergi lebih dulu ke luar Distrik bersama para siluman bersayap. Agar tak menambah daftar korban
• sebagian siluman kuat atau sebut saja 'sisanya' ikut membantu selagi masih sempat.
• setelah bola mata ular itu di tangan Mily, barulah mereka pergi menyusul yang lain.
• pergi ke luar Distrik untuk memberi bantuan pada penjaga klan yang lain. (Alih alih kabur karna persediaan Fhu makin tipis)
• selanjutnya, cari kakek !.

Kabut putih mulai menghilang. Dari kejauhan terlihat gerombolan musuh yang  siap untuk FIGHT di ujung jalan dan Diandra ada di antaranya. Diandra yang asli. Bola mata ular itu juga ada di tangannya. Ku bunuh kau nanti penghianat !!!!!.... . Mily mengangkat salah satu tangannya untuk memberi tanda pada mereka (para siluman bersayap) agar  mulai terbang ke luar Distrik lewat bagian atas tembok pembatas. Membawa serta siluman lain yang lebih lemah. Sedangkan sisanya, yaitu mereka yang sudah bisa berubah wujud ke bentuk manusia, di minta tetap bersama Mily untuk bantu rebut kembali benda konyol itu. Bola mata ular.

Alpa hanya membuang nafas kasar saat menangkap tatapan Mata Diandra yang menusuk lurus padanya. 'Kayaknya makin susah nih' (- _-)

Setelah laras panjang Mily siap di tangan, juga aura hitam beracun milik Alpa yang sudah dirubah menjadi pedang, sang ketua pun memberi isyarat kepada seluruh--sisa--pasukannya untuk menyerang.

Begitu juga dengan pihak musuh. Berbagai seruan semangat pantang mundur dari mereka bagai dengungan lebah lebah yang marah. Dan Mily menganggapnya seperti suara dari orang orang yang lupa betapa pentingnya Fhu bagi kehidupan (udah siap mati_-). Mily dan Alpa mulai menyusul setelah 3 detik pasukan yang lain berlari lebih dulu.

Derap kaki ratusan pasukan dari kedua belah pihak, menggetarkan seluruh dataran Distrik 1. Debu dimana mana. Semua berlari menghadap Musuh dengan wujud manusianya. Fhu akan lebih tahan lama kalau di gunakan berperang dalam wujud manusia.

Sedangkan Alpa dan Mily berlari di belakang mereka. Sengaja memperlambat lari agar tatanan rencana bisa berjalan dengan baik. Keduanya sepakat untuk  fokus hanya pada Diandra. Dan para siluman lain yang telah berlari lebih dulu berfungsi sebagai pemberi jalan untuk sepasang partner itu.

Tak butuh waktu lama, jarak antara Diandra dan 2 musuh utamanya--entah dia sadar atau tidak kalau diincar--semakin menyempit. Alpa berlari lebih cepat dari Mily. Dan tanpa ada aba aba dari siapapun, dia langsung mengayunkan pedang tepat mengarah pada Diandra. Sisa tanah yang hancur akibat aura pedang Alpa tadi menghalangi jarak pandang Mily. 

'Sial !!! Apa kau lupa aku di belakangmu !!!.' gerutunya. Mily berhenti sejenak untuk memulihkan matanya yang kelilipan.

Sampai saat di 5 detik kemudian, 'iya juga !!' dia ingat kalau matanya punya penglihatan magis.

Alpa sabar menunggu debu itu hilang agar dia tau bagian tubuh mana dari Diandra yang masih utuh. Kepercayaan dirinya meningkat bersamaan dengan rasa puas setelah debu itu menipis, Tak ada yang tersisa dari Diandra. Tidak secuil pun.

"Hm. Kerja bagus diri sendiri. Aku bangga denganmu." ucapnya.

Tapi... Dia salah.
"ALPAA !!"

'Mily !?'. 



















































Ye ye.... Up lagi. Ye ye... Up lagi.




































Ye ye..... mau ending. ye ye...... mau ending
































Besok ku up lagi.



























       🌌See next eps guys..... 🌌

My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang