Eps 11

163 13 0
                                    

08.10

Untuk yang kedua kalinya Mily memilih istirahat. Dia tidur terlentang di taman halaman depan rumahnya. Mungkin kegiatan olahraga jogging di hentikan dulu hari ini. Daun daunan dari kedua pohon mangganya yang mengering dan terjatuh ke rerumputan halaman rumah baru saja dia bersihkan dengan cara yang bahkan kau sendiri tidak dapat menebaknya. Tiup. Itu cara Mily menyingkirkan semua dedaunan kering yang berserakan tadi. Kok bisa ?. Ketua mah bebas. Asalkan kemampuan membaca mantra rumitnya sudah mencapai tingkat S mah apapun bisa dia lakukan.

Sudah satu jam lebih Mily berlari keliling komplek. Menyingkirkan segala penat pikirannya tentang perang nanti malam. Ya, ini pertama kalinya dia melakukan rutinitas yang biasanya hanya dilakukan di hari minggu bersama Kakek. Padahal tadinya jadwal jogging di hari libur sudah di coret dari daftar kegiatan sejak kakek di pindah tugaskan keluar distrik.

|Kebiasaan/rutinitas, pada dasarnya memang sulit di hilangkan.|

Perlahan Dia mulai bisa merasakan kakinya kembali. Setelah beberapa menit yang lalu Mily merasa kedua kakinya telah putus saking capeknya. Jogging bersama kakek dan Alpa di hari libur sebelumnya tak pernah terasa selelah ini. Apa karna dia sendirian ya ?.

Saat matanya mulai terpejam karna lelah, indra pendengarannya pun makin aktif. Terdengar suara Alpa dan siluman lainnya yang ada di dalam rumah.

"Hei ! Jangan berebut ! Kalian akan dapat jatah makan masing masing." ini alpa

"Aku lapar.. " "apa makanannya cumam segini ?" "ini bukan porsiku" "aku mau piring yang warna biru" "dimana sumpitku" "aku mau menu yang lain" "minumku mana" "kau menggorengnya terlalu lama" "apa ini rasa coklat ? Tapi kok pahit" "tehku rasanya aneh" "aku mau sup jagung" "Alpa. Ada yang ingin ku bicarakan padamu."

DEG !

Seketika Mily bagun dari tidurnya dan langsung melesat ke dalam rumah. Yang terakhir Itu tadi adalah suara Andyn. Apa yang mau dia bicarakan pada Alpa ?

Mily sampai di ruang tamunya yang luas. Dan langsung berteriak memanggil partnernya.
"ALPA !" Tapi tidak ada respon sampai dia mengulangi panggilannya yang kedua. "ALPA !"

Alpa berlari panik ke arah Mily. Nafasnya sampai tersenggal senggal saking paniknya. Kau tau, suara majikannya barusan menggema ke seluruh penjuru rumah.

"Ada apa ?"

Andyn berlari menyusulnya dari belakang. Dia yang tak mau partnernya di dekati oleh kelinci jadi jadian ini reflek menarik Alpa ke belakangnya dan menghadang gadis kecil itu agar tidak meneruskan langkahnya.

"Mily ?" Alpa bingung dengan sikap majikannya.

"Ada apa ? Kenapa kau berteriak ?" tanya Andyn sok polos.

"Ku dengar kau punya hal yang harus di bicarakan dengan Alpa. Aku ingin mendengarnya juga." sergah Mily.

".... Ja. Jadi.... Ah, Ini bukan urusanmu Mily."

"Alpa partnerku. Jadi aku berhak mencampuri urusannya. Terlebih urusanmu."

"Kau hanya majikannya."

"Tuh tau......."

"Kami sudah berteman lama bahkan sebelum dia di rekrut menjadi partnermu--"

"--Bicarakan saja apa yang ingin kau bicaran pada Alpa tadi." potong Mily.

"......... Gak jadi deh. Perutku terlalu kosong untuk bertengkar denganmu. Jadi mungkin lain kali." setelah itu Andyn kembali ke dapur bersama yang lain.

Alpa membalik paksa tubuh Mily. Dan berlutut untuk mengimbangi tinggi badannya. "Kau itu kenapa sih ?"

"......."

My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang