Eps 5

203 17 1
                                    

"Firasatku mulai buruk Mily...."

".........."

------------- -------


Mereka sampai di depan rumah. Dan Mily turun dari punggung Alpa. Membacakan dengan cepat mantra pengubah wujud padanya dan tepat setelah Alpa sudah kembali ke wujud manusia, kalung segelpun terpasang di lehernya.

Keduanya langsung berlari masuk ke rumah. Mengunci pintu, lalu Mengintip keadaan luar lewat jendela.

"Sebenarnya ada apa ?" tanya Mily.

"Fyuhh syukurlah masih keburu. Nah sekarang lihat !"

Perlahan muncul cahaya merah dari dalam tanah, di sepanjang jalanan komplek. cahaya itu bagai menghilangkan grafitasi bumi. Menerbangkan semua benda (apapun itu) yang ada di jalurnya, termasuk bangkai siluman tadi ke udara. Dan dalam hitungan detik, langsung menghangus leburkan kan segala yang di terbangkannya sampai menjadi Abu. Hanya tersisa 2 bola mata sebesar bola basket yang menggelinding ke samping gerbang.

Mily tersentak kaget dari balik jendela. Untuk Pertama kalinya dia melihat hal segila ini. Bagaimana bisa jalanan yang hampir setiap hari dia lewati itu ternyata bisa mengeluarkan cahaya merah mematikan ?

"Ini lah yang ku maksud. Diandra sama sekali tidak menyuruh kita untuk bertarung. Tapi menyuruh kita untuk menunggu sampai hal ini terjadi. Lalu membawa barang yang dia inginkan besok ke markas 13.

Semua ini hanyalah sistem perlindungan rumah mu yang mungkin di pasang oleh anak buah Diandra sendiri. ....Dan seharusnya kau yang mendapat pesan itu menyadari hal ini lebih cepat dari ku kan !." Alpa menoleh padanya.

"........"

"Mily ?"

"......"

Gadis itu masih agak syok dengan kenyataan bahwa yang terkena tembakannya tadi ternyata bukan anggota klan ghaib. Tapi orang lain.

Dadanya terasa sesak. Dia kembali teringat dengan darah yang keluar dari kepala korbannya tadi.

".......Alpa." lirihnya.

"Ya ?"

"Jadi yang ku tembak tadi siapa ?" Mily terduduk lemas.

"....... Ini bukan sepenuhnya salahmu."

".......Dia cuman manusia biasa ?" ulang Mily

"..... Iya."

"......"

"Hey. ini bukan salahmu. Kau kan tidak tau. Lagi pula hanya maling yang berada di atap rumah pada malam hari. Jadi setidaknya kau sudah sedikit membantu tugas polisi "

Mily mangacuhkan ucapannya dan mengubah laras panjang miliknya itu kembali ke bentuk awal. kubus besi kecil.

"Aku ngantuk. Kau saja yang memungut mata ular itu. Aku mau tidur."

Dan dia pun berlalu ke kamarnya. Alpa hanya bisa diam. Jelas sekali kalau Mily merasa bersalah dengan perbuatannya tadi.

"Mungkin aku harus menghiburnya."


My Alpa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang