"Kenapa kau begitu serius sih?"
Pryce berbicara pada Chavalier ketika tiba waktunya mereka makan siang. Chevalier menatap keempat kawannya. Ia pun meletakan sendoknya. "Aku hanya merasa banyolan kalian keterlaluan. Itu saja." Jawab Chavalier.
"Kenapa? Biasanya kau tak pernah peduli dengan orang lain, Val." Logan menatap Chavalier dengan tatapan curiga. "Apa kau pernah bertemu dengannya?"
"Aku? Tidak pernah."
"Tapi.." Kali ini, Georgio ikut menanggapi obrolan mereka. "Bukankah gadis itu sangat cantik? Well, dia memang gadis biasa tapi dia cantik. Aku mau saja menjadikannya gadisku." Tambah Georgio.
Hugo dan Pryce melempar daun selada ke wajah Georgio. "Gadismu, huh?" Ejek Hugo. "Lalu bagaimana dengan Cassandra? Mau kau kemanakan gadis yang sudah kau pacari 4 bulan itu?"
"Tidak kemana-mana. Dia tetap jadi pacarku." Jawab Georgio santai. "Memangnya tidak boleh memiliki pacar lebih dari satu. Lagi pula, gadis kampung itu hanya ku jadikan mainan, tentu saja. Sepertinya asik jika aku memiliki pengalaman bermain-main dengan gadis polos seperti dia. Apa kalian juga tidak penasaran seperti aku?"
Logan dan Hugo memutar bola matanya. "Dasar Playboy." Kata Logan.
"Hei, ide itu tidak buruk." Ucapan Pryce itu berhasil membuat Chavalier, Logan, Hugo, dan Georgio menatap dirinya. "Apa maksudmu?" Tanya Chavalier. Pryce berdecak kesal kemudian menyuruh teman-temannya itu mendekat. "Dengar ya, bagaimana jika kita membuat taruhan?" Pryce berkata dengan seringai diwajahnya itu.
"Taruhan apa?"
" Ayo kita bertaruh, siapa diantara kita berlima yang bisa menaklukan hati gadis itu. Jika ada salah satu dari kita yang menang, maka ia akan menyerahkan barang berharganya. Bagaimana?"
Logan menjauhkan tubuhnya dari teman-temannya. "Hei, taruhan macam apa itu?" Protes Logan.
"Kenapa, Logan? Apa kau takut kalah?"
"Bukan, takut. Aku hanya tidak suka taruhannya. Lagi pula, aku sudah memiliki Eleanor sekarang. Untuk apa aku menaklukan hati gadis lain?"
Pryce tertawa terbahak. "Astaga, Logan. Kau serius sekali sih? Tentu saja kita hanya mempermainkannya saja. Masa kau ingin berhubungan sungguhan dengan gadis itu? Hahaha, tentu saja tidak."
"Tapi..."
"Nah, tidak ada tapi-tapi, Logan. Bagaimana apa kalian setuju?"
"Aku ikut!" Georgio menambahkan.
"Aku juga." Kata Hugo.
Pryce tersenyum gembira. "Nah, bagaimana Logan? Apa kau mau jadi pecundang disini?" Pryce berkata untuk memanas-manasi Logan.
Logan mendesah. "Baiklah, aku akan mengikuti taruhan sialan ini." Logan berkata dengan berat hati. "Jadi barang apa yang akan dipertaruhkan?" Tanya Logan.
"Hmm, aku akan menyerahkan Maserati milikku. Kau, Georgio, kau akan menyerahkan Bugatti Veyron milikmu. Hugo, kau akan meminjamkan yacht milik keluargamu untuk kita berlibur pada libur semester nanti. Logan, kau akan memberikan Harley Davidson terbaru milikmu. Dan kau, Chavalier, kau akan menyerahkan Ferrari terbaru milikmu. Bagaimana, setuju semua?"
"Aku tidak ikut." Chavalier berkata dengan santai sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Georgio mengerutkan kening. "Kenapa kau tidak ikut? Apa kau takut kehilangan Ferrari milikmu?"
Chavalier mengendikkan bahu. "Kehilangan Ferrari milikku? Tentu saja, tidak." Jawab Chavalier. "Aku hanya tidak suka mengikuti taruhan konyol semacam ini yang menjadikan seorang gadis polos seperti dirinya menjadi sasaran. Memangnya salah apa dia pada kalian?"
Pryce tersenyum miring. "Chavalier, chavalier. Kau terlalu memikirkan gadis seperti itu." Pryce juga menyandarkan dirinya di kursi dan melipat tangannya. "Jujur padaku, Val. Apa kau menyukai gadis itu? Kau menaruh perasaan bukan padanya?"
"Tidak. Mengenal dia saja tidak. Tapi kalian bodoh jika mempermainkan gadis seperti dirinya."
Sekarang giliran Pryce yang mengendikkan bahu. "Here's the thing. Untuk apa memikirkan gadis seperti dirinya, dia sama sekali tidak berarti dalam dunia kita. Kecuali jika kau sendiri yang takut untuk jatuh pada gadis itu. Kau pecundang, Val."
Chavalier bangkit dari kursinya dan mencengkram kerah kemeja milik Pryce. Hal itu membuat ketiga temannya yang lain kaget dan langsung memegang Chavalier. "Brengsek! Jaga ucapanmu!" Ujar Chavalier dengan marah.
"Val, ucapan itu tentunya tidak akan mengganggumu jika kau tidak merasa seperti itu. Hal itu membuatku semakin yakin dengan apa yang ku katakan. Kecuali kau bisa membuktikannya. Buktikan dirimu dengan mengikuti taruhan itu. Bagaimana? Jika kau melakukannya, aku akan menarik ucapanku itu."
Chavalier melepaskan kerah kemeja Pryce dengan kencang lalu menjauhkan tubuhnya. "Fine. Taruhan sialanmu itu, aku akan mengikutinya." Kata Chavalier. Kemudian ia melihat teman-temannya yang lain. "Kalian, siapkan barang-barang berharga kalian itu. Karena kalian akan kehilangannya."
Kemudian ia berjalan meninggalkan teman-temannya dan keluar dari area kantin sekolah.
Hugo menatap Pryce, temannya itu. "Apa kau tidak keterlaluan padanya, Pryce? Kau bisa merusak persahabatan kita." Hal itu juga diikuti anggukan dari Logan. "Kau harus meminta maaf padanya. Kurasa kali ini kau sudah bertindak terlalu jauh."
Pryce merapihkan kemeja sekolahnya yang kusut karena ulah Chavalier. Ia pun menatap ketiga temannya. "Lihat dan tunggu saja. Aku ingin melihat apa yang akan dilakukannya. Kalau ia berhasil, baru aku akan meminta maaf padanya."
"Let's watch and see."
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)
RomanceBéatrice hanya menginginkan satu hal setelah kematian kedua orang tuanya, ia hanya ingin jatuh cinta. Ia menemukan semua hal yang diinginkannya dalam Chavalier. Pria itu berhasil membuatnya dapat menghadapi sisi kelam dalam dirinya dan berjuang unt...