Suara ketukan pintu kamar membangunkan Béatrice dari tidurnya. Untuk beberapa saat Béatrice tidak melakukan apapun selain menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dan menatap lurus ke depan. Ia terdiam karena ia masih belum sepenuhnya sadar, hingga suara ketukan di pintu kembali terdengar.
"Siapa?" Dengan bersusah payah, ia memaksakan tubuhnya untuk turun dan membuka pintu kamar.
Saat ia membukanya, Béatrice melebarkan matanya melihat apa yang telat menantinya. "Buongiorno." Chavalier menyapanya sambil membawakan nampan yang berisikan 2 piring Potato and Bacon Frittata beserta 2 gelas jus jeruk. Béatrice tersenyum kemudian membukakan pintu lebih lebar untuk Chavalier. "Buongiorno." Balasnya.
Chavalier masuk ke dalam kamar kemudian menaruh nampan itu di sebuah meja. Ia sedikit mengerutkan keningnya melihat sebotol wine yang ada diatas meja. Chavalier mengangkat botol itu. "Anggur?" Tanya Chavalier pada Beatrice.
"Ah, itu." Beatrice sedikit menunduk karena merasa malu. "Iya, aku minum beberapa gelas sebelum tidur." Jawabnya. Chavalier mendekat kemudian menyentuh kening Beatrice dengan lembut, membuat Beatrice kembali mengangkat kepalanya untuk menatap pria itu. "So, are you sober now?"
Béatrice tersenyum kecil. "Little bit."
Chavalier membawanya untuk duduk di sofa dalam kamar itu lalu memotongkan Potato and Bacon Frittata itu untuknya. Kemudian Chavalier menyodorkan potongan Frittata itu kepadanya. "Makanlah. Kau akan lebih baik jika sudah memakan sesuatu." Ujarnya. Béatrice memakan frittata yang diberikan Chavalier dan mulai memakan sarapannya sedikit demi sedikit.
"Kau.. Baik-baik saja?" Chavalier membuka pembicaraan diantara mereka di tengah-tengah waktu sarapan mereka yang cukup hening. Béatrice mengerti apa yang dimaksudkan oleh Chavalier tanpa pria itu menjelaskan. "Iya, aku baik-baik saja."
"Maaf soal kemarin." Chavalier berkata.
Béatrice menghentikan makannya kemudian menaruh garpunya. "Kenapa kau meminta maaf? Jadi, kau menyesal atas tindakanmu malam tadi? Karena meninggalkanku?" Balas Béatrice. Chavalier menggeleng. "Bukan itu yang ku sesali. Apa yang aku sesali adalah tindakan brengsekku yang melakukan hal yang melakukan hal tidak pantas padamu malam tadi."
Mendengar hal itu Béatrice merasa tersentuh. Ia sedikit tersenyum namun tak lama kemudian ia menutupi senyumnya tersebut. "Tidak pantas bagaimana? Bukankah itu hal yang wajar? Orang-orang lazim melakukan itu pada jaman ini. Bukankah begitu?" Béatrice menaikkan sebelah alisnya.
"Mungkin lazim bagi orang-orang pada jaman ini, tapi aku tidak akan melakukannya. Terlebih lagi padamu." Pria itu menatap mata Béatrice dengan serius. "Aku tidak ingin melakukan itu hanya karena keinginanku semata. Kau lebih berharga dari itu, Bee. Kita harus menunggu hingga semuanya benar-benar tepat pada waktunya. Bukankah semuanya akan indah pada waktunya?"
Kali ini Béatrice tak lagi bisa menyembunyikan senyuman di wajahnya. Ia mengangguk. "Terima kasih, karena sudah menghentikannya."
Chavalier tertawa. "Kau tak tahu betapa sulitnya sulitnya aku menahannya."
Béatrice mengerutkan keningnya. "Menahan apa?"
Tawa Chavalier menjadi semakin keras. "Kau tak tahu?" Pertanyaan Chavalier malah membuat Béatrice semakin mengerutkan keningnya. "Apa?" Tanya Béatrice tak mengerti.
Pria itu berhenti tertawa dan mulai tersenyum lebar. "Tidak apa-apa. Baguslah kalau kau tidak mengetahuinya." Jawab Chavalier. "Hari mau kemana kita? Rijksmuseum? Anne Frank House? Van Gogh Museum? Kau yang putuskan."
***
Rome, Italy. 08.50 AM.
HEADLINE NEWS
Miranda Hudson's engagement was broken! This is what Chavalier Orlando's said!
Pagi ini, Chavalier Deanthony Orlando (21) melalui juru bicaranya menyampaikan bahwa Chavalier telah memutuskan pertunangannya secara resmi dengan Miranda Carenina Hudson (20).
Juru bicaranya, Mark Anthony menyampaikan bahwa Chavalier Orlando telah memikirkan hal ini sejak lama hingga akhirnya ia memutuskan menyampaikan hal ini kepada awak media. Pengusaha dan calon pewaris Cambiocasa Company tersebut memutuskan pertunangan dengan supermodel asal Italia ini karena adanya ketidakcocokan diantara keduanya.
Menurut Mark, Chavalier yang melangsungkan pertunangannya dengan Miranda 2 tahun yang lalu itu melakukan pertunangan karena adanya paksaan dari berbagai pihak. Ia dan Miranda tidak saling mencintai, begitu yang dikatakan oleh Mark. Dengan adanya hal ini, pernikahan mereka yang rencananya akan dilangsungkan pada 2019 ini juga akan dibatalkan.
Baru-baru ini juga ada isu bahwa Chavalier telah menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Béatrice Fontana yang fotonya telah tersebar luas di media. Atas persoalan tersebut, Mark membenarkan adanya hubungan diantara keduanya.
"Signor Orlando dengan Signorina Fontana benar telah menjalin hubungan." Ujar Mark kepada awak media pagi ini. "Mereka telah menjalin hubungan beberapa bulan terakhir dan mempunyai rencana untuk melangkah ke tahap yang lebih serius."
Diketahui bahwa sebelumnya Chavalier Orlando dan Béatrice Fontana merupakan teman sewaktu bersekolah, hingga akhirnya keduanya bertemu kembali dan menjadi sepasang kekasih beberapa bulan terakhir. Atas hal ini, dikabarkan bahwa Miranda Hudson sudah mengetahui hal tersebut sejak lama.
Miranda Hudson juga akan segera melangsungkan Press Conference. Kita akan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Miranda Hudson mengenai hal ini.
"Sial!" Miranda membanting tablet yang sedang dipegangnya dengan geram. Nafasnya memburu dan ia mengepalkan tangannya menahan kekesalan.
"Kau sudah membacanya?" Suara orang dibelakangnya membuatnya membalikkan tubuh. Pryce bersandar pada pintu masuk ruangan. "Lihat apa yang dilakukan tunanganmu itu. Ia melakukan konferensi diam-diam karena ia ingin menghancurkanmu. Masih berpikir tidak ingin membalasnya dengan cara yang setimpal?"
Miranda masih terdiam menahan kekesalannya mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Pryce. Pria itu menghela nafas kemudian menghampiri Miranda. "Mira, harus berapa kali ku yakinkan kau? Kau benar-benar harus melakukan ini. Chavalier semakin menghilang dari genggamanmu. Jika kau terlambat, kau takkan bisa memilikinya lagi."
"Aku takut." Balas Miranda.
Pryce memiringkan kepanaya dan berkata kembali pada wanita itu. "Coba kau pikirkan. Mana yang lebih menakutkan bagimu." Katanya. "Berbohong kepada publik atau.. Kehilangan Chavalier? Orang yang kau cintai." Lanjut Pryce.
Untuk beberapa saat, Pryce memberikan waktu bagi Miranda untuk berpikir. Ia tersenyum miring melihat bagaimana reaksi Miranda setelahnya. "Kau benar." Miranda berkata. "Kehilangan Chavalier adalah hal yang paling menakutkan bagiku. Berbohong pada publik tak ada apa-apanya dibandingnya kehilangannya. Aku bisa mati tanpanya."
Pria itu mengelus kepala Miranda dan tersenyum. "Good girl. Sekarang pergilah. Kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?"
Miranda mengangguk. "Aku tahu."
Setelah mengatakan hal itu Miranda mendahului Pryce untuk berjalan menuju tempat diadakannya Press Conference. Sementara Miranda berjalan dan menyapa para awak media dengan senyumannya. Pryce duduk diantara kerumunan orang-orang yang menunggu perkataan yang akan disampaikan oleh Miranda Hudson.
"Buongiorno." Sapa Miranda pada seluruh orang yang hadir di ruangan. "Terima kasih pada seluruh awak media yang telah menyempatkan waktunya untuk datang."Lanjutnya. Kemudian setetes air mata mengalir di wajah cantik Miranda. Ia menyeka air matanya itu dan menatap para awak media dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ada sesuatu yang harus aku sampaikan pada para awak media pagi hari ini."
Mendengar apa yang dikatakan Miranda, Pryce pun tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)
RomanceBéatrice hanya menginginkan satu hal setelah kematian kedua orang tuanya, ia hanya ingin jatuh cinta. Ia menemukan semua hal yang diinginkannya dalam Chavalier. Pria itu berhasil membuatnya dapat menghadapi sisi kelam dalam dirinya dan berjuang unt...