Béatrice menatap hamparan luas Laut Mediterania yang seakan tak berujung. Wajahnya merasakan angin yang berhembus malam itu. It is cold, pikir Béatrice. Ia berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan memeluk tubuhnya sendiri, meskipun ia tahu hal itu tidak terlalu berguna.
Ia tersenyum. Tidak akan ada yang datang. Tentu saja, tidak ada yang akan datang ke tempat ini. Terlalu dingin. Pria itu tidak akan datang.
Apa yang menarik dari lautan? Tidak ada. Satu-satunya hal yang ia pikirkan adalah melarikan diri. Selalu seperti itu. All the time.
Kemudian ia memejamkan matanya. Berusaha untuk menikmati angin yang berhembus semakin kencang. Namun pikirannya justru membawanya kepada sebuah puisi lama yang pernah ia baca. Entah kapan, Béatrice tidak tahu. Ia mengingat tiap kata di dalamnya.
Mistakes I’ve made so many that I’ve lost count.
Were I to set to count them.
I would never finish.
What would it serve?
I know that the biggest mistake is not that which I’ve made.
But that which I am. (1)
Perlahan ia membuka matanya. Ia menatap kosong ke arah lautan yang luas di hadapannya. Tepat ketika ia merasakan tubuhnya menjadi lebih hangat. Béatrice menunduk dan melihat sebuah jas menutupi tubuhnya yang mengenakan gaun terbuka. Ia menoleh hanya untuk melihat orang yang ia hindari justru kini berdiri di belakangnya. Pria itu disini.
“There you are.” Kata Chavalier kepadanya.
Wanita itu membalikkan tubuhnya. Matanya kini berhadapan dengan mata gelap milik Chavalier.
“Kenapa kamu berada disini? It’s cold outside. Look, you’re freezing.” Chavalier kembali berkata kepadanya.
“Kenapa kamu disini?” Béatrice balik bertanya kepadanya. “Aku pikir kamu tidak ingin mengatakan apapun kepada aku. You left without any words, remember?”
“Aku pergi karena aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepada kamu. Ketika kamu berkata bahwa semuanya sudah berakhir. Aku tidak tahu bagaimana cara aku membalas kamu. Aku kehilangan seluruh perkataan yang bisa aku katakan kepada kamu. So I left.”
Béatrice tersenyum miris. “Kalau begitu, apa kamu sudah menemukan perkataan kamu kembali? Apa yang bisa kamu katakan? I’ve told you. It’s over. Aku sudah mengakhirinya untuk kita. Aku sudah selesai dengan kamu.”
“Tapi aku belum selesai.”
“Aku menginginkan kamu, Bee. 6 tahun yang lalu dan sekarang. Aku tetap menginginkan kamu, after all of this things. Betapa bodohnya aku bukan?”
…
…
“Mencintai kamu adalah satu hal yang berbeda, Bee. Tidak ada seorang pun yang mencintai dengan sempurna. Karena cinta juga tidak sempurna. Dan aku mencintai kamu dengan ketidaksempurnaan aku. Itu yang ingin aku katakan kepada kamu.”
Ketika pria itu menyelesaikan kalimatnya, Béatrice hanya bisa terdiam. Ia tidak tahu bagaimana membalas perkataan pria itu. “Apa kamu tidak akan berkata apapun kepada aku?” Tanya Chavalier kepadanya.
Béatrice melangkah mundur untuk menjauhi pria itu. “You are impossible. Kamu tidak bisa mengatakan hal itu kepada aku ketika aku—”
“Aku tahu. Aku sangat mengetahui hal itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)
RomanceBéatrice hanya menginginkan satu hal setelah kematian kedua orang tuanya, ia hanya ingin jatuh cinta. Ia menemukan semua hal yang diinginkannya dalam Chavalier. Pria itu berhasil membuatnya dapat menghadapi sisi kelam dalam dirinya dan berjuang unt...