NOVE

3.4K 229 0
                                    

Di dunia ini terdapat banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Salah satunya, jika kau memperhitungkan berapa persen kemungkinan kau bertemu dengan orang yang pernah kau sangka sebelumnya jawabannya adalah tak terbatas. Kemungkinan itu tak terbatas. Anggaplah bisa 1: 61 juta penduduk di Italia. Namun itu bukan berarti kau tak bisa menemukannya.

Kembali lagi, ini semua soal kemungkinan.

Mungkin, dalam kasus ini, 1 di dalam perbandingan itu bisa mengalahkan 61 juta penduduk.

Tapi ada juga yang mengatakan itu bukan soal kemungkinan. Namun ini semua bicara soal keberuntungan. Jika kau bisa bertemu dengan 1 orang itu diantara jutaan orang tadi, itu artinya kau beruntung. Atau ada juga yang menganggap itu semua adalah takdir. Mungkin, kau ditakdirkan untuk bertemu dengan orang itu. Ini semua sudah diatur, kata mereka.

Meskipun begitu, Béatrice tidak mau ambil pusing dengan pendapat orang-orang. Entah mereka berkata bahwa itu sebuah kemungkinan, keberuntungan, maupun takdir. Bagi Béatrice, bisa bertemu dengannya kembali sudah cukup. Itu cukup baginya.

"Jadi, besok kau ingin kemana?" Laki-laki itu tersenyum padanya. Senyum di bibir Béatrice pun ikut mengembang.

"Hmm.. Entahlah. Kau sendiri ingin pergi kemana?"

Ia mengerutkan keningnya. Sedangkan Béatrice terkekeh dalam hati melihat kening pria itu yang berkerut, sangat menggemaskan. "The Gardens of the Oranges?"

Béatrice sejenak menatap laki-laki itu dengan bingung. "Chavalier?"

Chavalier hanya tertawa. "Kenapa? Aneh ya?" Tanyanya. Béatrice tak menjawab pertanyaannya membuat Chavalier kembali melanjutkan. "Biar ku tebak, kau pasti berpikir 'apa bagusnya melihat kumpulan jeruk?'" Tebak Chavalier.

"Bukan itu.." Sanggah Béatrice.

"Kau harus mencobanya. Katamu kau belum pernah datang ke Roma sebelumnya bukan? So you've to try it. Itu adalah satu tempat menarik yang pernah ku datangi di Italia. Tentu saja setelah, Canal Grande di Venezia."

"Ya, itu juga merupakan tempat favoritku di seluruh dunia."

"Seluruh dunia?" Tanya Chavalier. "Canal Grande?"

Béatrice mengangguk. "Iya, tempat terbaik. Di seluruh dunia."

"Wow." Kata Chavalier kagum. "Venezia memang sangat cantik. Tapi jika dikatakan seluruh dunia, entahlah. Kau tahu, Paris juga sangat indah."

"Tidak." Béatrice menggeleng. Kemudian ia pun tersenyum. "Bagiku, Venezia adalah tempat terindah." Itu sebabnya, Ho messo il mio cuore a Venezia (1).

Chavalier kemudian menatapnya dengan pandangan bertanya, membuat Béatrice tertawa. "Sudahlah jangan menatapku dengan pandangan seperti itu. Jadi besok, The Gardens of the Oranges?"

"Iya. Besok jam 11 siang. Bagaimana? Aku akan menjemputmu besok."

"Tidak perlu. Aku akan datang sendiri ke tempat itu. Kau beritahu aku saja dimana tempatnya. Aku akan datang."

"Kau yakin?" Tanya Chavalier sedikit ragu. "Aku bisa menjemputmu, Béatrice. Kau tak perlu pergi sendirian."

"Aku bisa sendiri, Val." Balas Béatrice. Akhirnya Chavalier pun mengalah. Ia mengikuti apa yang diinginkan Béatrice.

Béatrice melihat jam tangannya. 20 menit lagi kelas akan kembali dimulai. "Chavalier, 15 menit lagi ujian akhir akan dimulai. Apa kau ingin masuk ke kelas sekarang?" Tanya Béatrice. Chavalier pun juga melihat jam. "Iya, sebentar lagi kelas akan dimulai. Kita ke kelas bersama?"

AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2 (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang