Satya

931 62 2
                                    

AMERIKA
     
              Di sebuah kamar ada seorang Pria sedang memikirkan kejadian tadi.Pria itu adalah Satya.Satya sedang memikirkan Juan.Tiba tiba Hp Satya berdering.Satya mengambil hpnya dan Melihat Kontak nomor yang tertera di hpnya Tante Pelakor.
Satya menatap malas telpon itu dan Satya mengangkat telepon itu dengan malas.
"Hallo"
"Satya,Juan" Ucap Wanita itu menangis.
"Juan kenapa" Tanya Satya.
"Juan kecelakaan dan terbaring koma" Ucap Wanita itu.
"Lo jangan bohong dech" Ucap Satya nggak percaya.
"Mama nggak bohong Satya" Ucap Wanita itu.
"Papa mana,Gue mau bicara sama Papa" Ucap Satya.
"Iya,Tunggu sebentar" Ucap Wanita itu.
             Wanita itu bernama Sabina memberikan hpnya ke Galih suaminya.Galih menempelkan Hp Sabina ke Telinganya.
"Hallo" Ucap Galih.
"Pa apa benar perkataan Tante Sabina kalau Juan Kecelakaan" Tanya Satya.
"Iya,Satya sekarang Juan belum sadar dari koma" Ucap Galih.
"Papa bohong" Ucap Satya mematikan telepon.
             Satya menangis mengetahui Juan kecelakaan.Satya memesan Tiket Ke indonesia.Satya memasukkan pakaian pakaiannya ke dalam Koper.Setelah itu Satya menganti pakaian seragamnya dengan Memakai Kaos di balut jaket serta celana panjang dan sepatu sneaker.
Satya menarik Kopernya keluar dari Apartement.
             Beberapa Jam Kemudian.

INDONESIA
            
             Seorang Pria sedang berlari terburu buru sambil menarik kopernya memasukin lorong rumah sakit.Pria itu berhenti berlari melihat 3 orang sedang duduk di kursi tunggu dengan Panik dan Gelisah.Tiba tiba ada satu Pria memandang Satya.
Pria itu Adalah Rama.
"Satya" Ucap Rama.
            Galih dan Sabina terkejut mendengar Rama memanggil nama Satya.Mereka menoleh memandang pria yang mirip dengan Juan dan memegang koper.Galih berdiri dan berjalan menghampiri Pria itu.
"Juan mana" Tanya Satya.
"Juan masih terbaring koma Satya" Ucap Galih.
           Satya menangis mengetahui Juan koma.Galih memeluk Satya.
Satya tidak membalas pelukan Galih dia masih Syok mengetahui Juan koma.Satya mendorong Galih dan Satya menjatuhkan kopernya.Satya berlari menuju ruang ICU.Galih terkejut dia tau Satya masih membencinya.Satya melihat Seorang Pria yang mirip dengannya terbaring lemah Di brangsar dengan Wajah Pucat,Hidung dan Mulut di tutupin Alat oksigen,Serta Begitu banyak Alat medis yang menempel di tubuh Pria itu dan Alat infus di tangan Pria itu.
"Juan,Gue kembali buat lo,Kenapa lo seperti ini" Ucap Satya menangis melihat keadaan saudara kembarnya.
         Satya membuka pintu ruang ICU dan Satya berjalan memasukin ruang ICU.
"Rama,Tolong bawa Koper Satya pulang ke rumah dan suruh bibi membereskan kamar Satya" Ucap Galih.
"Iya Pa" Ucap Rama mengambil koper Satya.
"Mas,Aku pulangnya sama Rama,Aku mau masak makanan kesukaan Satya" Ucap Sabina.
"Ya udah hati hatinya" Ucap Galih.
            Rama dan Sabina berjalan meninggalkan rumah sakit sambil membawa koper Satya menuju mobil Rama.
               Satya berjalan menuju Juan.Satya duduk di samping Juan dan mengenggam tangan Juan.
"Kenapa lo bisa seperti Ini Juan,
Bangun Juan ini gue Satya adik kembar lo,Lo nggak kangen Apa sama gue,Seharusnya sekarang Kita udah ke Panti atau melihat Senja,Tapi kenapa lo terbaring lemah seperti ini,Bangun Juan gue mohon,Gue kangen sama lo Juan,Gue kangen bermain gitar sama lo,Gue kangen nyanyi sama lo,Gue kangen canda dan tawa sama lo,Gue mohon bangun Juan Gue mohon" Ucap Satya menangis melihat Keadaan Saudara kembarnya.
           Beberapa Saat Kemudian.
Satya keluar dari ruang rawat Juan.
Satya duduk di kursi Tunggu sambil menangis memikirkan keadaan Juan dan Galih sedang ngobrol ke Dokter tentang Keadaan Juan.Tiba tiba Sabina dan Rama.Sabina duduk di samping Satya.
"Mama,Tau kamu belum makan.
Sekarang kamu makan ya,Mama suapin ya,Mama masakin rendang buat kamu" Ucap Sabina membuka rantang yang dia bawa dan Menyedot nasi dan rendang.
               Sabina hendak menyuapin Satya.Tapi Tiba tiba.Satya menghempaskan Sendok yang berisi nasi dan Rendang ke lantai.
"Prang"
               Satya melempar rantang yang di bawa Sabina ke lantai.Sabina terkejut melihat itu.
"Gue nggak sudi memakan masakan pelakor seperti lo" Bentak Satya.
             Sabina menangis mendengar bentakkan Juan.Sabina sangat menyayangi Satya dan Juan.Serta sudah menganggap mereka anaknya sendiri.
"Satya,Lo nggak punya hati ya,Mama gue udah capek capek masakin lo makanan,Tapi lo malah membuangnya setelah itu lo mengatainya" Ucap Rama terpancing Emosi.
"Kenapa lo marah,Lo tersinggung karena gue membuang makanan,Gue nggak mau aja memakan makanan yang ada racunnya" Ucap Satya Kasar.
"Satya,Mama nggak mungkin setega itu meracunin kamu,Mama menyayangi kamu Satya" Ucap Sabina menangis dan memegang Bahu anak tiri.
"Jangan sentuh gue,Gue nggak sudi di sentuh pelakor kayak lo" Ucap Satya mendorong Sabina.
            Sabina terjatuh dan menangis.
Melihat tatapan Kebenciaan Satya terhadapnya.Rama yang melihat Satya memperlakukan Sabina seperti itu.
"Brugh"
             Rama menghajar Pipi Satya.
Satya terkejut dan menatap Rama tajam.Sabina terkejut melihat Rama menghajar Satya.
"Bajingan" Ucap Satya Marah.
"Brugh"
               Satya menghajar Rama.
Rama terjatuh.Rama dan Satya berkelahi mereka saling baku hantam meninju dan menendang.Sabina terkejut melihat itu.
"Rama,Satya Stop" Teriak Sabina Menangis.
            Galih yang sedang mengobrol dengan Dokter terkejut mendengar suara keributan.Semua pasien dan Suster rumah sakit berlarian ketakutan melihat perkelahian itu.
            Galih dan Dokter berlari menuju perkelahian itu.Galih dan Dokter berusaha melerai Satya dan Rama.Galih menahan Satya.Dokter menahan Rama.
"Sini lo Bajingan,Anak Pelakor masih aja lo belain mama lo yang Pelakor" Ucap Satya Kasar.
"Jaga bicara lo ke Nyokap lo" Ucap Rama hendak maju tapi Di tahan dokter.
"Emang iya Mama lo Pelakor,
Jalang,Murahan" Ucap Satya kasar.
"Plak"
               Galih menampar Satya.
Satya terjatuh dan terkejut memegang Pipinya.
"Papa nampar Satya cuman demi anak pelakor dan Pelakor itu" Ucap Satya menangis dan memegang Pipinya.
"Satya" Ucap Galih hendak menampar Satya Lagi.
"Mas" Ucap Sabina berdiri membelakangin Satya.
"Kalau Mas berniat mau mukul Satya,Pukul aku Mas,Jangan pukul Satya anakku" Ucap Sabina menangis memohon.
            Satya terkejut melihat Sabina melindungin.Galih menurunkan tangannya.Sabina membalikkan badannya dan melihat Wajah Anak Tiri yang memar.
"Kamu nggak apa apa,Sini mama obatin" Ucap Sabina hendak menyentuh Pipi Satya.
             Tapi Satya menghempaskan tangan Sabina.
"Jangan sok perhatian ke gue,Gue nggak butuh perhatian lo" Ucap Satya berdiri dari lantai.
             Satya berjalan memasukin ruang rawat Juan.Satya menangis melihat keadaan Juan.Satya memilih tidur di sofa dan Memandang Juan yang masih terbaring koma di rumah sakit.
"Juan,Gue ada disini nemani lo,Gue bakal selalu nungguin Lo sadar dari koma lo dan Merasa senang atas kepulangan,Jadi lo harus cepat sadar Juan,Biar lo bisa lihat Luka memar saudara kembar lo" Ucap Satya tertawa miris.
           Satya tertidur di sofa.Satya berharap keesokkan harinya Juan tersadae dari komanya dan Mengomelinnya karena melihat Wajah Memar Satya.Satya berharap itu terjadi.

BERSAMBUNG.


                  Vote And Comment.
       

Cinta Tak Pernah Salah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang