Surga Di Telapak Kaki Ibu

1.4K 67 2
                                    

                Beberapa Saat Kemudian.
Dokter keluar dari ruang UGD.Mereka menghampiri Dokter.
"Dok gimana Keadaan Satya" Tanya Galih.
"Pasien mengalami kehilangan Banyak darah dan Dia membutuhkan Transfusi darah,Tapi Stop golongan darah O sedang habis" Ucap Dokter.
"Saya golongan Darah O Dok,Tolong Ambil darah Saya" Ucap Sabina.
"Ya udah Bu,Ayo ikut Saya ke ruang Transfusi" Ucap Dokter.
              Sabina berjalan mengikutin dokter.
              Sabina melihat Satya yang berada di sampingnya dan Melihat Darahnya sedang Mengalir di tubuh Satya mengunakan selang donor darah.Sabina mengenggam Tangan Satya.
"Mama rela ngorbankan apapun ke kamu,Termaksud nyawa Mama,Asalkan kamu selamat Nak" Ucap Sabina menangis.
               Beberapa Saat Kemudian.
Transfusi darah Selesai dan Mereka sedang menunggu Satya sadar dari pingsannya.Dokter keluar dari ruang rawat Satya.
"Pasien sudah sadar" Ucap Dokter.
"Tante Sabina,Aku tau cara bikin Tante dan Satya balikan" Ucap Amara.
"Apa" Ucap Sabina.
              Amara membisikkan sesuatu di telinga Sabina.Galih hanya diam dan Melihat Kandungan Amara yang semakin membesar.Dia tau Kalau Satya dan Amara telah melakukan Hubungan terlarang itu.Serta Amara yang sedang mengandung bayi Satya.
Awalnya dia marah mendengar cerita itu dari Sabina.Tapi Dia akhirnya Menerima semua penjelasan Sabina dan Merestui hubungan Satya dan Amara.
            Beberapa Saat Kemudian.
Amara masuk ke ruangan Satya.Melihat Satya yang sedang duduk dan Satya tersenyum melihat Amara dan Melihat Perut Amara yang membuncit seperti buah melon.
Amara berjalan menghampiri Satya.
"Ih nyebeli kamu nyebeli,Kenapa kamu ngebut gitu hah,Kamu mau mati hah,Kamu mau ninggalin aku dan bayi kita,Dasar Pria bajingan kamu mau biarin aku merawat bayi ini sendiriaan,Kamu buat aku khawatir,Kamu membuat aku takut kehilangan kamu" Ucap Amara memukul dada Satya dan menangis ketakutan.
              Satya terkejut melihat Amara yang menangis.Satya membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya dan Mengelus perut Amara yang agak membesar dan membuncit.
"Maafin aku yang berpikiran pendek ingin mengakhirin hidup aku tanpa mikirin kamu dan bayi kita,Aku cuman takut kamu ninggalin aku,Karena tau aku adik kandung seorang pembunuh" Ucap Satya menangis.
            Amara melepaskan pelukan Satya.Amara membekap Kedua Pipi Satya dan mengusap air mata Satya.
"Aku janji nggak akan melakukan hal bodoh lagi seperti dulu,Cuman gara gara masa lalu aku ninggalin orang yang berarti buat aku,Aku janji nggak bakal ninggalin kamu,Aku janji,Aku cinta Kamu S.H" Ucap Amara.
            Satya membekap kedua Pipi Amara.
"Aku juga mencintai kamu,Amara" Ucap Satya.
            Satya mendekatkan wajahnya dengan wajah Amara.Amara memejamkan matanya.Satya mencium kening Amara.Amara membuka matanya dia berpikir Satya mencium Pipinya.Tiba tiba Satya Mencium Bibir Amara dan Melumat Bibir Amara.Amara terkejut dan membalas ciuman Bibir Satya serta membalas lumatan Bibir Satya.
Mereka berciuman.Satya melepaskan ciumannya.Amara duduk di brangsar Satya.Satya memeluk Amara dari belakang dan mengelus perut Amara yang membuncit.
"Oh iya siapa yang donorin darahnya buat aku" Ucap Satya bebisik di telinga Amara.
"Mama kamu" Ucap Amara.
             Satya melepaskan tangannya dari pinggang dan berhenti mengelus perut Amara.
"Aku nggak punya Mama,Mama siapa" Ucap Satya Dingin.
            Amara berdiri dari brangsar Satya dan Duduk di kursi samping Satya.
"Tante Sabina itu mama kandung kamu dan yang melahirkan kamu,Kamu seharusnya berterima kasih sama dia karena dia telah mendonorkan darahnya ke kamu sampai dia terbalik lemah di rumah sakit" Ucap Amara.
"Apa terbaring lemah" Tanya Satya terkejut.
"Tante Sabina Anemia dan Dia tak boleh mendonorkan darahnya,Tapi dia tetap maksa untuk mendonorkan darahnya ke kamu dan Sekarang Papa kamu sedang mencari Pendonor buat Mama kamu" Ucap Amara.
"Mama aku dimana Amara,Jawab aku" Ucap Satya menangis menyesal.
"Mama,Kamu ada di ruang rawat sebelah" Ucap Amara.
"Aku mau ketemu mama" Ucap Satya merasa bersalah.
"Heh,Kamu masih lemah,Tunggu ya aku minta suster untuk membantu kamu duduk di kursi roda" Ucap Amara.
               Amara melihat ada suster lewat.
"Suster,Sini.Tolong bantu suami saya duduk di kursi roda" Ucap Amara.
"Baik Bu" Ucap Suster menghampiri Satya.
             Suster mendorong Kursi roda ke samping Satya dan Membantu Satya duduk di kursi roda.Amara memegang Infus Satya.Suster mendorong kursi roda Satya.Mereka berjalan menuju ruangan di sebelah ruangan Satya.
"Maafin aku ya sayang,Harus bohongin kamu,Ini demi kebaikan kamu,Aku ingin lihat kamu percaya kalau Tante Sabina ibu kandung kamu" Ucap Batin Amara.
              Mereka memasukin ruang rawat Sabina.Sabina sedang memejamkan Matanya.Amara menyuruh suster meninggalkan Mereka.Satya mengenggam tangan Sabina dan mencium tangan Sabina.
"Ma,Bangun Ma,Satya mohon,Satya udah nerima kernyataan Kalau Mama adalah Ibu Kandung Satya yang telah melahirkan Satya,Satya mohon bangun Jangan tinggalin Satya" Ucap Satya menangis.
            Sabina membuka matanya.
Sabina bingung dengan Satya yang menangis di sampingnya.Sabina memandang Amara.Amara mengangkat kedua bahunya dan tersenyum Jail.Sabina mengeleng gelengkan kepalanya.Seingat dia Amara menyuruhnya tidur atau Beristirahat di kamar rawat.
Walaupun Sabina bingung Apa rencana Amara.Tapi Dia hanya menurutin Permintaan Amara.Satya mendongakkan Kepalanya.
"Mama sudah sadar,Maafin Satya Ma selama ini menjadi Anak Durhaka buat Mama,Selama ini Satya sering kasar Sama Mama dan mengatai Mama Pelakor,Maafin Satya ma,Mama rela memberikan Darah Mama Ke Satya,Sampai Mama membutuhkan darah buat Mama,Maafin Satya Ma,Satya anak durhaka" Ucap Satya menangis.
"Sayang,Kamu panggil Mama,Mama dan Membutuhkan Darah,Mama nggak butuh donor darah sayang,Mama kan baik baik saja jadi buat apa donor darah,Pasti kamu di kerjain Sama calon istri kamu Amara,Mama tadi di suruh dia untuk beristirahat" Ucap Sabina.
           Satya memandang Amara kesal karena di kerjain Amara.Amara tersenyum tanpa dosa.
"Satya nggak peduli Ma,Kalau Amara ngerjain Satya,Setidaknya Satya berani buat ketemu Mama,Maafin Satya yang selama ini mengatai Mama murahan,Jalang dan Pelakor,Satya sering berlaku kasar ke Mama,Satya anak Durhaka Mama,Tapi Mama tetap mau nyelamatkan Satya anak durhaka ini" Ucap Satya menangis.
"Sayang,Jangan nangis Mama,Udah maafin kamu,Kamu bukan anak Durhaka Saya,Kamu anak yang baik cuman Keadaan yang salah,Kamu Satya pahlawan Mama,Masa pahlawan menangis sich" Ucap Sabina.
"Izinkan Satya mencium kaki Mama,Kata orang surga di telapak kaki ibu" Ucap Satya.
              Sabina dan menganggukkan kepalanya.Satya mencium kedua telapak Kaki Sabina.Sabina menangis haru.Setelah itu mereka berpelukan sambil menangis.Amara menangis haru melihat itu.

BERSAMBUNG.

                    Vote And Comment.

Cinta Tak Pernah Salah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang