Sosok Satya & Harmonika

879 53 0
                                    

               Keesokkan Harinya Satya sampai di depan Panti Asuhan.Satya turun dari mobil dan Membawa Oleh oleh seperti baju baju dan Mainan dari Amerika.Satya selama 2 bulan Emang nggak sempat ke Panti.Karena Satya fokus ngejagain Juan.Tapi sekarang Juan udah Nggak ada.Satya membawa barang barang itu sambil memandang Panti asuhan yang masih sama.Seharusnya hari ini Satya bersama Juan.Tapi sekarang dia sendiri tanpa Juan.Satya menghela nafasnya berusaha menahan Air matanya yang Akan turun karena mengingat Juan.Satya berjalan menuju Panti Asuhan.Melihat Anak Panti sedang bermain.Salah satu dari Anak Panti melihat Satya.
"Bang,S.H" Teriak Anak itu.
            Semua Anak Panti menoleh.
Satya menaruh barang barangnya.
Satya membungkuk dan merentangkan tangannya sambil tersenyum.Semua anak Panti berlari menghampiri Satya dan Memeluk Satya.Satya memeluk Anak Anak Panti.
"Apa kabar kalian semua" Tanya Satya berusaha seceria mungkin.
"Baik,Kabar Abang Gimana" Tanya Mereka semua.
"Kabar Abang sangat baik" Ucap Satya berbohong.Walaupun sebenarnya di langit berduka.
            Tiba tiba Anak kecil perempuan yang sangat mengemaskan membawa Satu tangkai bunga mawar ke Satya.
"Bang S.H Tampan Sekali,Bang S.H mau nggak jadi pacar aku nanti kalau aku udah besar" Ucap Anak kecil itu.
"Gimana ya boleh dech,Bang S.H mau jadi pacar Tiara" Ucap Satya mengambil bunga Itu.
"Yes,Aku punya Pacar" Ucap Anak perempuan itu memeluk Satya.
                  Satya tertawa.
"Bang S.H aku mau dong jadi Pacar Abang" Teriak Anak Panti yang perempuan.
"Bang S.H Hanya milik Aku" Ucap Tiara anak kecil yang mengemaskan.
"Bang S.H pacar kalian semua dan Kakak Kalian semua" Ucap Satya tertawa.
"Yes" Teriak Semua Anak Panti.
"Oh iya abang Ada oleh oleh buat kalian dari Amerika" Ucap Satya.
"Yes,Oleh oleh" Teriak Mereka bahagia.
             Satya membagikan Pakaian pakaian yang dia beli di Amerika ke Anak Panti dan Mainan ke anak Panti.
Satya tertawa.Satya berpikir kalau dia tidak butuh Cinta.Karena dia sudah memiliki Kebahagiaan yang lebih Dari Cinta.Yaitu bertemu dengan Anak Panti.Itulah Alasan mengapa Satya rela bekerja dari sd hanya untuk membangun Panti asuhan.
Karena Satya ingin melihat tawa kegembiraan Anak Panti yang di telantarkan Orang tuanya dan Satya lebih suka Di panggil sama Mereka S.H.Karena S.H adalah kepanjangan Dari Satya Hirawan.
"Bang S.H,Bang Juan mana" Tanya Anak laki laki.
             Senyum Satya memudar dan berganti dengan Wajah Sendu.Satya membungkuk di hadapan Anak laki laki itu.
"Joy,Bang Juan Ada disana,Dia lagi mengawasin kita dari atas langit" Ucap Satya menunjuk Langit.
"Kok bisa Bang" Tanya Joy.
"Nanti kalau Joy udah besar,Joy juga bakal tau maksud Bang S.H" Ucap Satya.
"Satya" Panggil Seorang.
             Satya menoleh dan Melihat Ibu Rumi.Satya berdiri dan Berlari menghampiri Ibu Rumi.Satya memeluk Ibu Rumi.Satya pun menangis Air mata yang selama ini dia tahan sudah mengalir deras di pipinya.Satya sudah menganggap Ibu Rumi Seperti Ibu Kandungnya sendiri.
"Ibu sudah tau tentang meninggalnya Juan,Ibu nggak menyangka Juan Meninggal di usia yang mau mencapai 18 tahun,Ibu berduka cita ya atas kepergiaan Juan,Kamu harus kuat dan Ikhlas melepaskan Juan Pergi karena Juan sudah tenang di atas sana" Ucap Ibu Rumi.
"Iya bu,Satya akan berusaha untuk mengikhlaskan kepergian Juan" Ucap Satya.
"Ayo,Masuk kita ngobrol ngobrol di dalam Sambil meminum Teh" Ucap Ibu Rumi Tersenyum.
                  Satya dan Ibu Rumi memasukin Panti Asuhan.
              Beberapa Saat Kemudian.
Ibu Rumi sedang membuat Teh dan Satya sedang duduk di dekat Kaca yang bisa melihat anak anak Panti sedang bermain dan Satya sedang mengisap Rokoknya serta menghembuskan Asap rokoknya.
Ibu Rumi datang membawa nampan Berisi 2 Cangkir teh dan menaruhnya Di atas meja.Satya berhenti mengisap rokoknya.
"Kamu sejak kapan merokok Satya" Tanya Ibu Rumi duduk di hadapan Satya.
"Sejak Pindah Ke Amerika" Ucap Satya mengambil Teh itu dan Menghirup Aroma Teh itu.
"Nak Satya,Kamu masih mau mencapai 18 tahun,Nggak baik ngerokok karena ngerokok menganggu kesehatan kamu" Ucap Ibu Rumi Khawatir dengan Pengaulan Satya di Amerika.
"Satya hanya merokok saat Satya lagi stres dan banyak Pikiran,Apalagi semenjak Juan sudah tidak ada,Satya merasa kesepian" Ucap Satya meminum teh itu dengan Sendu.
"Ibu tau Perasaan kamu Satya,Kamu pasti merasa kehilangan,Setelah kehilangan Mama kamu sekarang kamu Kehilangan Juan,Tapi kamu masih ada masa depan yang harus kamu raih" Ucap Ibu Rumi.
"Iya bu,Satya akan berusaha untuk meraih masa depan Satya" Ucap Satya.
"Oh iya Satya,Kamu nanti lanjut kuliah dimana Di Amerika atau Di Indonesia" Tanya Ibu Rumi.
"Satya memilih untuk melanjutkan Kuliah Di Indonesia bu,Satya juga bakal masuk Ke Angkasa University yang satu yayasan Dengan SMA Angkasa,Karena Satya ingin mengabulkan keinginan Juan,Juan kan ke pengen Satya masuk Ke SMA Angkasa tapi Satya memilih masuk Ke SMA Langit,Tapi sekarang Satya mau masuk ke Angkasa" Ucap Satya tersenyum.
"Satya nanti masuk Jurusan Apa" Tanya Ibu Rumi.
"Jurusan Musik Bu,Oh iya Bu Satya baru ingat sesuatu ini untuk Ibu dan Anak Panti ini Uang dari tabungan Juan dan sebagian Dari Uang Satya" Ucap Satya memberikan sebuah Amplop Coklat ke Ibu Rumi.
"Makasih Satya,Uang ini sangat bermanfaat untuk anak Panti dan Iby Janji akan mempergunakan uang ini sebaik mungkin Untuk anak Panti" Ucap Ibu Rumi.
"Bang S.H" Teriak Anak Anak Panti di halaman.
"Bu,Saya izin keluar dulu ya,Anak Panti udah manggil bu" Ucap Satya tersenyum.
              Satya berlari keluar Panti melihat Anak Panti membawa Gitar punya Juan yang sengaja Juan tinggalkan Di Panti.
"Bang S.H nyanyikan sebuah Lagu dong buat kita" Ucap Anak Panti.
"Oke,Bang S.H akan menyanyikan sebuah Lagu buat kalian semua" Ucap Satya duduk di kursi Taman Panti dan Mulai memetik Gitar.

"Ada saatnya berjumpa ada saatnya berpisah
Ada kala yang menangis berakhir dengan tertawa
Ada yang hidup tersiksa berakhir dengan kebahagiaan"
               Satya bernyanyi sambil memetik Gitar dan tersenyum.Semua anak Panti menikmati nyanyian Satya dan melambaikan tangannya ke kiri dan Ke kanan.
"Jangan mentang mentang kuasa
Tolak pinggang setinggi dada hoo
Jangan mentang mentang kaya
Si miskin di pandang hina
Hidup di dunia tak selamanya
Hidup pasti ada akhirnya
Miskin dan kaya Kembali pada yang esa"
               Satya tersenyum dan Bernyanyi sambil memetik gitar.
Semua anak panti tersenyum dan menikmati nyanyian Satya.Amara yang baru sampai di depan Panti.
Amara tertegun mendengar suara nyanyian seorang.Amara berjalan menuju asal suara itu.Amara melihat seorang Pria yang sedang duduk di kursi taman dan sedang Memetik gitar.Amara melihat Anak Panti begitu menikmati Nyanyian Pria itu tapi Sayang Pria itu membelakangin Amara jadi Amara tidak bisa melihat Wajah Pria itu.
               Amara hendak berjalan menghampiri Pria itu.
"Amara" Panggil Ibu Rumi.
              Amara membalikkan badannya memandang Ibu Rumi.
Satya menoleh dan Melihat Ibu Rumi mengobrol Dengan seorang gadis.Tapi Satya tidak melihat wajah gadis itu karena gadis itu membelakangin Satya.Satya melihat jam tangannya.
Satya melihat Ibu Rumi.Ibu Rumi melihat Satya.Satya mengisyaratkan ke Ibu Rumi Pamit pulang.Ibu Rumi menganggukkan kepalanya.
"Bang S.H pulang Dulu ya" Ucap Satya.
             Satya pun menaruh Gitar di atas kursi taman.Satya pun berdiri dari Kursi taman dan Berjalan menuju Mobilnya.Satya memasukin Mobilnya.
"Dai dai Bang S.H" Teriak Anak Panti.
           Amara terkejut mendengar panggilan Anak Panti.
"Ibu Adik Juan ada disini" Tanya Amara.
"Itu Mobilnya barusan keluar" Ucap Ibu Rumi menuju Mobil Satya yang baru Keluar dari pekarangan Panti.
            Amara berlari mengejar Mobil Satya.
"S.H,S.H,S.H" Teriak Amara.
             Mobil Satya sudah terlalu Jauh.
Amara mengenggam Harmonika yang sengaja dia bawa.Amara berniat mengembalikan Harmonika ini.
Setahun yang Lalu Amara tak sengaja membawa Hamonika Ini setelah pulang dari rumah Juan.Dan Setiap Amara ingin mengembalikan Harmonika ini dia sering lupa membawanya.

BERSAMBUNG.

                 Vote And Comment.
           


          

Cinta Tak Pernah Salah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang