Dev mengalungkan tangannya ke leher Ralaya dari belakang. Menempelkan punggung Ralaya ke dada bidangnya lalu dia membawa Ralaya ke dapur. Dev dan gadisnya tengah dilanda kelaparan sekarang.
Gara-gara mamanya sedang pergi keluar dari pagi, mamanya jadi tidak sempat membuatkan makan siang untuknya. Buruknya lagi mbak Ratna yang notabene sebagai pembantu rumah tangga saat ini sedang mudik ke kampungnya.
Inginnya dia delivery saja. Agar cepat dan mudah. Tapi gadisnya tidak mau dan memilih agar membuat makanannya sendiri. Dia ingin mencoba memasak.
Cowok itu pun melonggarkan pelukannya dan Ralaya membuka lemari pendinginnya. Disini banyak sekali bahan mentah olahan, begitu lengkap disertai beberapa sayuran dan daging.
"Dev mau makan apa?"
Cowok tampan itu termenung sejenak untuk berpikir makanan apa yang sedang dia ingin makan. Jempol dan telunjuknya terus mengusap dagunya sembari berpikir.
"Rendang."
Mendengar ucapan Dev, Ralaya langsung meringis. "Aku gak bisa bikin rendang."
"Tapi tadi kamu nawarin aku."
Ralaya malah menampilkan cengiran khasnya dan memutus kontak mata dengan Dev. Dia kembali mengalihkan perhatiannya pada kulkas.
Percuma saja disini banyak bahan makanan tapi Ralaya sendiri faktanya memang tidak bisa memasak.
Mau bilang lebih baik delivery tapi dia tadi sudah keukeuh kalo dia yang akan memasak.
Dasar Ralaya.
"Aku tau masak apa, Dev!" ucap Ralaya dengan mata yang berbinar dan senyumnya yang cerah.
"Masak apa?"
Ralaya pun mengambil dua bungkusan dan menunjukannya pada Dev dengan senyuman yang tak luntur dari wajah cantiknya.
Dia yakin Dev akan suka dan tentunya Ralaya sangat bisa memasak olahan ini.
Jangan meremehkannya, bahkan sejak SMP dia mulai bisa memasaknya sendirian tanpa bantuan siapapun.
"Tadaaaaaaaaaa!!!"
Dahi Dev mengernyit kalah melihat Ralaya menunjukan dua bungkus Indomie rasa ayam bawang di tangan mungilnya.
Dia heran kenapa gadisnya begitu terlihat sangat senang.
"Oh come on!" kata Ralaya begitu melihat Dev sedang menatapnya dengan datar. "Ini indomie ayam bawang, Dev. Siapa yang berani menolak pesona mie ini?"
"Aku," jawab Dev singkat.
Ralaya pun menghembuskan napas lelah dan menurunkan kedua tangannya. "Aku serius, Dev. Ini enak banget."
"Aku tau, aku juga suka."
"Nah, bagus. Kita makan ini aja. Biar aku yang masak." Ralaya sudah bersiap berdiri dengan senyuman yang kembali terbit di bibirnya. Tapi senyuman itu hanya bertahan beberapa detik karena Dev yang menahan tangannya.
"Tapi kamu kebanyakan makan mie."
Ralaya pun reflek menempelkan kedua mie dipipinya. Mengapit pipi gembilnya. Bibir mungilnya mengerucut begitu menggemaskan. "Aku gendutan, Dev? Aku jadi jelek?"
"Nope," kata Dev mencoba mengambil alih kedua mie ditangan gadisnya. "Jangan kebanyakan makan mie, gak sehat."
"Ck. Tapi yang kemarin itu rasa soto, Dev. Aku belum makan yang rasa ayam bawang dibulan ini."
Dev hanya menggeleng sekilas sebagai jawaban.
"Please," pinta Ralaya. Wajah cantiknya begitu memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] Ralaya ✔
Teen FictionAku yang sedang frustasi saat ini hanya duduk bersandar di sudut ruangan. Air mata sialan ini terus saja mengganggu pandanganku. Tangan kanan-ku memegang sebuah cutter yang selama beberapa bulan ini telah menjadi teman setiaku. Dengan yakin, aku mul...