Bab 30

12.8K 654 37
                                    

Seorang cowok tengah merebahkan tubuhnya di ranjang empuk favoritnya.

Kamar bernuansa putih dengan koleksi dari DC comics hampir mendominasi seluruh ruangan.

Suhu dingin nan sejuk dari AC memenuhi kamarnya. Tak lupa dengan baterai ponsel yang penuh ditambah koneksi internet yang cepat sukses membuat cowok ini enggan beranjak dari ranjang. Terlebih saat ini juga mulutnya tak henti mengunyah makanan kesukaan berupa snack kentang.

Tangan kanannya tak henti memasukan snack kentang kedalam mulut sementara tangan kirinya sibuk scroll layar ponsel.

Matanya tetap fokus, dengan dahi yang sesekali mengernyit. Jangan lupakan beberapa umpatan yang sesekali keluar.

“Bajigur! Apa-apaan ini Gigi Hadid sama Zayn Malik? Gue pikir mereka putus, tau-tau si Gigi udah melendung aja,” gerutu Rio sambil mengunyah makanannya, jempolnya kembali scroll layar ponsel melihat artikel yang terpampang disana.

Ssst, Rio ini sangat suka model-model dari Victoria's Secret dan Gigi Hadid salah satu favoritnya.

“Edan juga si Zayn Malik, belum halal tapi malah nanam benih duluan.” Mulutnya tak berhenti mengunyah hingga tanpa sadar sisa snack tinggal setengahnya saja. “Gue banting setir aja deh ke Kendall Jenner, Candice Swanepoel sama Josephine—”

BRAK!!!

Uhuk—bangsat!” Rio bangun dari acara rebahannya dan segera berdiri meraih segelas air yang ada di meja.

Sial, dia tersedak snack kentang. Rasanya perih sekali.

Dia minum dengan rakus sampai isi gelas itu tandas.

Dia menyeka mulutnya lalu menatap ke arah pintu dengan kesal.

“Lo kalo mau masuk ketok pintu dulu lah, bangsat!” maki Rio dengan kesal lalu kembali duduk di pinggir ranjangnya.

Dev hanya menatap Rio datar. Tidak peduli kalau sang sahabat baru saja tersedak. Cowok itu masih betah menunggu di dekat pintu.

“Ikut gue.”

Dahi Rio mengernyit karena kedatangan Dev yang tiba-tiba dan menyuruhnya ikut keluar.

Hell yang benar saja. Rio sedang mager dan masih ingin stalking instagram model-model itu.

Moh,” kata Rio singkat. “Lagian mau kemana sih? Gue lagi mager juga.”

“Pilih ikut gue atau gue bilangin nyokap lo kalo lo itu suka liatin model-model sexy yang cuma pake lingerie doang?”

Rio menelan salivanya gugup.

Dev terlihat serius sekarang.

Ditambah Rio tidak mau kalau mamanya sampai tahu kalau dia suka melihat hal-hal seperti itu. Bisa-bisa nanti koleksi DC nya dibuang semua oleh sang mama.

“Sialan lo,” maki Rio lalu segera beranjak dari kasurnya lalu meraih jaket dan memasukan ponsel ke saku celananya.

Dev pun menyunggingkan senyum tipisnya lalu keduanya pun segera keluar kamar menuju mobil Dev yang sudah terparkir disana.

Cowok itu duduk dibalik kemudi sedangkan Rio duduk disampingnya, sibuk menyesap rokok dengan kaca mobil yang dibiarkan terbuka.

Dia menghembuskan asapnya ke udara lalu menatap Dev. “Lo sebenernya mau ngajak gue kemana sih, Sat?”

“Nanti juga lo tau,” kata cowok itu. Iris hazelnya masih serius menatap jalanan yang agak ramai.

Rio hanya diam, terlalu malas meladeni Dev yang terlihat aneh hari ini.

[I] Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang