PLAK!!
“Nungging!”
Sang korban itu mengusap bokongnya yang perih akibat di tampar oleh seseorang yang ada dibelakangnya.
Sial juga, kenapa sih bokongnya selalu jadi sasaran empuk?
“Sssh ... sakit. Pelan-pelan kenapa sih!”
“Dah lah cepetan nurut!”
Seseorang itu menurut dan mulai memposisikan dirinya sesuai perintah. Agak gugup dan malu juga sebenarnya.
Disana tak hanya ada dua orang, tapi ada satu orang lagi yang tengah sibuk dengan kegiatannya sendiri di ranjang sambil sesekali menatap dua orang itu dengan tatapan jengah tanpa minat.
Kesal juga karena dirinya harus terjebak dengan dua orang ini. Belum lagi kegiatan mereka yang sedaritadi belum selesai.
Lebih baik dia memejamkan matanya untuk menuju alam mimpi.
“Pantat lo yang bener dong! Coba naikin lagi.”
“Segini juga udah pas kali.”
“Engga, coba naikin lagi pantat lo.”
“Hm ... gimana? Segini cukup?” tanya cowok itu sambil membenarkan posisinya agar terasa pas.
“Pantat lo jangan di goyangin mulu!”
Seseorang itu menggeram kesal. “Yaudah sih buruan gue malu trus pegel juga!”
“Hahaha oke, lo—”
“Wait, wait, wait!” kata cowok itu cepat hingga memotong ucapan seseorang yang ada dibelakangnya. “Pelan-pelan anjir. Trakhir kali gue ngelakuin ini, badan gue sakit!”
“Haha oke, gue bakal pelan kok.”
BRAK!!!
Pintu dibuka dengan kencang dan tergesa-gesa. Si pelaku langsung menatap aktifitas tiga orang yang ada didalam kamar dengan tatapan terkejut dan tidak percaya.
Mulutnya terbuka dengan matanya yang membelalak kaget. Dia benar-benar dibuat shock.
Rio baru saja selesai makan mie rebus di ruang tengah sembari menonton TV tapi baru saja dia akan kembali ke kamar, dia melihat Niko yang tengah menunggingkan pantatnya sementara Erik tengah memegang pinggang cowok itu. Di ranjang sana juga ada Dev yang tengah tiduran terlentang dan menutup mata dengan lengannya.
Keadaan ini ambigu sekali. Membuat pikiran Rio bercabang. Dia tak menyangka kalau selama ini sang sahabat ternyata—
“HEH!! APA-APAAN NIH? KALIAN THREESOME?!!”
Teriakan Rio langsung dihadiahi lemparan bantal yang berasal dari Dev.
Cowok itu menatap Rio dengan kesal karena mengganggu dirinya yang sudah hampir terlelap. Padahal jarang sekali dia bisa tidur siang.
Tak hanya Dev yang geram, Niko dan Erik pun melemparkan sandal mereka ke arah Rio.
“Si goblok otaknya kotor banget sih!”
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] Ralaya ✔
Teen FictionAku yang sedang frustasi saat ini hanya duduk bersandar di sudut ruangan. Air mata sialan ini terus saja mengganggu pandanganku. Tangan kanan-ku memegang sebuah cutter yang selama beberapa bulan ini telah menjadi teman setiaku. Dengan yakin, aku mul...