qur'ban dan masjid al-aqsa

92 4 0
                                    

Oleh:
Ahmad Musyafa’, Lc.,M.Pd.I*

Bulan Dzulhijjah tinggal menghitung hari. Allah kembali menyiapkan peluang besar untuk hamba-Nya para perindu surga. Dimulai sejak tanggal satu hingga tanggal 10 Dzulhijjah, dijadikan sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun (al-‘asyrul awwal). Amal shalih yang dilakukan pada hari-hari itu sangat dicintai Allah, mengalahkan amalan jihad di jalan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tiada amal shalih yang lebih dicintai Allah kecuali amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” Para Sahabat bertanya, “Meskipun jihad di jalan Allah tidak lebih dicintai?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Meskipun jihad di jalan Allah (tidak lebih dicintai), kecuali orang yang pergi berjihad dengan jiwa dan hartanya, sementara tidak ada yang kembali sama sekali (syahid di jalan Allah).” (HR. Bukhari).

Lebih khusus lagi di dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini, tanggal 9 disebut sebagai hari Arafah, mempunyai keistimewaan tersendiri bagi orang yang sedang haji atau tidak. Wuquf di padang Arafah bagi yang haji dijanjikan ampunan Allah. Puasa Arafah bagi yang tidak haji juga diampuni dosa-dosanya dua tahun.

Khusus tanggal 10 Dzulhijjah juga mempunyai keistimewan yang lain. Amal ibadah yang paling dicintai Allah di hari ini adalah menyembelih hewan kurban, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak ada amalan anak Adam yang lebih dicintai Allah pada hari Nahr, kecuali mengalirkan darah (menyembelih qurban).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Nahr, penyembelihan, atau disebut Ibadah Qurban, mengingatkan kita kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Karena Syariat Qurban sejatinya melestarikan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, serta meneladani kesungguhan beliau dalam menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Melaksanakan semua perintah Allah subhanahu wa ta’ala dengan totalitas, meskipun harus dengan pengorbanan terberat.

Sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita mempunyai hubungan istimewa dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Karena beliau adalah satu-satunya nabi yang berkirim salam cinta kepada kita melalui Nabi Muhammad shallallhu ‘alahi wa sallam, ketika keduanya bertemu di tempat yang mulia, yaitu di Masjid Al-Aqsha pada malam Isra' Mi’raj. Kita pun menjawab salam cinta tersebut setiap kali shalat, mengirimkan salam kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, shalawat ibrahimiyah dalam setiap tasyahhud.

Baitul Maqdis menjadi saksi keistimewaan kedua Nabi Agung ini. Membuktikan salah satu keagungan Allah subhanahu wa ta’ala yang diperlihatkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, linuriyahu min ayatina. Khalilullah bertemu dengan Habibullah. Pertemuan dua kekasih Allah, di negeri yang diberkahi Allah, negeri para Nabi bernama Palestina.

Keberkahan negeri ini disebutkan enam kali di dalam Al-Quran. Keberkahannya menyelimuti buminya dan juga para penduduknya. Keberkahannya menyentuh wilayah di sekelilingnya (bâraknâ haulahû), bahkan orang-orang yang jauh tapi mempunyai kedekatan jiwa dan perhatian besar kepadanya, pun akan mendapatkan keberkahannya.

Baitul Maqdis merupakan tempat hijrah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Dijadikan Allah subhanahu wa ta’ala sebagai tempat terbaik pada akhir zaman. Kita pun diperintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika sudah datang akhir zaman itu, maka kita diperintahkan hijrah ke Baitul Maqdis, bukan ke tempat yang lain.

Keterikatan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan Baitul Maqdis dan Palestina semakin kuat, dengan dikuburkannya jenazah beliau di Palestina, tepatnya di Kota Al-Khalil. Nama kota ini juga diambil dari titel mulia Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yaitu Khalilullah (kekasih Allah). Lebih tepatnya lagi, kuburan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam terletak di Masjid Al-Ibrahimy.

Tetapi dua pertiga bagian dari Masjid Al-Ibrahimy ini direbut dan dikuasi oleh Zionis Israel. Hingga saat ini. Selain Masjid Al-Aqsha, Zionis Israel sangat berambisi untuk mengambil alih dan merebut Masjid Al-Ibrahimy dari kaum Muslimin. Karena di Masjid ini terdapat kuburan tiga nabi mulia; Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan nabi Ya’qub ‘alaihimussalam.

Pada hari Jumat, tanggal 25 Februari 1994, bertepatan dengan tanggal 15 Ramdhan 1415 H, seorang ekstrimis Yahudi bernama Baruch Goldstein, menembaki jamaah masjid ini ketika sedang melakukan shalat Subuh berjamaah, mengakibatkan 29 syahid dan 15 orang luka-luka.

Maka momentum Idul Adha dan Idul Qurban ini, kesempatan terbaik yang Allah sediakan untuk kita. Untuk melipatgandakan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Meneladani Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melakukan amal shalih terbaik, pada hari terbaik, untuk negeri terbaik yang diberkahi Allah subhanahu wa ta’ala. Fastabiqul khairât.

*1). Direktur International Aqsa Institute (IAI), 2). Div. Program Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis, 3). MPO Indonesia for Palestine

story of palestine(SOP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang