[ SUGA ]
Selamat datang di hari ketujuh sebagai orang paling menyedihkan di dunia. Siapa lagi kalau bukan aku? Min Suga yang selalu salah jika berhubungan dengan cinta.
Tidak ada yang tersisa dalam diriku selain rasa penyesalan yang begitu besar.
Aku menyesal sudah menjaga jarak dengan Wendy. Iya, aku salah karena aku terlalu tidak percaya diri untuk bisa melindunginya. Berkali-kali aku membuat Wendy menangis dan aku tahu itu sangat keterlaluan.
Satu hal lagi, menyatakan cinta dengan buru-buru tanpa persiapan adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan.
Memangnya aku siapa? Leonardo DiCaprio? David Beckham? Aku bukan laki-laki yang bisa meraih hati seseorang dengan sebuah ciuman dan rangkaian kata-kata manis. Bahkan aku sangat beruntung jika di dunia ini ada perempuan yang menyukaiku.
Malam pada hari rapat untuk mini album Wendy, aku mencium perempuan itu dan menyatakan perasaanku. Di dalam mobil. Tepat di depan pagar rumahnya. Pada suasana yang tidak tepat.
Wajar saja Wendy sangat shock dan kehilangan kata-kata. Aku tahu dia berusaha keras menahan diri agar tidak menangis dan aku masih tidak bisa melupakan tatapan matanya saat dia berkata bahwa aku harus menjaga jarak darinya. Selamanya.
Argh, oke. Wendy memang tidak berkata 'selamanya' tapi aku merasa seolah-olah Wendy memintaku seperti itu.
Jika hidupku ini adalah sebuah rapor besar, maka sebagian besar nilaiku tertulis dengan tinta merah. Yang mana aku harus melakukan perbaikan dan aku juga gagal dalam perbaikan.
Hancur sudah.
"Tuan Min Suga!"
Aku mendengar namaku dipanggil dan ketika aku menoleh ke sekeliling, ruang tunggu tempat aku berada sudah sangat sepi. Ke mana semua orang? Aku pikir tadi ada sekitar sepuluh orang yang menunggu di sini bersamaku.
Tanpa menunggu lama, aku menghampiri meja registrasi dan duduk di kursi yang berhadapan dengan petugas dari militer.
"Ini hasil tes kesehatan anda," ujarnya sambil memperlihatkan formulirku yang terisi penuh. "Selamat, anda akan menjalani wajib militer sebagai tentara angkatan darat."
Hmm, sejak kapan kata 'selamat' tepat digunakan untuk situasi seperti ini?
"Terima kasih," sahutku canggung.
"Segala perlengkapan, aturan, dan ketentuan ada di buku panduan ini," lanjut sang petugas kemudian memberiku buku yang cukup tebal. "Letak markas akan diberitahu sebulan sebelum anda mulai bekerja."
Aku mengangkat alis. "Berapa lama aku harus jadi tentara?"
"Untuk tentara angkatan darat, masa bekerja adalah 21 bulan," jawab sang petugas ringan.
Glek! Aku menelan ludah dengan susah payah ketika mendengar kata 'dua puluh satu'. Mengapa angka itu terdengar begitu aneh? Mengapa tidak dibulatkan saja menjadi dua puluh?
Seakan bisa membaca pikiranku, sang petugas tertawa. "Tenang saja, Tuan. Anda akan bisa melupakan segala permasalahan anda di militer. Terutama masalah cinta."
Uh, oh. Apa katanya tadi? Cinta?
"Apa aku terlihat seperti memiliki masalah cinta?"
"Iya, wajah anda mengatakan segalanya," balas sang petugas. "Maaf kalau saya lancang, tapi wajah anda seperti orang yang sedang patah hati."
Aku menghela napas. "Permintaan maaf diterima."
"Percayalah, saya juga pernah ada di posisi anda," lanjut sang petugas. "Waktu terus berjalan dan terkadang kita nggak perlu terus memikirkan satu orang yang nggak memikirkan kita kembali. Masih banyak perempuan di dunia ini yang bisa anda pilih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Before the Concert ✔️
Fanfictie[ COMPLETED ] 'Sequel dari After the Concert' Kembali pada waktu sebelum konser, di mana Suga berusaha membuat Wendy selalu tertawa. Ini kisah tentang dua manusia yang berusaha hidup bersama di Seoul. Dua manusia yang bertemu secara tidak sengaja ka...