5

4.9K 300 9
                                    


Aku bahagia melihat keharmonisan keluarga mereka.- Meira





🌹🌹🌹🌹




Sudah selama seminggu Meira bekerja di tempat Mas Fatah. Dia merawat nenek Mas Fatah dengan sangat hati-hati juga dengan kasih sayang.

Namun, selalu saja ketika Meira menyuapi nenek Mas Fatah tidak ada reaksi apapun. Diam dan tidak bergerak dengan pandangan kosongnya.

Sesekali melirik dan menatap halaman rumah kemudian memutar kedua bola matanya. Meira tidak melihat itu sama sekali.

Saat ini, Meira duduk di depan teras rumah Mas Fatah. Setelah mengantarkan nenek Mas Fatah ke kamar untuk tidur.

Akhirnya, Meira  duduk dengan memegang Mushaf yang ada di tangannya. Dia membuka surah Ar-Rahman kemudian membacanya dengan pelan.

الرَّحْمَٰنُ
(Allah) Yang Maha Pengasih,

Hampir 10 menit dia membaca surah Ar-rahman. Tanpa dia sadari, seseorang melihat dia dan mendengarkan dia mengaji.

تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.
Sadaqallahulazzim

Meira selesai dan menutup mushafnya. Kemudian, Meira tersentak ketika dirinya bangkit untuk melihat nenek.

Seorang pria dengan jas berwarna putih yang senada dengan celana panjangnya. Rambut hitam gelam yang tampak halus. Ditambah di tangannya dia membawa sebuah tas kecil hitam.

Melihat wajahnya dia sangat tampan.
Meira menunduk malu-malu. Diam-diam dia memuji ketampanan seorang pria yang bukan mahramnya. Ketampanannya mirip sekali dengan Fatah. Astagfirullah ampuni aku yaAllah.

"Assalamu'alaikum, ini siapa ya??" tanya pria yang dihadapan Meira.

"Wa'alaikumsalam. Saya Meira perawat nenek Mas Fatah." Jawab Meira memperkenalkan diri sambil menunduk.

Mendengar jawaban Meira. Pria yang dihadapan Meira tersenyum.

"Ohiya. Salam kenal saya Muhammad Fadil Alhidayah." Pria dihadapan Meira memperkenalkan dirinya juga.

Meira ingat ketika melihat kartu pengenal Mas Fatah dulu. Namanya hampir sama dengan Pria itu.

"Em. Mas Fadil kakanya Mas Fatah?" tanya Meira ragu-ragu dan jika dia salah dia akan malu sendiri.

Mas Fadil mengangguk sambil tersenyum. Melihat itu Meira lega, ternyata dugaannya memang benar.

"Yaudah saya masuk kedalam ya."

🌹🌹🌹🌹


Meira pulang dengan cepat hari ini. Karena kedatangan Mas Fadil. Bunda dan Mas Fatah pun pulang cepat.

Mereka merayakan kedatangan Mas Fadil dari Kairo. Awalnya Meirapun disuruh untuk tidak pulang. Namun, dia menolak karena ada sesuatu yang harus dia kerjakan di rumah.

"YaAllah Fadil. Anak bunda udah pulang."
Bunda memeluk Mas Fadil dengan erat. Melihat itu, membuat Meira tersentuh.

"Bang Fadil pulang kapan? Padahal bilang saja dari kemarin kalau pulang? Jadi Fatah sama Bunda bisa menyiapkan yang lebih dari ini."
Fadil menepuk pundak adiknya. Dia tersenyum.

"Sudahlah, intinya abang tetap pulang. Dan rayakan dengan hal yang sederhana saja."

"Yasudah, kita rayakan saja sekarang. Bunda mau bikin sayur lodeh kesukaan abang Fadil nih."

"Duh bun. Paling tau aja masakan abang." ucap Fadil sambil tertawa.

Bunda melihat Meira , dia tersenyum melihat keharmonisan keluarga mereka.

"Mei. Kamu disini juga ya." ajak Bunda.

Meira menggeleng cepat. Dia harus cepat pulang karena dia ada urusan di rumahnya.

"Maaf bun. Mei ada urusan di rumah"

"Yaudah gapapa. Kamu hati-hati pulangnya ya Mei."

"Iya bun . Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" ucap mereka serentak ketika Meira berpamitan untuk pulang.

"Aku bahagia melihat keharmonisan  keluarga mereka" gumam Meira, kakinya melangkah menuju keluar rumah keluarga Mas Fatah untuk pulang.






Next?

Syukron katsiran;)

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang