14

4K 220 0
                                    

Bertahan dalam cobaan hidup yang tengah mendera. Memang untuk saat ini rasanya sakit dan susah.
Namun ingatlah, apapun yang Allah gariskan tak ada yang sia sia. -Meira


🌼🌼🌼🌼


"Om, kenapa melamun?" Meira duduk di samping seorang pria dengan sendirian.

Mata Meira mengamati Pria itu yang memegang sebuah kerudung bernoda merah dan itu membuat Meira bergidik ngeri akan darah yang tercetak jelas di kain itu.

"Om, bisa denger Mei tidak. Itu kerudungnya banyak darahnya om." ucap Meira lagi. Namun, tidak ada jawaban dari pria yang dia panggil om itu.

Akhirnya karena tidak ada jawaban. Meira bangkit dari tempat duduknya untuk segera pulang. Tetapi, tangannya ditahan oleh pria itu.

"Ada apa om.?" tanya Meira kebingungan.

Tanpa sadar tubuhnya tertarik dan benar saja pria itu memeluk Meira sambil mengucapkan nama seseorang yang tidak Meira kenal.

Meira merasakan tubuh pria itu bergetar. Tetapi, dia bisa merasakan ketegaran di dalam diri Pria itu. Setelah beberapa menit pria itu melepaskan pelukannya.

"Maaf, Saya sangat bersalah telah memeluk kamu." ucap pria yang dihadapan Meira tersebut.

"Tidak apa-apa om. Kalau setidaknya om sedang ada masalah. Lebih baik om curahkan saja. Barangkali saya bisa bantu." kata Meira sambil tersenyum.

"Baiklah." Akhirnya om itu menjawab dengan wajah menunduk.

Setelah mendengarkan cerita dari pria yang dihadapan Meira. Dia tersentuh dengan apa yang diceritakan oleh pria itu. Betapa besar cintanya pria itu kepada calon istrinya yang telah meninggal.

"Om yang sabar ya, mungkin Laila calon istri om itu sudah ditakdirkan seperti itu. Om harus kuat. Kalau om sedih nanti mbak Laila ikut sedih di atas sana." ujar Meira menyemangati.

"Ya, saya ikhlas. Dan ya nama kamu siapa?" tanyanya.

"Saya Meira om, kalau om?"

"Saya Fadil Alhidayah."

"Ohiya. Ka Fadil titip kata Meira ya. bertahan dalam cobaan hidup yang tengah mendera. Memang untuk saat ini rasanya sakit dan susah. Namun ingatlah, apapun yang Allah gariskan tak ada yang sia sia. " jelas Meira.

"Iya Dek Meira. InsyaAllah"

Fadil tersenyum melihat gadis SMA dihadapannya itu. Bebannya berkurang ketika menceritakan isi hatinya. Namun, Meira melihat jam tangan yang melingkar ditangannya.

"Ka Fadil, Meira pamit ya. Kapan-kapan kita bertemu lagi."

"Iy-"

Sebelum kata-katanya selesai, Meira sudah berjalan meninggalkan Fadil. Tetapi, tanpa disangka sebuah motor melaju kencang ke arah Meira.

Dan itu membuat Fadil terlambat untuk menyelamatkannya.
Darah bercucuran di kepala Meira, dan Fadil langsung menghampiri Meira yang mulai dikerumuni oleh orang banyak.

"Meira bangun." ucapnya menepuk pelan pipi Meira.

❤️❤️❤️❤️


Meira terbangun dengan napas tersenggal-senggal. Ternyata itu hanya mimpi dan mimpi itu sangat mengerikan bagi Meira.

Tetapi, siapa pria yang bersama Meira di mimpinya itu. Memikirkannya membuat kepalanya terasa sakit.

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang