33

2.8K 151 5
                                    

Assalamu'alaykum, Haii apa kabar?? Semoga kalian sehat selalu di sana ya, Dan Minal aizin wal fa izin yaa, maafin ya kalau ada salah hehe. Udah lama ya ga update hehe, saking sibuknya dan akhirnya aku bisa comeback buat next cerita ini. Makasih comentnya dan koreksinya aku senang banget, emang banyak banget typonya dan bakal aku perbaiki setelah cerita ini selesai yaa😁Duh kebanyakan ngomong, oke deh mulai membaca aja yaa, Semoga sukak❤













Akan ada saatnya kita akan saling merindukan.

💕💕💕

Biasanya setiap hari minggu Fatah mengajak Meira untuk makan siang di luar. Namun, tidak sekarang, hari ini Fatah tidak datang ke rumah Meira karena dia sedang sibuk dengan pekerjaan kantor yang menumpuk.

Alis Meira terangkat sebelah, bingung. Mengapa harus hari minggu Fatah sibuk dengan pekerjaannya. Bukannya, Fatah mempunyai sekretaris di kantornya. Memikirkan hal seperti ini membuat Meira sedikit pusing.

Mungkin, Meira akan di rumah saja sambil beristirahat. Dia memaklumi Fatah dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

Saat Meira ingin masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Meira berhenti tepat di ambang pintu kamarnya. Satu pesan dari Fatah, membuat senyum Meira mengembang.

From : Mas Fatah
Assalamu'alaikum wr wb. Mei, kmu skrng dtng y k rumah mas. Ada yg mau mas omongin.

Sebentar bukannya ada urusannya? Mengapa menyuruh Meira ke rumah. Ah sudahlah, Mungkin Fatah sudah pulang dari pekerjaannya.

Akan begitu, setelah membaca pesan dan membalas pesan. Meira bersiap-siap untuk pergi ke rumah Fatah.

****

Satu hal yang tidak pernah Fatah mengerti adalah hal yang dia dengar sekarang ini. Bundanya memberitahu yang tidak mau Fatah lakukan.

"Bunda tau ini memang sangat cepat sekali. Namun, bunda sudah mengatur semuanya. Jadiiii kamu harus siap dengan pingitan ini."ucap Bunda.

Kata "PINGIT" itu membuat Fatah sedikit kesal. Kenapa harus melakuannya? Why? Otak Fatah mulai mencari alasan pingit sebenarnya apaaa? meskipun dia tau.

Melihat wajah anaknya yang berubah masam. Bunda tau kalau Fatah tidak menyukai dipingit.

Tapi, mau bagaimanapun harus dilaksanakan. "Meira harus mengetahui ini juga Fat, hubungin dia" lanjut Bunda.

Fatah mengangguk, tetapi wajahnya masih terlihat kesal. Dia mengetik pesan untuk Meira, lalu meletakkan ponselnya di meja.

Bunda sedikit bingung dan bertanya " Kamu tidak jemput Meira ?"
Sedangkan Fatah hanya menjawab. "Bensinnya habis bun." Mendengar jawaban Fatah membuat Bunda tidak habis pikir. Biasanya Fatah sering menjemput calon istrinya bagaimanapun juga.

"Yasudah, bunda mau ke dapur dulu. Kalau Mei sudah datang kasih tau." ucap Bunda segera pergi menuju dapur.

Di sisilain Meira melakukan perjalanan sekitar 20 menit. Jarak rumah Meira dengan rumah Fatah memang sedikit jauh. Apalagi harus berjalan menuju komplek rumah Fatah.

Namun, itu semua tidak Meira pikirkan, yang dia pikirkan adalah hal apa yang akan dibicarakan Fatah.

Meskipun Meira sempat bingung mengapa Fatah tidak menjemputnya ke rumah. Dan tidak memberitahu alasan bahwa Fatah tidak bisa menjemput.

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang