28

3.6K 198 24
                                    

Selamat membaca😁Maaf jika part ini banyak typo dan lumayan sedikit ga jelas ceritanya wkwk, tapi aku harap kalian menyukainya❤









----

Kali ini aku akan memberanikan diriku untuk menemuimu. sehingga Kapanpun dan dimanapun kamu akan terus menemuiku..

----







Semenjak mendengar penuturan Fatah kemarin membuat tidur Meira tidak nyenyak. Padahal esok pagi dia harus bekerja di rumah Fatah.

Namun, sampai sekarang perkataan Fatah membuat jantungnya terus saja berdegup kencang.

Karena itu, Meira bangkit dari tempat tidurnya, dia berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Daripada terus-terusan memikirkan hal itu.

Meira akan solat istikharah untuk menemukan jawabannya.
Jam sudah menunjukan pukul 01.00 malam.

Meira menunaikan solat istikhrah dengan khusyu. Suasana kamar Meira hening, hanya lantunan ayat suci yang terdengar merdu di bibir Meira.

"YaAllah aku memohon petunjukMu. Jika memang dia jodohku maka dekatkan aku hingga kami menuju ikatan halal. Jika memang bukan jodohku maka biarkan aku ikhlas dengan kepergiannya. Sesungguhnya aku memohon ampunan dan petunjukMu. Hanya kepadamu aku berserah diri dan meminta ampunan.. Aamiin yarabbal alamiin..."

Setelah selesai berdo'a, Meira kembali melanjutkan solat tahajud dan membaca al-qur'an hingga menjelang subuh tiba.

Sepanjang malam itu hingga subuh Meira melantunkan ayat-ayat suci. Suaranya terkadang berubah-ubah. Isak tangis terdengar di saat lantunan ayat yang dia baca.

Meira melipat mukena yang sudah dia pakai. Matanya sedikit sembab akibat dia menangis karena sedih dengan arti ayat yang dia baca.

Ketika Meira meletakkan mukenanya di lemari. Adiknya langsung membuka pintu kamar Meira dan menghampirinya.

"Kak, Aldi pengen pindah sekolah" ucap Aldi adiknya Meira.

Meira menaikkan sebelah alisnya karena bingung. Dia menyuruh Aldi duduk di kasurnya supaya leluasa untuk berbicara.

"Ada apa? Kenapa ingin pindah?" tanya Meira menatap lurus ke arah Aldi.

"Aldi udah ga sanggup lagi sekolah di sana, tiap hari Aldi selalu diejek karena keluarga Aldi penjual kue" jawab Aldi menunduk.

Mendengar itu, Meira hanya tersenyum tipis.

"Dek, memangnya kamu hidup oleh siapa? Bukan oleh mereka kan. Apa yang mereka katakan jangan kamu dengarkan. Anggap saja angin lewat. Kenapa harus malu? Banyak ko temen-temen kamu yang lebih rendah dari kita. Jangan di anggap serius dengan perkataan mereka. Kamu hidup di keluarga kita bukan hidup oleh omongan mereka." jelas Meira memegang pundak Aldi.

Aldi hampir saja menangis dengan perkataan Meira. Dia memeluk Meira dengan isak tangis yang tidak bisa ditahan.

"Kak, sekarang Aldi mengerti. Harusnya Aldi paham dari dulu. Makasih kak" ucap Aldi.

"Sama-sama dek. Sudah, sekarang kamu bersiap-siap untuk sekolah" kata Meira.

"Iya ka, Aldi tinggal berangkat kok." jawab Aldi memperlihat pakaian seragam putih merahnya.

♡♡♡♡

Fatah menghela napas pelan. Dia memegang dadanya karena dia grogi untuk mengatakan sesuatu kepada bunda. Bunda berada di kamarnya sambil melakukan aktivitas merajutnya.

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang