10

4.3K 211 2
                                    

Kuatkan diriku ketika ujianMu menghampiri yaAllah.
-Meira


💕💕💕💕



T

in tin tin, suara klason mobil terdengar di depan halaman rumah Fatah.

Karena penasaran, Fatah menyibakkan jendela kamarnya untuk melihat siapa yang datang pagi-pagi sekali.

Matanya sedikit terbelalak. Tapi, dia akhirnya tersenyum masam. Melihat pemandangan yang tidak pernah Fatah lihat tapi akhirnya terlihat.

Kania Amelia, Gadis yang sekarang memasuki halaman rumah Fatah.

Tanpa memencet bel, gadis itu masuk seolah dia telah tau keadaan rumah Fatah. Melihat Kania, Fatah bergegas turun untuk menyambutnya. Meskipun malas.

"Assalamu'alaikum bunda, ka Fatah sama bang Fadil." Teriak Kania menggema ke seluruh rumah. Bunda yang sedang menyiapkan sarapan terlonjak kaget dengan teriakan itu.

"Wa'alaikumsalam Nia, wah ngapain ke sini? Pagi banget Nia." jawab Fadil ketika sedang membantu bunda.

Kania tersenyum malu-malu, disaat itulah Fatah datang dengan dari tangga.

Sontak terkejut, Fatah hampir tidak bisa bergerak dengan pelukan yang tiba-tiba dilakukan oleh Kania.

"Ka Fatah, aku kangen." seru Kania membuat Fatah memejamkan matanya sebentar. Lalu, melepaskan pelukan Kania.

"Kania, Aku bukan mahram kamu. Setidaknya kamu berbicara aja dan jangan memelukku seperti ini." ucap Fatah, membuat Kania menunduk.

Fadil yang melihat itu, menepuk bahu Kania pelan dan tertawa kecil.

"Ya Allah Fatah, ternyata kamu masih sama kaya dulu, cuek bebek ke Kania, tapi sebentar, kamu selalu baik sama siapa ya, gadis yang jadi-"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap seseorang yang dari ujung pintu rumah dan terlihat gadis yang berbusana pink dengan balutan jilbab syar'i.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab Fatah segera menghampiri gadis itu tanpa menoleh ke arah Kania.

Kania terkejut dengan siapa yang mengucapkan salam. Dan dia tersenyum kecut melihat Fatah menghampiri gadis itu.

"Nah gadis yang ini kan, ehm Meira" ucap Fadil santai

Namun, Fadil sudah menebak bahwa ada sesuatu dengan Fatah juga Meira.

"Mas, afwan saya terlambat." ujar Meira menunduk karena merasa tidak enak datang tidak tepat waktu.

"Tidak apa-apa. Syukurlah kamu datang." jawab Fatah tersenyum.

"Wah-wah ternyata dunia itu sempit ya," ucap Kania tiba-tiba membuat Fatah dan Meira ikut menatapnya.

"Kania, kenapa kamu di sini?" tanya Meira sedikit kebingungan.

"Lo nanya gitu ke gue, di sini gue calon istri Ka Fatah. Dan Lo ngapain di sini?" Kania memeluk lengan Fatah. Tapi dengan cepat Fatah melepaskan pelukan Kania.

"Alhamdulillah, semoga nantinya jadi keluarga sakinah dan mawadah. Dan di sini aku bekerja Kania" ujar Meira sambil tersenyum.

Tidak dengan Fatah, mendengar itu membuat hatinya teriris. Dia tidak tau kenapa dia seperti ini mendengar jawaban Meira.

"Aamiin, makasih ya Mei, tapi gue gak percaya lo yang sekarang ga kaya lo yang dulu." sindir Kania sambil tersenyum miring.

Meira tidak menjawab perkataan Kania, karena dia tau jika dia terus-terusan berbicara kepadanya, tidak akan kelar dan hanya caci maki yang dia dapat.

"Yasudah Mas, saya akan ke kamar nenek dan memulai pekerjaan saya." pamit Meira kepada Fatah.

Fatah mengangguk dan menghela napas pelan ketika melihat punggung kecil Meira menjauh.

"Oh si Meira itu kerja di sini ya." Gumam Kania pada dirinya sendiri dan tersenyum miring.

🌺🌺🌺🌺


"Nenek yuk makan dulu. Setelah itu, Mei bakal mengajak nenek keluar." ucap Meira meletakkan makanan di tempat tidur.

Meira mengambil 1 suap sendok untuk menyuapi nenek. Tidak ada respon apa-apa dari nenek.

Meira berusaha supaya nenek tetap makan, mulutnya Meira buka pelan untuk menyuapi.
Setengah dari makanan yang Meira bawa sudah habis.

Dia mengambil obat nenek dari laci yang tidak jauh dari tempat tidur nenek. Lalu, dia mengeluarkan 2 obat seperti biasanya untuk diminumkan kepada nenek.

Setelah diminumkan, Meira mengangkat pelan nenek, meskipun jika di lihat Meira sedikit kesulitan. Tapi akhirnya, bisa menduduki nenek di kursi roda.

"Mei, bunda titip nenek ya." ucap bunda kepada Meira.

"Baik bun, Meira akan menjaga nenek." jawab Meira melanjutkan mendorong kursi roda nenek menuju keluar rumah.

🌺🌺🌺🌺


Kania tidak sengaja melihat Meira keluar rumah dengan membawa nenek Fatah.

Tiba-tiba syaitan membujuk pemikiran Kania untuk berbuat jahat. Akhirnya, Kania tersenyum melihat sosok yang dia benci itu.

"Lo akan dipecat secepatnya." gumam kania tersenyum sinis.

Di sisi lain Meira duduk di kursi taman komplek perumahanan.

Dia melihat beberapa anak kecil sedang bermain juga tertawa ria. Dan, tiba-tiba saja Meira merasa ingin makan siomay,

Tanpa aba-aba, akhirnya dia berjalan menghampiri tukang siomay yang tidak jauh dari tempatnya.

"Nenek tunggu sebentar ya, Meira mau beli siomay dulu." ucap Meira kepada nenek dan bangkir secepatnya menghampiri tukang siomay itu.

Kania melihat Meira membeli siomay dan meninggalkan nenek. Dia langsung bergegas menuju nenek yang sedang duduk sendirian.

"Hay, nenek apa kabar, Kania mau minjem nenek dulu sebentar ya." kata Kania tersenyum licik dan mendorong nenek ke tempat lain.

Sedangkan, Meira kembali lagi dan tidak melihat nenek di sana. Saat itulah Meira panik. Bungkusan siomay yang dia pegang terjatuh.

"Ya Allah, cobaan apalagi ini, nenek dimana??" guman Meira dengan wajahnya yang cemas.

"Kuatkan hamba yaAllah menghadapi cobaan ini"

Setetes air mata jatuh ke wajah Meira. Dan dia tidak tau harus berbuat apa.

 Dan dia tidak tau harus berbuat apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang