8. Flashback

4.6K 208 3
                                    

💕💕💕💕

Dia Meira yang selalu di bicarakan oleh semua siswa di sekolahnya. Rambut yang tergerai ke belakang dan seragam yang membaluti tubuhnya dengan ketat.

Dia berjalan seakan tidak ada orang yang memperhatikannya. Dia memang egois. Tidak peduli dengan hal sekitar.
Bukan hanya gadis yang dibenci oleh kalangan gadis lain. Dia juga gadis yang disukai oleh kalangan pria disekitarnya.

Terkadang saat dia kelas 10 SMA. Dia selalu di bully dengan kasus dia pelakor. Tetapi, dia tidak marah dan tidak pernah melakukan hal yang seperti itu.

Menerima dengan segenap hati apa yang orang lain caci dan injak harga dirinya. Dia tetap berdiri dengan kaki yang masih kuat menahan beratnya kehidupan.

Tidak ada seorangpun yang selalu menemaninya. Juga dia duduk sendiri di kursi paling pojok belakang kelas.

Memang tertutup dirinya. Akan tetapi, dengan wajahnya yang tercipta cantik dan dibenci oleh gadis lain membuat dia dibicarakan oleh banyak orang.

Mungkin, orang lain hanya melihat dirinya dari luar saja. Mereka tidak tahu apa yang Meira rasakan.

Dengan menghujat, memaki, mencela dan yang lainnya. Apakah itu membuat Meira tertawa dengan hidupnya?

Tidak, Meira jujur amat sedih dengan hidupnya. Terkadang Allah berikan ujian untuk menguatkan HambaNya. Tetapi, Meira belum sadar akan semua ini memang ujian.

Dia terus saja menangis ketika dirinya sendirian. Dia memang lemah di belakang keteguhan dan kekuatannya. Entah, belum ada orang yang melihat dia menangis karena sakitnya penderitaannya.

Saat tetes mata mengalir hari itu. Hari dimana, Allah berikan seseorang untuk membantu dirinya.

Seseorang yang menawarkan tangannya untuk mengenggam, seseorang yang menawarkan pundaknya untuk bersandar. Dan seseorang yang menawarkan dirinya untuk menjadi temannya.

Ya. Dia Nita. Teman sekelasnya yang selalu dikatakan wanita sholehah. Akan tetapi Nita selalu berkata ketika orang lain mengatakan dirinya sholehah.

"Aku bukan wanita sholehah. Aku hanya wanita akhir jaman yang ingin merubah diriku menjadi lebih baik. Dan taat untuk melakukan perintahNya."

"La tahzan innallaha ma'ana, Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."

"Gausah dipikirin orang lain mau gimana kekita. Toh, yang jalani hidup itu kita bukan mereka."

"Kalau kamu terus-terusan dengerin omongan mereka. Yang ada kamu makin terpuruk dan bersedih. Lebih baik kamu dengerin lantunan ayat suci biar adem dan tenang."

"Inget ya Mei. Allah ga akan kasih ujian untuk hambaNya diluar batas kemampuan hambaNya. Kerana Allah tau, kamu bisa buat menjalani semuanya."

Kata-kata Nita yang selalu memotivasi Meira untuk bangkit dan berubah. Mungkin sulit, tetapi Nita pernah berkata lagi..

"Berubah itu ga akan langsung Berubah. Tapi bertahap Mei, insyaaAllah kamu bisa."

Niatnya untuk berubah sudah bulat. Dimulai dengan hal yang kecil dulu. Sekarang dia berjilbab meskipun belum syar'i. Tetapi membuat Meira merasa terjaga dengan balutan jilbab yang di kenakan.

Setelah berjilbab , dia memperbaiki solatnya. Meskipun ada beberapa yang tidak dia tau. Tetapi dia berusaha untuk bisa.

Dan akhirnya, dia merasa nyaman dengan dirinya yang sekarang. Nita yang sudah dia anggap sahabatnya selalu bersamanya sekarang.

Ketika Meira tau, respon orang-orang disekitarnya semakin menjadi-jadi dengan dirinya yang telah berjilbab. Terkadang, ada saja kata-kata diantara mereka membuat Meira down sesaat.

"Udah berjilbab toh. Tapi tetap aja masih kek dulu."

"Duh, sok alim banget tuh cewek. Pengen cari sensasi kali ya."

"Mana badan sexynya woy. Buka lagii biar aduhai."

"Gue pengen ketawa liat perubahan si Meira."

"Ga pantes buat lo."

Hatinya teriris mendengar perkataan mereka. Kasar sekali mereka kepada Meira. Hampir saja Meira ingin melawan semua perkataan orang-orang. Tetapi , Nita memegang tangan Meira sambil tersenyum.

"Sabar, ga usah didengerin. Dan ingat ini ujian yang Allah kasih sama kamu. Biar Allah yang balas semua perbuatan mereka sama kamu. Intinya kamu fokus sama tujuan kamu aja ya. Hamasah Mei"

🍁🍁🍁🍁

Syukron katsiran🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Syukron katsiran🍁

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang