31

3.1K 185 4
                                    


I'm Come back^^ Selamat membaca^^






Kamu tau? Kenapa aku sering mengalah?
Jawabannya karena aku akan memberikan apa saja yang kamu mau asal kamu bahagia~







*





Sudah seminggu berlalu sejak Fatah melamar Meira. Proses ta'aruf yang mereka jalani berjalan lancar.

Setiap hari, Fatah selalu mendatangi rumah Meira dengan alasan untuk pergi keluar sebagai pendekatan.

Bunda Fatah yang selalu melihat Fatah tersenyum setiap harinya, membuat hati Bunda sangat lega. Jarang sekali, Fatah tersenyum bahagia setiap hari. Apalagi yang berhubungan dengan Meira.

Saat ini, keluarga Meira dan Keluarga Fatah berkumpul di rumah Meira.

Hanya terdapat Bunda Fatah, Ayah Meira dan ibu Meira. Sedangkan yang lainnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Suasana ruangan tampak sunyi, karena belum ada yang berbicara sama sekali. Melihat situasi seperti ini, membuat Bunda Fatah jenuh.

"Ehm, Maaf pak, saya mulai duluan ya." ucap Bunda Fatah.

"Silahkan bu" jawab Ayah Meira.

Bunda Fatah menghela napas pelan, keinginannya dalam acara kumpulnya ini bisa terwujud. Ya, Bunda berkeinginan untuk mempercepat pernikahan anaknya dengan Meira.

"Jadi begini pak, anak saya dengan anak bapak sudah saling mengenal dari awal mereka bertemu hingga sekarang. Hm, bisa dihitung mereka sudah mengenal selama 2 tahun pak. Saya rasa, sudah cukup mereka melakukan proses ta'aruf." jelas Bunda Fatah.

Ayah Meira tampak sedikit terkejut dengan perkataan Bunda Fatah. Dia terkejut bahwa Meira sudah lama mengenal Fatah.

"Serius bu? Saya kira mereka baru bertemu baru-baru. Yasudah kalau begitu kita atur saja jadwal pernikahannya." sahut Ayah Meira.

Mendengar itu, Bunda Fatah tersenyum bahagia.

"Iya pak benar. Baiklah pak, saya saja yang mengatur semuanya."

"Tapi bu, saya juga sebagai wali dari mempelai wanita harus ikut membantu." ucap Ayah Fatah.

Bunda Fatah menggoyangkan tangannya. "Tidak usah pak, biar saya saja. Bapak dan ibu cukup tau selesai"

"Yasudah kalau begitu, tapi jika memang ibu butuh bantuan, saya siap membantu" ucap Ayah Meira.

"Iya bu, ibu jangan sungkan kepada kita" tambah Ibu Meira yang ikut membantu suaminya.

"Aduh, iyaiya. Iya dong kan kita bakal jadi besan pak bu" kata Bunda Fatah sambil tertawa kecil.

****


Meira duduk di sebelah Nita sambil membaca buku. Saat ini, mereka berdua sedang ada di taman kampus Nita.

Meira menunggu Fatah sambil membaca buku yang dia sering bawa. Sedangkan Nita sejak tadi selalu menganggu konsentrasi Meira. Membuat Meira sangat kesal dengan tingkah Nita.

"Ehm, cieee yang mau married" sahut Nita sambil mencolek dagu Meira.

Meira menepis tangan Nita dengan buku yang dipegang. Dia melotot ke arah Nita. Namun, Nita memberi kedipan genit kepada Meira.

"Iih" Meira kemudian membaca bukunya lagi. Namun, aktivitas bacanya terganggu karena mendengar suara seseorang.

"Assalamu'alaykum." salam Alif yang sudah berdiri di hadapan Meira dan Nita.

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang