7

4.8K 265 0
                                    






Apakabar? Aku harap kamu baik-baik saja. - Alif




🌹🌹🌹🌹



Mereka berkumpul dengan membuat lingkaran besar, dimana semua orang yang ada di ruangan terlihat semua.

Entah kenapa, sejak kejadian tadi, Meira tidak mau jauh-jauh dengan Nita. Mungkin, karena dia sudah lama tidak mendengar perkataan seperti tadi.

Memang sudah lama sekali sejak Meira belum berhijrah, dia telah banyak mendapat ejekan, maupun itu sindiran atau olokkan dari semua orang.

Akan tetapi, cuma Nita yang selalu mengerti keadaan Meira. Sejujurnya Meira terbiasa dengan hidupnya yang seperti itu.

Namun, Nita datang untuk berteman kepada Meira dengan membawa perubahan dan menyemangati hidupnya.

Sampai Meira memantapkan untuk berhijrah, disanalah Nita ikut bahagia dengan perubahan terhadap dirinya. Dia kira semuanya akan berubah seiring Meira melakukan perubahan.

Tetapi salah, Meira masih saja mendapat hujatan, bahkan lebih banyak dari perkiraan. Tidak membuat dia mundur dari niatnya, Meira terus bertekad dan menjadikan semua itu sebagai motivasinya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,"
Seseorang membuka pembicaraan dengan mengucapkan salam, dimana Meira dan yang lain serentak menjawab salam itu.

"Wa'alaykumsalam warahmahtullahi wabarakatuh."

Melihat siapa yang mengucapkan salam, Meira tertegun. Sosok yang berwibawa dan masih terlihat tegas di mata Meira.

Ya, dia Alif Mahendra Putra. Dia Ketua kelas yang menjabat selama 3 tahun di kelasnya dulu.

Meira tersenyum tipis ketika melihat wajah Alif. Namun, dia menggeleng cepat. Karena itu, tidak benar. Meira harus kuat hatinya.

Pandangan mereka bertemu dengan tidak sengaja. Keduanya terkejut dan melihat kearah lain. Canggung memang.

"Alhamdulillah banget buat hari ini. Gue bisa liat kalian semua kumpul diacara reuni kelas. Gue harap kalian ga terpaksa dengan perkumpulan ini. Nah, gue di sini cuma pengen silahturahmi aja guys. Untung-untung gue bisa lihat perubahan kalian yang sudah makin dewasa. Dan ga nyangkanya udah 2 tahun entah berapa tahun kita lulus gue lupa, tapi gue amat bahagia bisa liat kalian." Alif membuka suaranya lagi.

"Gue juga bahagia lif. Bisa ketemu lo dan yang lainnya. Dan gue juga ga nyangka ya liat perubahan yang amat drastis sih, tapi di mata gue dia tetap sama aja kaya dulu." Sindir seseorang yang sepertinya menyindir Meira.

Ya, dia Kania Amelia. Dia teman sekelas Meira tetapi tidak akur dengannya. Justru Kania selalu menyindir dan menghujat Meira di sekolahnya dulu. Saat mata mereka bertemu, disitulah Kania membuang muka untuk tidak melihat Meira.

"Kania, lo masih sama aja ya kaya dulu." kilah Alif dengan nada yang santai.

"Iya Alif kan aku itu tidak akan ada berubahnya sama kamu." Kania mulai lembut kepada Alif. Ya bisa dilihat dia memang menyukai Alif. Oh tidak, Kania memang begitu kepada semua laki-laki. Seakan laki-laki tidak boleh berpaling kepadanya.

Namun, Alif hanya tersenyum dan membuka suaranya lagi.

"Oke guys, kali ini gue kumpul pengen dengerin pengalaman kalian selama kita udah lulus." ujar Alif kepada semua orang yang ada diruangan.

Mereka berkumpul dan menceritakan kehidupan masing-masing setelah lulus sekolah dulu.

🌹🌹🌹🌹


Mereka berdua berjalan menuju parkiran untuk pulang. Sekitar 2 jam yang lalu, mereka menceritakan kehidupan masing-masing.

Kalian harus tau, saat bagian Meira. Yang lainnya, kecuali Nita dan Alif tidak sama sekali menanyakan bagaimana hidup Meira setelah lulus. Hanya Alif dan Nita yang bertanya kepada Meira.

"Gue rasa, pengalaman Meira itu patuh buat dicontoh. Ya, Berubah itu butuh niat dan tekad. Tapi, gue salut sama Meira. Gue harap lo terus istiqomah terus ya Mei." Alif memberi semangat pada Meira.

Mendengar itu, hati Meira melunak. Bahwa Alif tidak seperti Pria lain. Dia berbeda.

"Mei, gimana pekerjaannya? Maaf banget ya aku ga nemu pekerjaan yang cocok buat kamu, tapi tenang aja aku lagi berusaha buat cari kerja untuk kamu." tanya Nita membuat Meira sedikit tidak enak dengan bantuan Nita selama ini.

Namun, mendengar Nita yang bersungguh-sungguh, Meira menggoyangkan kedua tangannya dengan wajah tersenyum.

"Gapapa Nit, alhamdulillah aku udah dapat pekerjaan." Jawab Meira dengan santai.

"Alhamdulillah, semoga kamu betah ya Mei, dan maaf ya aku ajak kamu ke sini, kalau misalnya aku bilang yang sebenarnya pasti kamu ga mau." ucap Nita sedikit bersalah.

"Iya Nit, aku ngerti dan aku senang,
aku di sini karena ada kamu." Setelah perbincangan pendek.
Akhirnya, mereka berhenti di depan parkiran.

Nita merogoh tasnya yang berwarna pink muda dan mencari sesuatu.

"Kenapa?" Meira mengerutkan dahinya melihat Nita.

"Kunci mobilku." Jawab Nita yang masih mencari kunci mobilnya.

Meira tersenyum melihat Nita mencari kunci mobil. Dia menepuk pundak Meira, dan membuat Nita melirik Meira.

"Aku pulang duluan ya, kamu hati-hati ya. Assalamualaikum"
Belum mengucapkan sepatah katapun. Meira sudah berjalan meninggalkan Nita yang kebingungan.

"Kamu juga ya Mei, Waalaikumsalam" ucap Nita agak sedikit teriak dan terdengar ke telinga Meira.

Mendengar itu, Meira membalikkan badan sambil melambaikan tangannya dengan wajah tersenyum.


🌹🌹🌹🌹


Meira menunggu angkot seperti biasanya. Dia sengaja pulang duluan supaya tidak menyusahkan Nita.

Sudah 15 menit dia berdiri menunggu angkot. Tetapi, belum ada yang lewat sama sekali.

Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di depan Meira. Dia mengangkat alisnya kebingungan.

Seseorang keluar dari mobil itu. Meira sedikit terkejut melihat orang yang keluar dari mobil itu.

Dia Alif ketua kelas semasa sekolahnya dulu. Dengan cepat Meira menunduk karena tidak mau memuji ketampanan Alif.

"Assalamualaikum Mei," ucap Alif yang berdiri sedikit jauh dari Meira.

"Wa- walaikumsalam Alif." Meira gugup apalagi dia sekarang sedang menunduk.

Melihat Meira yang menunduk. Alif akhirnya berdiri di samping Meira. Ya, supaya Meira nyaman mengobrol dengannya.

"Apa kabar, aku harap kamu baik-baik saja." tanya Alif dengan bahasanya yang berbeda.

"Bikhoir Alif, bagaimana kamu?" Meira ingin sekali melirik Alif, Namun dia tidak bisa.

"Hm, seperti yang lo liat Mei. Gue baik-baik aja ko." Kata Alif santai.

Mereka akhirnya terdiam selama beberapa menit. Membuat Meira sedikit tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.

"Yaudah Alif, aku duluan ya. Assalamualaikum." Akhirnya Meira membuka suara dan berpamitan.

"Mei, gue anter lo sampai rumah. Alamat lo masih yang itu kan." ujar Alif memperlihatkan kunci mobilnya.

"Tap-"

"Ga ada penolakan buat gue. Lo tau kan Mei." Potong Alif tiba-tiba membuat Meira sedikit terkejut.

Meira tau Alif tidak suka dengan penolakan.

Dengan berat hati. Akhirnya Meira mau diantar oleh Alif. Meskipun dengan begitu Meira tetap menjaga jarak dengan non mahram.






Assalamualaikum..
Syukron sudah membaca, semoga bermanfaat.

Dan ohiya mungkin aku bakal update lama;")

Ya karena banyak kesibukan buat kelas 12. Jazzakillah khoyr..

MengenggamMu Dalam Ketaatan [TAHAP REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang