"Aliiii, woiiii!!! Adek lo nangis kejer nohhhh!" Samudra berteriak dari ambang pintu. Sontak membuat seisi kelas menoleh. Ali pun ikut menoleh lalu menghampiri Samudra. Sehabis jam pelajaran olahraga kelas mereka memang jam kosong, dikasih waktu untuk beristirahat terlebih dulu.
"Apan si lu? Teriak-teriak gak jelas! Ngomong pelan gak bisa apa ya?" Ali malah mengomeli Samudra.
Samudra berujar lagi, "Adek lo anjirr! Nangis, ribut sama temen sekelasnya!!"
Tanpa menunggu penjelasan lebih, Ali segera menghampiri adiknya. Selisih satu tahun dengan Ali. Namanya Kaylee, cewek cantik incaran para lelaki. Kaylee menduduki kelas XI-IPS1.
Dalam hati Ali menggerutu. Kenapa Kaylee bisa menangis? Kenapa juga dia bisa ribut? Ribut sama siapa coba? Memang ada yang berani mengganggu Kaylee? Secara gitu, Kaylee adiknya Ali. Pasti pada takutlah.
Sesampainya di kelas Kaylee, Ali menerobos masuk. Mencari adiknya yang ternyata ada dipojok sudut ruangan bersama seorang cewek, mungkin itu teman sekelasnya.
"Minggir, minggirrr! Gue mau lewat." Kata Ali begitu ketus. Ketika sudah berada dihadapan Kaylee, Ali menarik tangan Kaylee cepat. Bisa Ali lihat adiknya itu berurai air mata. Entah apa yang ia ributkan. Melihat sang kakak yang datang, Kaylee memeluk Ali. Menumpahkan air matanya di seragam olahraga Ali. "Lo kenapa sih? Ribut kenapa?" Tanyanya melembut mengusap kepala belakang Kaylee penuh sayang.
"Bang, dia nuduh gue ngerebut pacarnya! Padahal gak sama sekaliiiii!"
Ali menghela napasnya, soal cinta, pasti rumit.
Kisah cinta dia aja gak kelar-kelar.
"Heh! Gue gak nuduh lo ya! Gue liat sendiri lo jalan sama Arga! Gak usah muna deh jadi cewek!" Cewek yang ribut bersama Kaylee berujar keras. Ali menoleh, menajamkan tatapannya pada cewek itu.
"Omongan lo dijaga ya! Gak usah nuduh orang kalo gak ada bukti!" Balas Ali menunjuk wajah cewek itu, Naomi.
Naomi tertawa miris, "Alah! Lo gak usah sok belain adek lo deh. Dia udah salah ya salah aja! Jangan mentang-mentang dia adek lo, dia bisa berlaku sesuka hatinya! Cewek tuh harus punya sopan santun!"
Kaylee semakin sesegukan. Bukannya ia takut pada Naomi. Hanya saja Kaylee tidak sanggup mendengar kalimat-kalimat pedas yang Naomi lontarkan.
Arga bilang kalau ia dan Naomi telah resmi putus sekitar tiga bulan lalu. Sekarang pun Arga tidak punya pacar dan lagi mencoba mendekati Kaylee, baru sekitar sebulan yang lalu Arga berani mendekati Kaylee. Ali tahu hal itu, ia pun kenal Arga dengan baik. Jadi disini yang salah itu Naomi. Jelas-jelas Naomi sudah tidak punya hak. Mau Arga dekat dengan siapapun, bukan urusan Naomi. Sebab Naomi bukan lagi kekasih Arga.
mantan emg suka kek gitu, sok punya hak, dahal uda dihempas HA HA.
"Gue senior lo, kalo ngomong gak usah nyolot!" Ali menunjuk wajah Naomi lagi, "Setahu gue lo udah putus sama Arga deh, dan itu udah lama banget. Jadi bagian mananya adek gue ngerebut pacar lo? Hah?! Coba dijawab kalo emang omongan sampah lo itu bener,"
Seisi kelas menatap Ali ragu-ragu. Ini Ali sudah kepancing emosinya. Ia paling tidak terima kalau ada yang mengusik kehidupan adiknya. Apalagi sampai menuduh yang tidak-tidak.
"... Anjirr, ka Biru galak bangetttt!"
"... Muka gantengnya jadi serem ahh, takut gue!!"
"... Kalo marah gitu lo kok makin gansss si kaaa!"
Naomi diam. Meneguk salivanya susah payah. Dia sadar dengan siapa dia berhadapan sekarang. Tapi Naomi juga tidak mau mundur begitu saja. Naomi cinta Arga. Walau Arga sudah memutuskannya. Naomi tidak terima jika Arga dekat dengan cewek lain, siapapun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Boyfriend
FanfictionAwalnya si kesal gitu punya teman seorang badboy. Suka seenaknya. Biang rusuh. Tukang ribut. Annoying banget pokoknya. Tapi, lama-lama pandangan gadis berparas mungil itu berubah. Sejak 'badboy' itu menyatakan perasaannya, dunianya seakan lebih berw...