"Seberapa gregetnya elo?""Kemaren gue beli kentang, eh kentangnya malah loncat sebelum gue makan."
Yhaaaaaaa...
"Gue mancing, eh yang kepancing malah masa lalu."
Yhaaaaaaa...
"Gue yang berjuang, eh gue juga yang ditinggal."
Yhaaaaaaa...
"Gue nembak dia, tapi dianya kabur."
Yhaaaaaaa...
Kelima cowok itu terbahak. Bahkan Samudra, si manusia receh, sampai mengeluarkan air matanya. Demi deh, hari ini dia senang banget karena di skors. Gak sia-sia pokoknya.
"Kalian kenapa gak sekolah?" Tanya Kang Asep sembari mengantarkan pesanan Ali dan kawan-kawan.
Ali menyeruput es tehnya, "Di skors kang. Gara-gara berantem, kemaren."
"Oalah.. wajar sih kalo lelaki berantem. Biar jagoan atuh yaaa. Hahaha.." balas Kang Asep ikut tertawa. "Akang waktu jaman sekolah juga sering berantem. Tapi hukumannya gak sampe di skors. Paling-paling suruh bersihin toilet sampe kinclong."
"Kita mah udah gak mempan kang kalo dihukum cuma suruh bersihin toilet. Hahaha.." Sahut Nata. Tangannya mencomot snack keriping kentang.
"Gak papa. Masa-masa kaya kalian tuh harus banyak-banyak dihukum. Biar ada pengalamannya gitu. Hahaha.."
"Cape juga keleus kang kalo dihukumnya tiap hari." Kata Samudra, "Guru Andromeda kan sadis-sadis. Kalo ngasih hukuman, beuhhh, bukan main."
Kang Asep kembali tertawa, "Jadi anak baik makanya."
"Susah kang." Jawab Gavare terkekeh, "Udah kodratnya jadi anak badung. Gak cocok kalo kita mendadak jadi anak baik. Aneh, hahaha.."
"Yaudah atuh lah, akang tinggal dulu. Kalian nongkrong disini ya, sekalian titip warung. Mau ke pasar bentar." Kata kang Asep kemudian.
Ali memberi hormat, "Siaapppp boss! Warungnya bakal dijagain kang. Asal kita gak bayar makanan ini semuaa... hahahaha.." tentunya bercanda.
"Gampang itu. Atur aja. Akang titip warung ya. Kalo ada yang beli, layanin aja."
"Siaapppp! Kalo yang jaga warungnya kita-kita mah, dijamin cepet abis ini jajanannya kang." Kata Rien dengan percaya dirinya. Jeuh.
"Sippp! Tinggal dulu ya."
Kang Asep berlalu. Ia mempercayakan warungnya kepada Ali dan yang lain. Kang Asep percaya kok kalau mereka anak baik. Gak mungkin mencuri apalagi merusuh di warungnya.
"Eh, jam berapa dah ini?"
"Setengah sepuluh. Napa?"
"Telpon Aldera aahhhhhh.." kata Nata. Ih dasar cowok murahan. Haha.
"Belom istirahat woi, setengah jam lagi."
"Emang iya? Bukannya kita istirahat jam setengah sepuluh?"
"Kagak ege. Jadwalnya kan dirubah."
"Jeeuhhh kemplunggg!"
"Mabar gak?" Tanya Gavare. Sudah fokus sama games di ponselnya tuch. Dasar cowok, kalau gak mabar pasti gak asik deh.
"Kuota gue sekarat." Kata Rien, "Hotspot dong."
"Najis. Hape doang lo Iphone X, kuota gak punya!" Ledek Samudra, "Kaya gue dong, kuotanya limited. Gak akan abis."
"Yaelah, gue lupa ngisi pulsa. Lagian paketan gue abis buat si Elga doang. Nonton youtube tutorial make up mulu. Dahal hapenya dia juga punya kuota, banyak lagi. Tapi ngincernya hape gue. Katanya biarin aja, biar hape lo gak ada kuota dan gak bisa ngechat cewek lain." Rien lagi curhat gais. Miris amat hidupnya:(
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Boyfriend
FanfictionAwalnya si kesal gitu punya teman seorang badboy. Suka seenaknya. Biang rusuh. Tukang ribut. Annoying banget pokoknya. Tapi, lama-lama pandangan gadis berparas mungil itu berubah. Sejak 'badboy' itu menyatakan perasaannya, dunianya seakan lebih berw...