18

17.9K 1.3K 84
                                    

"GAK SABAR NYAMPE DI PUNCAK IHHHH!!"

"Uceddddd bacotnya."

Ali geleng-geleng melihat kelakuan Aldera dan Nata. Memang pasangan ajaib.

Sekolah Andromeda, untuk selama seminggu ke depan, diliburkan karena ohh karena, bapak ibu gurunya ada pelatihan. Itu suatu kebahagiaan tersendiri untuk siswa-siswi. Kaget sih awalnya, soalnya Andromeda itu jarang ada libur. Paling-paling cuma jam kosong. Tapi sekarang, sekalinya libur gak tanggung-tanggung.

Khs kelas dua belas sih, ini waktu untuk refreshing. Karena minggu depan, mereka langsung dihadapi dengan tryout-tryout. Mengingat Ujian Nasional hanya tinggal beberapa bulan lagi.

"Ini kita bawa mobil masing-masing apa gimana?" Tanya Gavare. Memang, sekarang mereka masih berkumpul di kediaman Ali. Waktu pun masih menunjukkan pukul tujuh pagi.

Samudra membalas, "Enaknya gimana?"

"Jeuhh, onta! Gue nanya malah balik nanya!"

Kita kan lima pasang nih, bawa dua obil aja. Kebetulan gue bawa alphard. Jadi di mobil gue bisa keisi enam orang. Gimana?" Usul Rien bersuara.

"Tumben otaknya jalan mas?" Ledek Elga yang langsung membuat Rien cemberut. Ih jyjyk akutu

"Yaudah, boleh tuh." Kata Ali. "Gue di mobil Rien deh. Males nyetir, wakakaka. Mau nebeng aja gue."

"Gue jugaaa!" Kata Gavare semangat. "Berarti Samudra-Karin di mobil Nata ya! Bareng Aldera ugha."

Aldera berdecak, "Salah apa gue satu mobil sama anak geloo." Katanya melirik sinis Samudra. Aldera tuh punya dendam kesumat deh kayanya sama si jangkung.

"Masih gue liatin, Al. Biarin aja, biarin." Balas Samudra santai, "Kalo Nata cari cewek lain, jangan salahin gue ya!" Lanjutnya tertawa.

Kan, gimana Aldera gak dendam sama Samudra, wong manusianya aja kalau bicara asal jeplak. Minta ditendang beneran emang.

"Ayolah, otw. Keburu macet. Pagi gini masih lengah jalanannya." Ajak Prilly kemudian. Ali merangkulnya sembari menarik koper milik Prilly. Prilly tuh ya, ke puncak aja bawa koper. Walau koper kecil sih. Tapi kesannya gimana gitu. Kalau Ali mah super simple dong, dia cuma bawa satu tas ransel dan dua pakaian ganti. Katanya; kalo ada yang kurang, tinggal beli. Gak usah ribet deh. Orang kaya.. macam Ali itu memang kadang songongnya kepengen nampol.

Setelah barang-barang masuk bagasi mobil, mereka masuk ke dalam mobil. Rien dan Nata menjadi pengemudi di mobil yang berbeda.

Sedangkan Ali udah duduk anteng di bangku tengah, disusul ada Gavare dan Vasya di bangku belakang.

"Baca bismillah dulu sebelum berangkat. Biar selamat sampai tujuan." Waduh, Gavare, idamanku.

Ali menoleh ke bekalang, "Alhamdulillah, temen gue otaknya udah mulai jalan."

"Yeeee, onta!"

Setelah berdoa, Rien mulai melajukan mobilnya. Disusul Nata yang juga melajukan mobilnya. Di dalam mobil Nata, heboh banget deh. Mulai dari Samudra yang mau duduk di samping Karin, tapi dihalangi oleh Aldera. Kata Aldera; cowok cewek gak boleh deket-deketan. Nanti ada setan yang datang, bahaya. Suka gak ngaca emang.

"Al, tuker kek. Lo duduk depan sini sama Nata! Gue sama Karin di belakang." Ujar Samudra memelas, "Masa gue nemenin Nata nyetir sih? Ada juga elo, sebagai ceweknya yang baik."

"Nah, justru itu. Ini gue lagi baik. Menyelamatkan kalian dari hal-hal buruk." Balas Aldera, "Kalo gue duduk disamping Nata, yang ada dia gak fokus nyetir. Tangannya, matanya pindah-pindah pasti."

The Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang