Hari yang ditunggu telah tiba, hari dimana kelas dua belas merayakan kelulusannya. Andromeda menyelenggarakan pensi sekaligus perpisahan.
Khusus kelas dua belas, dari pagi hingga siang mereka kompak mengenakan t-shirt bertuliskan Ex-Andromeda Gang berwarna putih cerah. Kondisi lapangan pun sudah disulap sedemikian rupa. Banyak balon-balon yang dibiarkan berserakan di tanah. Sebuah banner ucapan selamat hari kelulusan terbentang di sebuah tembok kosong nan besar.
"Weh, acara kelar jam berapa si?" Samudra meneguk sebotol soft drink di tangannya. Cowok itu duduk di pinggir lapangan sembari memperhatikan keadaan sekitar.
Nata menoleh, "Jam satu siang mungkin. Kalo gak salah si gitu gue dapet infonya."
"Lo cari info yang bener kek! Sekali-kali gitu jadi ketua kelas yang waras." Rien menggeplak kepala belakang Nata pelan. Kelasnya bukan makin betul malah makin hancur sebab ketua kelasnya juga biang rusuh. Untung saja wakilnya waras:)
Prilly dan Aldera berjalan mendekati para sahabatnya. Mereka baru saja kembali setelah tadi dipanggil Bu Netha.
"Eh, nanti kita tampil yaaaa!" Kata Aldera semangat.
Ali yang lagi serius main games perang-perangan mendongakanya kepalanya. "Hah? Tampil apan?"
"Ya lo maunya apa? Joget Solo atau Kill This Love ala-ala Blackpink?" Lalu Aldera tertawa sendiri.
"Udah gila."
"Kurang belaian dari Nata keanya mah."
"Gak lucu, iblis."
Nata menabok lengan Ali cukup keras. Bukannya marah karena ditabok, Ali justru tertawa. Ia dan Aldera memang biasa kalau memanggil dengan sebutan iblis gitu.
"Cewek gue kaya bidadari gini lo panggil iblis? Dasar setan lo!" Nata mendengus.
"Bacot aja heran lo kang cilok!"
"Bodo y bodo."
Prilly duduk disamping Ali, "Kamu main gitar mau?"
"Lah? Ngapa jadi aku?"
"Ya enggak, maksudnya kita nyanyi tapi diiringi suara gitar gitu. Kamu kan jago. Mauuuu yaaa yaaaaa?" Prilly memasang puppy eyes nya berusaha membujuk Ali. Kadang bujuk Ali tuh gampang, yang penting kalau moodnya lagi bagus.
Ali menggeleng pelan. "Males tau be. Nata aja deh, atau siapa gitu yang main gitar. Males ikut tampil juga. Gak usah ya aku?"
"HEH BAMBANG! Lo itu Bapak Kepala Suku, jadi harus ikut tampil! Masyarakat Andromeda itu nungguin lo. Malah kagak ikut?! Gimana si." Gavare mengoceh. Harusnya mereka bersepuluh itu full tim. Si kampred Biru malah gak mau ikut.
Nanti di demo pens kamu loh Ru:(
"Tulll ituuuu betulllllll!! Netijen menunggu dikau Bapak Biru yang terhormat." Vasya ikut bersuara.
Aldera mendengus, "Udeh si Ru, gak usah sok ngartis yak. Lo butuh apa? Bayaran? Selowwww tar Prilly kasih cinta yang banyak buat lo! Santai bro santai!" Katanya menepuk-nepuk bahu Ali. Memang zongong pawangnya Nata ini.
"Tolong dong bang, cewek lo kandangin. Atau tebas aja sekalian!" Ali menoyor kening Aldera pelan. Dua musuh bebuyutan yang merangkap menjadi teman tanding.
Prilly melerai perdebatan keduanya. "Udah ya fix, Ali main gitar kita yang nyanyi. Nanti gue kabarin Bu Netha. Oya satu lagi, kita tampil jam sepuluhan." Ujarnya membuat Ali memutar bola matanya.
"Bacot be." Dasar cowok sialun.
Prilly melayangkan pukulannya pada lengan Ali. "Lo tuh yang bacot! Kode minta gue bujuk kan? Sorry gak peka. Males juga." Katanya. Ali tertawa. Agak jayus ya memang pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Boyfriend
FanfictionAwalnya si kesal gitu punya teman seorang badboy. Suka seenaknya. Biang rusuh. Tukang ribut. Annoying banget pokoknya. Tapi, lama-lama pandangan gadis berparas mungil itu berubah. Sejak 'badboy' itu menyatakan perasaannya, dunianya seakan lebih berw...