Chapter 5

418K 21.8K 542
                                    

Kido memakai setelan jas rapi. Ia duduk bersama kakeknya, menunggu calon mempelai wanita datang. Kido hanya berharap, semoga calon istrinya tidak memiliki bibir monyong, tidak bau mulut, dan tidak bau ketek. Kido paling anti dengan bebauan seperti itu.

"Nah itu, temen Kakek!" Pak Gunawan menunjuk seorang kakek tua yang berjalan bersama seorang anak SMA yang cukup Kido kenal.

"Selebgram gaje, apa lo lakukan di sini?" Yura bertanya-tanya melihat Kido yang duduk manis bersama seorang kakek tua.

"Cewek kelas IPA, lo sendiri ngapain di sini?" Kido menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal, bingung dengan kehadiran gadis yang bahkan belum ia ketahui namanya itu.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Pak Budi.

"Aku dan dia satu sekolah, Kek. Dia siswa kelas sebelah," jawab Yura.

"Bagus kalau kamu sudah kenal. Kakek nggak perlu repot mengenalkanmu dengan calon suamimu lagi."

"Apa?" teriak Yura dan Kido bebarengan.

"Jangan bilang ... kalau aku akan menikah dengan selebgram gaje ini." Yura menunjuk geram muka Kido.

"Kakek, jangan bilang aku akan menikah sama cewek cupu dari kelas IPA itu." Kido menunjuk geram ke arah Yura.

"Cewek cupu dari kelas IPA? Maksud lo, gue?" Yura menunjuk dirinya sendiri. "Eh gue itu punya nama keles."

"Ooooh jadi elo punya nama? Gue pikir, semua kutu nggak punya nama."

"Enak aja! Nama gue itu, Alyura Dinata. Lo harus ingat itu!" Yura menaikkan nada suaranya.

"Ya ya ya." Kido menyahut malas.

Pak Gunawan dan Pak Budi tertawa bersama. Mereka tak menghiraukan cucu mereka yang terlihat saling membenci satu sama lain. Mereka malah berpikir, pasti mereka akan jatuh cinta suatu saat nanti.

***
Yura memijat pelipisnya. Kepalanya pusing tujuh keliling. Besok lusa, ia akan menikah dengan selebgram gaje yang selalu membuatnya illfeel. Pikirannya mendadak berpikir yang aneh-aneh.

'Entar kalau Kido ngapa-ngapain gue setelah nikah, gimana?'

'Terus nasib hubungan gue sama Reon, gimana?'

'Gue ogah tidur sama dia apalagi harus disuruh putus.'

'Ngebayangin dia jadi suami gue aja, gue udah ngerasa illfeel parah.'

Yura berkedik takut. Ia buru-buru mengambil laptop, menyalakannya, lalu mengetik surat perjanjian untuk melindungi diri jika sewaktu-waktu Kido menyuruhnya melakukan hal-hal yang tidak ia inginkan. Dengan membuat surat perjanjian yang ditanda tangani di atas materai, Yura akan kebal hukum.

Yura mengangguk puas setelah selesai mengetik pasal-pasal yang ia inginkan. Menurutnya, pasal tersebut tidak akan merugikan Kido sehingga ia tak akan mendapatkan protes dari Kido. Yura buru-buru mencetak surat perjanjian tersebut sebanyak 2 kali dan menempelkan materai di atasnya sebelum ia berangkat ke sekolah.

Kepala Yura celingukan ke kanan lalu ke kiri, mencari sosok Kido yang biasanya selalu menggoda cewek-cewek dengan pantun bodohnya. Setelah menunggu di depan gerbang, ia melihat Kido turun dari mobil. Yura langsung memaksa Kido untuk mengikutinya di tempat yang sepi.

"Apaan sih, cupu?" Kido menghempaskan tangan Yura.

"Gue sebenarnya nggak mau nikah sama elo. Tapi karena kakek gue sakit, gue terpaksa menerima pernikahan gaje ini," jelas Yura setengah berbisik namun penuh penekanan.

"Ada apa sih?"

Yura mengeluarkan dua lembar kertas dari dalam tasnya. Mata Kido terangkat sejenak ketika membaca judul surat perjanjian tersebut.

SURAT KESEPAKATAN

Terhitung tanggal 10 Agustus 2019, Roykido Suryasalim selaku pihak pertama dan Alyura Dinata selaku pihak kedua. Dengan ini menyetujui perjanjian sebagai berikut :

1. Pihak pertama dan pihak kedua harus merasiakan pernikahan dari semua warga sekolah.

"Tanpa disuruh pun, gue juga bakal merahasiakan pernikahan ini. Kalau orang-orang sampai tau, mungkin gue bakal diolok-olok seumur hidup," kata Kido.

Yura berdecak. "Gue juga malu punya suami kayak elo."

2. Pihak pertama tidak boleh mencampuri urusan pihak kedua. Begitu pula sebaliknya, pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan pihak pertama.

Kido melihat sejenak ke arah Yura. "Gue nggak bakal ikut campur sama masalah elo. Lagian, kenal aja kagak."

3. Pihak pertama dan pihak kedua berhak menjalin segala jenis hubungan dengan orang yang masing-masing kehendaki.

"Maksud elo, gue masih boleh pacaran sama Alea?" tanya Kido memastikan.

Yura menggangguk. "Iya. Dan gue juga punya hak untuk tetap pacaran sama Reon."

"Kalau pasal yang ini, gue demen banget."

4. Pihak pertama tidak diperkenankan menyentuh pihak kedua. Begitu pula sebaliknya, pihak kedua tidak diperkenankan menyentuh pihak pertama.

"Idiiiih siapa juga yang mau nyentuh elo? Gue takut kutilan." Kido kembali membaca surat perjanjian tersebut.

5. Pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh jatuh cinta satu sama lain.

"Jatuh cinta?" Kido terlonjak kaget lalu tertawa terbahak-bahak. "Mana mungkin gue jatuh cinta sama elo. Lagian, lo itu nggak level sama gue, cupu."

"Kalau lo setuju semua, cepetan tanda tangani suratnya!" Yura menyodorkan bulpoin pada Kido.

"Oke. Nggak masalah." Kido menyambar bulpoin yang disodorkan Yura dan menandatangani surat tersebut di atas materai.

😂😂😂😂😂😂

Vote dan komen yuk
Jangan lupa follow akun instagramku ya

zaimatul.hurriyyah

Jangan lupa follow akun wattpadku

Zaeemaazzahra



KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang