Chapter 7

398K 18.6K 502
                                    

Kido membalikkan badan, senter ponselnya sengaja ia arahkan ke atas untuk menyinari wajahnya. Yura berteriak histeris. Ia spontan melempar apa pun yang bisa dilempar.

"Hantuuuu!" Yura melempar bantal, guling, lalu jam weker.

"Oi oi gue bukan hantu oi!" Kido kelabakan menghindari lemparan Yura. Dia segera menyalakan lampu kamar agar Yura berhenti melempar.

"Kido? Ngapain lo di kamar gue?"

"Gue ... gue-" Kido terbata-bata.

"Jangan-jangan elo mau...." Yura menutupi bagian dadanya, takut bila Kido tiba-tiba menyerangnya.

"Eh cupu, jangan mikir yang aneh-aneh. Gue nggak napsu sama lo. Gue ke sini cuma mau nyontek PR." Kido memperlihatkan buku yang telah diambilnya.

"Nggak boleh! Lo nggak boleh nyontek PR gue. Balikin!" Yura menghampiri Kido dan merebut bukunya kembali.

"Mbak Lala sama Bang Mamat. Ya elah pelit amat." Kido kembali merebut buku PR Yura.

"Balikin!" Yura melompat-lompat mencoba mengambil buku PR nya yang diangkat Kido tinggi-tinggi.

"Coba aja kalau bisa."

"Kidooooo," geram Yura.

Kido menjulurkan lidahnya, berniat mengejek Yura. Ia senang sekali membuat Yura marah. Yura masih belum menyerah melompat-lompat untuk meraih buku tersebut. Hingga akhirnya kaki Yura terkilir dan membuatnya mengerang kesakitan. Ia menjatuhkan diri di atas lantai karena tak kuat berdiri.

"Eh, cupu! Elo kenapa?" tanya Kido panik.

"Mata lo buta? Kaki gue terkilir, bego." Yura masih meringis kesakitan sambil memegangi kaki kirinya.

"Coba gue lihat!" Kido memegang pergelangan kaki Yura.

"Aduh aduh. Sakit, bego!"

"Saat gue SMP, gue pernah masuk tim futsal. Gue diajari sama pelatih gue buat mijitin kaki yang terkilir kek begini." Kido mulai memijat kaki Yura.

Kretek

"Adaw!" Yura menjerit kesakitan.

"Nah, besok pasti sembuh. Lo nggak usah khawatir." Kido memapah Yura menuju ranjang.

"Tadi ada bunyi kretek, itu bunyi apa coba?"

"Bunyi tulang belulang."

"Kido, elo nggak berusaha buat kaki gue pincang kan?"

"Idiiiih kaki lo nggak pincang aja, belum tentu ada yang mau sama elo. Apalagi kalau pincang! Udah jelek, cupu, cacat pula. Gue nggak setega itu kali." Kido mendudukkan Yura di atas kasur.

"Jelek-jelek gini, gue udah punya pacar."

"Alhamdulillah kalau lo udah punya pacar. Berarti Tuhan masih kasian sama lo."

"Pergi lo dari kamar gue!" usir Yura sembari melempar bantal.

"Iya iya. Gue juga mau pergi." Kido mengambil buku PR Yura yang tergelatak di atas lantai lalu berjalan menuju pintu.

"Awas kalau nggak elo balikin!"

"Iya iya," sahut Kido santai.

***

Bu Tutik menurunkan kaca matanya, menunruni hidung mancungnya. Matanya agak membulat saat mengkoreksi buku PR Kido. Ia menghampiri Kido dengan berkacak pinggang.

"Ada apa, Bu? PR saya salah ya?" tebak Kido.

Semua orang menelan ludah. Seingat mereka, 5 toilet siswa sangat kotor dan 3 di antaranya terdapat sesuatu yang timbul karena lupa disiram. Mereka berdo'a agar Bu Tutik menghukum Kido, berharap toilet siswa bisa bersih seperti yang mereka khayalkan.

"Kido, kenapa PR kamu benar semua?" mata Bu Tutik memicing curiga.

"Lihat Bu Kinar sama Mbak Lala. Jawaban benar Alhamdulillah." Kido meringis senang.

"Saya nggak percaya kalau jawaban kamu benar semua. Sekarang, kamu maju ke depan, dan kerjakan soal nomor satu."

Kido menghela napas kecewa. Sementara teman-teman yang lain berharap Kido mendapatkan hukuman agar mereka bisa menikmati toilet sekolah yang bersih. Pak Suri, tukang bersih-bersih di sekolah mereka sudah 2 minggu mengambil cuti karena istrinya sakit. Oleh karena itu, toilet siswa menjadi terbengkalai.

Kido mengambil spidol. Bukannya menjawab soal, dia malah menulis pantun yang membuat semua temannya tertawa.

Zaskiyah gotik
Goyang itik
Guru cantik
Emang Bu Tutik

"Kidooooooo!" tegur Bu Tutik, spontan menjewer telinga Kido dengan mata mendelik geram.

"Aduh, Buk. Aduh, Buk." Kido meringis kesakitan.

"Sekarang kamu bilang ke saya, siapa yang kamu contek?"

"Saya nggak bisa bilang, Buk."

"Kalau kamu nggak ngasih tau saya, maka telinga kamu bakal saya jewer lebih kenceng lagi." Bu Tutik kembali menarik telinga Kido.

"Eh iya, Buk, iya." Kido akhirnya menyerah.

Bu Tutik melepaskan tangannya dari telinga Kido. Lalu berkacak pinggang, menunggu Kido menyebutkan nama orang yang ia contek.

"Saya nyontek Yura, anak kelas sebelah," ungkap Kido.

"Yura? Yura anak cupu itu?" terdengar suara heran yang berbisik-bisik satu sama lain.

"Yura cewek IPA-A? bushet dah. Kido kok bisa dapet contekan dari anak IPA yang semuanya pelit sih?"

"Yura pacarnya Reon itu kan?"

"Iya. Yura pacarnya Reon, pasangan cupu sedunia."

"Kenapa Kido bisa membujuk anak cupu buat kasih dia contekan?"

"Diam semuanya!" tegur Bu Tutik, membuat semua orang melipat mulut.

"Buk, maafin saya, Buk," pinta Kido memelas.

"Kido, nanti kamu sama Yura harus ke ruang BK. Ngerti?" ujar Bu Tutik tegas.

KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang