Yura membuka pintu rumahnya. Lehernya terasa kaku setelah perjalanan jauh dari Yogyakarta ke Jakarta. Mata Kido melebar senang saat melihat Yura datang. Ia yang tadinya asyik main game di ruang tamu, langsung mengabaikan ponselnya dan berlari memeluk Yura erat-erat.
"Kido, lepasin! Aku belum mandi. Masih bau keringat habis dari kereta." Yura mencoba melepaskan pelukan Kido.
"Nggak mau." Kido menggeleng dan malah memeluk Yura semakin kuat. "Aku nggak mau jauh dari kamu lagi."
Yura mengulum tawa lalu membalas pelukan Kido. "Nanti setelah aku mandi, kamu boleh peluk lagi."
"Iya nih. Kamu agak bau keringat." Kido melepaskan pelukannya.
"Ya udah. Sekarang biarin aku mandi."
"Ogah." Kido kembali memeluk Yura.
"Katanya kamu mau mijitin aku?" tagih Yura.
"Oh iya ya?"
Kido melepaskan pelukannya lalu menggandeng tangan Yura kemudian mendudukkan Yura ke atas sofa. Ia memangku kedua kaki Yura dan mulai memijat perlahan.
"Gimana? Pijatanku enak kan?" tanya Kido.
"Lumayanlah," jawab Yura singkat.
"Eh bentar ya, aku ambil minyak urut dulu. Aku kemarin udah beli buat jaga-jaga pas kamu datang." Kido menaruh kaki Yura di atas sofa lalu berlari menuju kamar untuk mengambil minyak urut. Kemudian ia kembali.
"Sebelah sini lho, Do." Yura menunjuk pergelangan kakinya.
"Iya iya." Kido mengangguk lalu mengoleskan minyak urut ke pergelangan kaki Yura dan mengurutnya hati-hati.
Setelah selesai mengurut kaki Yura, Kido kini memijat kepala Yura. Pijatan Kido terasa sangat enak hingga membuat Yura mengantuk. Sementara Kido masih semangat memijat.
"Leher sama pundak dong." Yura menepuk-nepuk pundaknya sendiri.
Kido beralih memijat leher dan pundak Yura dengan begitu semangat. Yura kemudian menghentikan tangan Kido. Rasanya ia tak enak hati jika menyuruh suaminya memijatinya terlalu lama.
"Udah, Do. Terima kasih." Yura berdiri dari sofa lalu menuju kamar mandi.
"Eh mau ke mana?" Kido dengan cepat memegang pergelangan tangan Yura.
"Mau mandi terus tidur."
"Ya udah. Aku tungguin kamu di kamar. Ayo bobok bareng."
Kido berjalan mondar mandir di depan kamar mandi. Ia menunggu Yura keluar. Tak sabar rasanya ia memeluk istrinya. Mungkin Yura hanya meninggalkannya selama 4 hari, tapi bagi Kido, sehari rasanya setahun. Ia begitu merindukan Yura.
"Ngapain kamu mondar mandir kayak gitu?" dahi Yura berkerut saat keluar dari kamar mandi.
Kido langsung memeluk Yura erat-erat. Lalu ia menggendong Yura menuju ranjang. Ia membaringkan tubuhnya di sebelah Yura lalu ia memeluk Yura kembali.
"Aku sudah pernah jatuh cinta sebelumnya sama cewek lain, Ra. Tapi nggak pernah sedalam cintaku ke kamu. Tiap detik, pengen deket mulu sama kamu," ungkap Kido. Ia membelai mesrah pipi Yura.
"Aku juga." Yura menimpali.
"Kamu bau sabun, Ra. Aku suka banget." Kido mencium pundak Yura.
"Do, aku ngantuk. Aku tidur dulu ya. Nanti aja ngobrolnya." Yura menguap. Matanya sedikit mengatup.
"Cepat tidur! Aku tau kalau kamu ngantuk banget."
Perlahan, Yura memejamkan matanya dan tertidur pulas. Walaupun Kido sudah memijatinya, tapi rasa lelah masih dapat ia rasakan setelah menempuh perjalanan jauh. Kido tersenyum sambil terus memandangi wajah istrinya. Sudah empat hari ia hanya dapat memandang wajah Yura lewat video call saja.
"Cinta banget ke kamu. Aku nggak mau jauh dari kamu lagi. Ditinggal empat hari saja seperti empat tahun." Kido berbicara sendiri sembari membelai lembut pipi istrinya.
Kido tersenyum senang karena Yura telah kembali. Ia kemudian mengecup lembut kening Yura, pipi Yura, kedua kelopak mata Yura, hidung Yura, lalu terakhir, ia mengecup bibir Yura. Tak bosan ia memandangi wajah Yura.
"Padahal aku pengen ngomong banyak sama kamu, Ra. Tapi kamu kayaknya capek banget. Ya udah deh, nanti aja aku ngomong sama kamu." Kido kembali berbicara pada Yura yang tertidur.
Kido keluar kamar dan menuju dapur. Ia berniat memasak hidangan makan malam untuk Yura. Mungkin ia tak terlalu ahli memasak, tapi ia mencoba menyajikan hidangan lezat untuk istrinya. Ia memasak omelet, oseng-oseng daging, dan gurami bakar. Tak hanya itu, ia juga memesan satu box ayam krispi, seblak pedas, soup iga sapi, pizza, dan beberapa burger. Ia ingin menjamu Yura dengan makanan-makanan lezat kesukaan Yura.
Setelah semua makanan siap, Kido kembali ke kamar dan membangunkan Yura. Ia tak mau jika Yura telat makan karena ia tak mau jika Yura sampai jatuh sakit.
"Ra, bangun, Ra." Kido mengoyak pelan tubuh Yura.
"Ada apa, Do?" Yura mengucek matanya lalu terbangun.
"Ayo makan! Aku udah masakin sesuatu buat kamu. Aku juga udah pesan makanan kesukaan kamu."
Yura mengangguk dan mengikuti Kido dari belakang menuju ruang makan. Mata Yura terbelalak lebar melihat begitu banyak makanan yang tersedia di maja makan. Mulutnya menganga tanpa kata.
"Ta da! Penjamuan spesial untuk istri tercinta," kata Kido penuh semangat.
"Siapa yang akan makan semua ini?" tanya Yura menahan emosi.
"Kita."
"Kita nggak mungkin bisa menghabiskan makanan sebanyak ini, Do."
"Setelah kita cicipi semuanya, kita buang aja. Lagian ada tong sampah kosong."
Yura tercekat sebentar. Ia teringat banyak orang miskin yang kelaparan di luar sana. Melihat berbagai macam makanan yang ada di meja makan membuatnya merasa miris setelah mendengar penjelasan Kido barusan. Makanan-makanan tersebut pada akhirnya akan berakhir di tong sampah.
"Ini namanya mubazir, Kido. Kamu nggak tau kalau masih banyak orang di luar sana yang masih kelaparan?" omel Yura.
"Ra, kenapa kamu jadi marah-marah kayak gini sih?" tanya Kido takut.
"Ya jelas aku marah dong. Lha kamu itu bisanya cuma menghambur-hamburkan uang kakek. Belajar malas-malasan, manja, dan seenaknya sendiri. Kalau kamu mau manjain aku, nggak gini caranya," imbuh Yura yang semakin menaikkan intonasi suaranya.
Yura sedang PMS dan sangat kecapek'an setelah perjalan dari Yogyakarta. Ditambah lagi, ia tidak menang dalam olimpiade. Ia tak bisa memenuhi harapan Pak Wirawan. Pikirannya kacau balau sejak pengumuman pemenang olimpiade kemarin sore.
![](https://img.wattpad.com/cover/155519428-288-k991801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Teen FictionJUDUL LAMA = ILFEEL TAPI CINTA TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TOGAMAS SELURUH INDONESIA "Kidoooo balikin ciuman pertama gue!" tagih Yura kesal. "Mana bisa dibalikin? Lo mau gue cium lagi?" tantang Kido. "Gue jijik! Gue bakal cuci bibir gue tujuh kali ba...