Chapter 24

339K 16.6K 485
                                    

Yura mengambil air wudlu. Ia kemudian menggelar sajadah di belakang sajadah milik Reon. Lalu ia mengenakan mukena. Mereka biasa salat berjama'ah saat berpergian bersama. Kido menghentak-hentakkan kakinya ketika melihat Yura dan Reon salat berjama'ah. Mereka tampak seperti sepasang suami istri yang sangat rukun. Seharusnya, Kidolah yang berada di posisi imam.

"Kenapa muka lo kusut kayak gitu?" tanya Hayati lalu menyeruput jus jeruknya. Setelah mengamati wajah Kido sebentar, ia melihat ke arah musholla, tempat di mana pandangan mata Kido tertuju.

"Mereka nggak serasi banget ya?" Kido melipat tangan. Ia semakin jengkel ketika melihat Yura dan Reon mengaji bersama.

"Nggak serasi dari mana? Malah mereka itu mempunyai julukan pasangan paling serasi di sekolah. Guru-guru aja setuju sama hubungan mereka."

"Enggak. Mereka nggak serasi!" Kido mengelak.

"Mereka itu serasi, Kido. Mereka sama-sama cupu, pintar, dan suka membaca."

"Serasi dari mana? Reon itu terlalu beruntung dapetin Yura. Lagian Reon itu jelek kayak boneka santet. Sedangkan Yura itu cantik, manis pula."

Dahi Hayati berkernyit heran. "Lo cemburu? Jangan-jangan elo itu suka sama Yura!"

Kido berdehem kikuk lalu terkekeh kaku. "Apaan sih lo?"

"Kido, lo harus sadar. Yura itu keluarga elo. Dan elo nggak boleh jatuh cinta sama dia. Soalnya kalian masih punya hubungan darah."

'Yura itu istri gue, bego. Otomatis dia bagian dari keluarga gue. Dan keluarga nggak harus punya hubungan darah.'

"Kido, sebaiknya elo cintai Alea dengan benar. Biar Reon yang bertugas mencintai Yura," imbuh Hayati. Ia menepuk-nepuk lengan Kido, merasa miris dengan perasaan Kido.

'Eh bego, gue itu suaminya Yura. Menurut hukum dan agama, gue yang seharusnya bertugas mencintai Yura. Bukan Reon, bego.'

"Gue pergi dulu. Gue mau ngantri kamar mandi." Hayati pergi begitu saja setelah meletakkan gelas jusnya di atas meja tanpa ia cuci.

Kido melihat gelas kotor sisa minuman Hayati lalu menghela napas jengah. "Dasar! Habis minum malah nggak dicuci. Kalau Yura lihat gelas kotor kayak gini, pasti diambil terus langsung dicuci."

Kido mengambil gelas kotor itu lalu membawanya ke wastafel dan mencucinya. Dia tidak suka melihat cucian piring menumpuk dan rumah yang kotor. Itulah salah satu sebab ia sangat menyukai Yura. Kebiasaan mereka memiliki banyak kesamaan. Mereka berdua sangat menyukai kebersihan. Mereka bahkan membagi tugas bersih-bersih saat di rumah. Yura bertugas memasak dan mencuci baju. Sedangkan Kido bertugas menyapu, mengepel, dan mencuci piring.

"Orang-orang habis makan langsung tidur siang. Enak banget kayak raja." Kido mulai mencuci semua piring yang menumpuk di wastafel.

"Sayangku rajin banget." Alea memeluk Kido dari belakang dan melingkarkan tangannya ke sekeliling perut Kido. "Jadi makin cintaaaaah."

Langkah kaki Yura tercekat saat melihat Alea dan Kido yang tampak mesra. Ia berdehem kaku. Entah mengapa seolah ada perasaan sesak dalam dadanya secara tiba-tiba. Yura menampik perasaan itu lalu menggeleng kuat-kuat.    

KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang