Chapter 1

1.2M 40K 4.4K
                                    

Yura memiringkan salah satu sudut bibirnya ketika ia melihat Kido di ujung koridor. Kido berjalan menuju kelas IPS-F dengan dagu yang sedikit mendongak ke atas. Beberapa siswi tampak senang saat Kido melewati mereka.

"Pagi, Kak Kido," sapa tiga siswi cantik sambil memberikan senyuman termanis mereka.

"Ada itik pakai bikini. Kalian cantik hari ini."Kido mengedipkan salah satu matanya sambil tersenyum.

Tiga siswi tadi langsung loncat-loncat kegirangan. Yura menghela napas bosan melihat pemandangan pagi yang selalu sama ketika ia duduk santai di depan kelasnya. Yura sangat illfeel dengan sosok Kido, selebgram gaje yang dipuja banyak kaum hawa.

"Dasar bego! Mana ada itik pakek bikini," gumam Yura sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kido adalah cowok tampan blasteran Jerman. Rambutnya ikal berantakan, sementara hidungnya mancung menjulang. Dan dia adalah siswa dari kelas IPS-F yang kelasnya bersebelahan dengan kelas IPA-A.

Pak Wirawan, selaku kepala sekolah merancangnya seperti itu karena berharap kelas IPS-F dapat mencontoh kelakuan baik siswa-siswi kelas IPA-A. Namun nyatanya, keputusan Pak Wirawan salah di mata anak IPA-A. Mereka selalu merasa terganggu dengan kegaduhan yang sering ditimbulkan kelas IPS-F. Karena itu, mereka jadi kurang bisa berkonsentrasi dalam menerima pelajaran.

"Ya ampun, Kido ganteng banget yak?" Hilda tiba-tiba menemani Yura duduk di teras depan kelas mereka.

"Ganteng sih, iya. Tapi kelakuannya bego parah." Yura menyahut malas.

"Tapi menurut gue, kelakuan begonya itu yang bikin dia tambah lucu."

Yura menoleh ke samping menatap heran Hilda. Pipinya berkedut ngeri setelah mendengarkan pemikiran tolol Hilda yang menurutnya tidak masuk di akal.

Pipi Kido berkedut ngeri ketika melihat dua cewek cupu yang kini tengah membicarakannya. Siapa lagi kalau bukan Yura dan Hilda, anak kelas IPA-A, kelas yang penuh dengan bocah kutuan. Sampai-sampai buku pr-nya pun berkutu. Itulah sebabnya anak-anak kelas IPA-A dijuluki sebagai kutu buku.

Yura melengos, menghindari tatapan sinis Kido. Sementara Hilda tersenyum sopan pada Kido. Senyuman miring yang seolah meremehkan tiba-tiba tergambar jelas di wajah tampan Kido. Ia segera memasuki kelasnya, kelas IPS-F.

Kido mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia melihat semua orang di kelasnya berlarian ke sana ke mari seolah ada keadaan genting. Dahi Kido berkernyit heran mendapati semua orang di kelasnya terburu-buru menyalin dari sebuah buku bersampul merah.

"Oi Kido! Elu udah ngerjain PR Matematika?" tanya Hayati.

"PR Matematika?" mata Kido membulat sempurna. Ia mendadak panik, bergegas mengeluarkan buku PR dan alat tulisnya, lalu ikut menyalin PR Matematika dari buku bersampul merah yang entah milik siapa.

Belum sempat Kido menulis jawaban nomor satu, bel sekolah berdering lancang, semua siswa kelas IPS-F mempercepat gerak tangan mereka untuk merampungkan pekerjaan mereka dalam menyalin PR sebelum Bu Tutik datang.

"Oi Bu Tutik datang!" seru Hayati memperingatkan. Ia berlari menuju bangkunya dan bersiap duduk manis.

Siswa-siswa yang lain segera berlarian ke tempat duduk masing-masing. Kido masih asyik menyalin PR, namun sebelum Bu Tutik memasuki kelas, Kolel merebut buku bersampul merah yang tengah Kido salin.

"Woi, gue belom sempat nyalin nih." Kido naik pitam sembari menggebrak meja.

"Salah lo sendiri, Do. Kalau Bu Tutik tau tentang keberadaan buku ini, bisa-bisa kita satu kelas dihukum lagi. Jadi mendingan gue amankan buku ini." Kolel melingkarkan buku tipis tersebut dan memasukkannya ke dalam kaos kakinya.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Tutik yang berjalan ke meja guru.

"Selamat pagi, Bu," jawab sebagian siswa.

Tak semua siswa menjawab sapaan Bu Tutik. Ada yang asik melamun, ada yang asik membalas chat, ada pula yang asik main mobile legend. Bu Tutik menghela napas jengah. Ia tau betul sebagian muridnya tengah menggunakan ponsel yang sengaja dimainkan di bawah meja agar Bu Tutik tak melihat apa yang mereka lakukan.

"Baik anak-anak, sekarang kumpulkan PR kalian." Bu Tutik menggebrak meja, membuat siswa-siswi yang asik bermain ponsel terperanjat kaget.

Semua orang mengumpulkan buku PR. Kido celingukan ke kanan dan ke kiri. Ia tidak mungkin mengumpulkan buku PR yang masih tidak ada jawabannya. Bahkan nomor satu pun, ia hanya berhasil menulis separuh caranya. Kido menggaruk kepalanya, bingung bukan main. Ia memutuskan menulis jawaban seenaknya dan segera mengumpulkan buku PR nya ke Bu Tutik.

"Apa semuanya sudah mengumpulkan tugas?" tanya Bu Tutik mengecek.

"Sudah, Bu," jawab sebagian siswa.

Bu Tutik kemudian memberikan materi pelajaran. Otak Kido berputar-putar pusing melihat sin cos dan lain sebagainya. Ia tak berbakat dalam pelajaran menghitung. Setidaknya, dengan masuk kelas IPS, ia bisa menghindari Fisika dan Kimia walaupun ia masih bertemu dengan pelajaran yang menurutnya menjengkelkan, yaitu Matematika. Bu Tutik kemudian memberikan beberapa soal untuk dikerjakan.

"Saya kasih kalian waktu 30 menit untuk mengerjakan soal. Saya akan mengecek PR kalian." Bu Tutik duduk di kursinya sembari mengecek PR yang telah ia kumpulkan.

Bu Tutik menggeleng jengah. Jawaban satu kelas hampir semuanya sama, baik dalam segi cara, jawaban, maupun kesalahan. Tiba saatnya ia mengkoreksi PR Kido, pipinya langsung berkedut jijik.

JAWABAN
1.  Luas = 1/2 AC x sin B
     =  1/2 (6 m)  (10 m)  x sin 150
     = 30 m x 1/2 = Bu Tutik cantik

2. Bu Tutik manis
3. Bu Tutik terindah
4. Bu Tutik is the best
5. Bu Tutik will you marry me

"KIDOOOOOO!!" teriak Bu Tutik emosi.

😂😂😂😂😂😂😂

Hai aku Zaimatul Hurriyyah. Ini akun baruku ya. Jangan lupa follow juga Zaeemaazzahra

Iseng aja, pengen punya 2 akun.

KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang