Tak terasa sudah 3 bulan sejak Hilda mengetahui rahasia pernikahan Yura dan Kido. Kini mereka sudah menginjak kelas XII. Yura dan Hilda tetap di kelas IPA-A sementara Kido berubah kelas ke IPS-C karena nilainya yang meningkat pesat. Sementara Hayati dan Kolel yang selalu menyontek Kido, mereka juga ikut-ikutan ke kelas IPS-C karena nilai mereka juga mengalami peningkatan. Dan hal yang membuat Yura kesal adalah Kido sekarang satu kelas dengan Alea juga.
"Kamu sekarang satu kelas sama Alea. Ingat, jaga hati, jaga mata, jangan jelalatan." Yura memasangkan dasi ke kerah baju Kido.
"Iya, istri," sahut Kido lembut.
"Pokoknya, kamu nggak boleh dekat-dekat sama Alea. Kalau ada tugas kelompok dan kebetulan kamu satu kelompok sama Alea, mendingan nggak usah dikerjain."
"Kamu cemburu?" tampak semburat senyum menghiasi wajah tampan Kido.
"Kalau iya, kenapa?" Yura mengeratkan dasi Kido kuat-kuat karena malu dengan pertanyaan Kido.
"Aduh aduh! Jangan erat-erat dong!" Kido buru-buru melonggarkan dasinya.
"Pokoknya, aku nggak suka lihat kamu sama Alea."
"Kamu lucu deh kalau lagi cemburu."
"Udah ah. Ayo kita pergi ke sekolah. Aku takut telat."
"Eh tunggu, aku lupa sesuatu."
"Apa?"
Cup. Ciuman singkat mendarat di pipi Yura. Kido terkekeh senang lalu berlari menuju garasi sebelum Yura memukulnya. Bagi Kido, tak masalah jika Yura masih malu untuk menciumnya. Kido masih bisa mencium istrinya.
"Kidoooooo! Kamu mah bikin aku jantungan tau nggak?" omel Yura yang mengejar Kido dari belakang.
"Aku ngajari kamu pelan-pelan biar kamu nggak kaget pas malam pertama." Kido masih berlari menghindari Yura. Namun Yura berhasil memukuli lengannya.
"Aduh aduh. Sakit tau!" Kido mengelus lengannya sendiri.
"Aku mukulnya terlalu keras ya?" tanya Yura cemas.
"Bercanda kok. Sakit dikit sih."
"Salah kamu sendiri. Kenapa kamu suka banget ngagetin aku."
"Kalau nggak dikagetin, kamu mah pasti menghindar."
"Do, aku ini istri yang nggak berguna ya?" tanya Yura tiba-tiba.
"Kenapa tiba-tiba kamu mikir kayak gitu?" Kido mengamati wajah Yura yang tampak merasa bersalah.
"Aku sebagai seorang istri tidak bisa diandalkan. Aku masih saja belum siap menunaikan kewajiban seorang istri. Padahal kita sudah menikah setahun lebih."
Kido meraih tangan Yura lalu menggenggamnya erat. "Ra, jangan pernah berpikir seperti itu lagi. Asalkan kamu ada di dekatku setiap saat, aku sudah sangat bersyukur. Aku bakal sabar menunggu sampai kamu siap."
"Gimana kalau setelah pengumuman kelulusan?" tanya Yura. Pipinya tampak memerah karena malu.
"Berarti 8 bulan lagi dong?"
"Kenapa? Terlalu lama ya?"
Kido menggeleng lalu mengusap lembut pipi Yura. "Aku bakal nunggu sampai pengumuman kelulusan kita."
Yura tersenyum lalu memeluk Kido. Ia menyandarkan kepalanya di dada Kido. Ini baru pertama kalinya bagi Yura memeluk Kido terlebih dahulu. Kido langsung membalas pelukan Yura.
"Makasih ya karena mau mengerti aku," ucap Yura.
"Makasih karena mau jadi istri aku." Kido membelai lembut rambut Yura.
Setelah berpelukan beberapa saat, Kido mengambil helm lalu memasangkannya ke kepala Yura. Ia bergegas menaiki motornya dan melesat menuju keramaian kota Jakarta bersama istrinya untuk pergi ke sekolah.
***
Alea duduk di samping Hayati. Perlahan, ia mendekatkan mulutkan ke telinga Hayati lalu ia bersiap membeberkan fakta bahwa Kido dan Yura adalah sepasang suami istri. Sudah belasan kali ia bersama Raffi diam-diam mengintai Yura dan Kido. Dengan susah payah, akhirnya ia dan Raffi menemukan fakta mengejutkan bawasannya Yura dan Kido mempunyai hubungan pernikahan."Eh lo tau nggak, kalau Kido dan Yura itu sebenarnya suami istri," bisik Alea.
Hayati adalah penggosip nomor satu di sekolah. Semua isu yang terdengar olehnya pasti akan menyebar dalam hitungan detik. Namun, meskipun demikian, Hayati tetap memilah dan memilih antara berita fakta dan hoax.
"Lo gila?" Hayati malah terkikik.
"Ih gue serius, Hayati. Kido itu suaminya Yura. Itu sebabnya dia mutusin gue," jelas Alea ngotot.
"Al, seperti lo itu sakit deh." Hayati memegang jidat Alea. "Mendingan lo cek ke dokter."
"Hayati, gue lihat dengan mata kepala gue sendiri tadi pagi. Yura dan Kido peluk-pelukan kayak suami istri. Nih nih lihat fotonya." Alea memperlihatkan foto Yura dan Kido yang tengah berpelukan di depan garasi.
Hayati menghela napas jengah. "Mereka kan saudara. Wajar kalau pelukan. Gue aja pernah pelukan sama sepupu gue. Lagian, jaman sekarang mah foto bisa diedit."
"Sumpah gue nggak ngedit nih foto, Hayati. Jadi, lo mau bukti yang kayak gimana lagi?"
"Kalau lo punya foto Kido dan Yura ciuman bibir, gue pasti percaya sama lo."
"O ... oke," sahut Alea enggan. Selama 3 bulan ia mengintai aktifitas Kido dan Yura, ia sama sekali tak pernah melihat Kido dan Yura berciuman.
"Gue emang penggosip kelas kakap. Tapi gue nggak nyebarin hoax. Sorry ya, Al."
"Oke. Gue akan buktikan kalau Yura dan Kido itu adalah suami istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Teen FictionJUDUL LAMA = ILFEEL TAPI CINTA TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TOGAMAS SELURUH INDONESIA "Kidoooo balikin ciuman pertama gue!" tagih Yura kesal. "Mana bisa dibalikin? Lo mau gue cium lagi?" tantang Kido. "Gue jijik! Gue bakal cuci bibir gue tujuh kali ba...