Alea memasuki kamarnya sambil membawa kue tart kecil lengkap dengan lilin angka 17. Kido tersenyum senang dengan kejutan yang diberikan Alea untuknya.
"Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun, Kido. Selamat ulang tahun." Alea bernyanyi lalu meletakkan kue tart yang dibawanya ke atas meja. Dia duduk di hadapan Kido.
"Makasih ya, Sayang." Kido mengelus lembut rambut Alea.
Alea mengangguk. "Sebelum kamu tiup lilinnya, kamu berdoa dulu."
Kido mengangguk lalu memejamkan matanya. 'Semoga gue dan Yura tidak akan pernah bercerai. Amin.'
"Kamu tadi berdoa apa, Sayang?" tanya Alea setelah Kido membuka mata selesai berdoa.
"Em ... doa ulang tahun kan nggak boleh dikasih tau siapa-siapa," elak Kido mencari alasan.
"Aku nggak akan maksa kamu ngasih tau aku tentang doa kamu karena aku udah tau." Alea berdiri dari tempatnya lalu ia melepas kancing seragamnya satu per satu.
"Sayang, apa yang kamu lakukan?" mata Kido melebar kaget.
"Kamu nggak usah takut, Sayang. Di rumahku nggak ada siapa-siapa."
"Hentikan! Kenapa kamu mau buka baju di hadapan aku?"
Alea berhenti membuka kancing seragamnya. Ia tersenyum lalu duduk di pangkuan Kido dengan dada yang setengah terbuka. Dia perlahan melepaskan kancing seragam Kido.
"Hentikan!" Kido menghempaskan tangan Alea lalu berdiri setelah menyingkirkan Alea dari pangkuannya.
"Kido, kamu kenapa sih? Aku kan cuma mau kasih kamu kado ulang tahun ke 17 buat kamu." Alea bertanya-tanya. Ia sangat yakin bahwa Kido sangat menginginkan keperawanannya sebagai kado ulang tahun.
"Kado apa yang kamu maksud?"
"Bukankah kamu pengen bercinta sama aku?"
"Alea, kita belum nikah. Kita nggak boleh ngelakuin itu." Kido mengambil selimut lalu meletakkannya di tubuh Alea untuk menutupi dada Alea yang sudah setengah terbuka.
"Kenapa kita nggak boleh ngelakuin hal itu? Temen-temen kita banyak yang sudah melakukannya."
"Alea, melakukan hal itu sebelum menikah adalah perbuatan dosa besar."
"Sejak kapan kamu mikirin dosa? Biasanya, kamu sering ngajak aku nonton bokep. Sekarang saat aku pengen mempraktekkan apa yang kita tonton, kamu nggak mau."
"Aku mau. Tapi setelah menikah, Alea."
"Aku nggak mau kalau harus menunggu lama setelah menikah. Aku mau melakukannya sekarang sama kamu."
"Tapi aku nggak mau ngerusak keperawanan kamu."
"Kalau kamu nggak mau melakukannya, aku mau kita putus!" ancam Alea lalu melepaskan selimut yang dipakainya. Ia kembali memperlihatkan dadanya yang sudah setengah terbuka.
Kido mengambil selimut tersebut dari lantai. Lalu ia kembali menutupi tubuh Alea.
"Kita putus!" bentak Alea.
"Alea, lebih baik kita putus daripada aku harus ngerusak kamu."
Kido mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar, tak mempedulikan Alea yang terus memanggil namanya agar kembali. Alea menangis. Ia merasa harga dirinya hancur karena Kido menolaknya mentah-mentah.
Sesampainya di rumah, langkah Kido tercekat melihat Yura berada di ruang tamu dan duduk menunggui sebuah kue tart tanpa lilin. Kido menghampiri Yura dan duduk di sebelahnya lalu tersenyum.
"Kenapa nggak ada lilinnya?" Kido meletakkan tasnya lalu melihat sebentar ke arah kue tartnya.
"Gue lupa beli lilin," jawab Yura sekenanya.
"Nggak apa-apa. Lagian, gue udah make a wish kok."
"Kapan?"
"Tadi di rumah Alea. Elo lama ya, nunggu gue?"
"Lumayan lama sih."
"Ooooh." Kido mengangguk paham.
Yura mengambil sebuah kotak yang ia letakkan di sebelahnya lalu memberikan kotak tersebut pada Kido.
"Apa ini?" Kido membuka bungkus kotak tersebut.
"Itu ipad yang di dalamnya udah gue isi dengan berbagai macam game. Gue tau kalau elo suka banget ngegame."
Kido menyalakan ipad tersebut lalu mengecek game apa yang telah diisi Yura untuknya. Kido tersenyum geli melihat banyak game anak-anak seperti masak-masakan, fashion, dan perkebunan.
"Kenapa? Elo nggak suka ya? Maaf kalau elo nggak suka. Soalnya gue nggak pernah ngegame. Jadi gue nggak tau game apa yang cocok buat anak cowok," jelas Yura.
"Gue mau hadiah yang lain dari elo. Gue nggak mau ipad ini." Kido meletakkan ipad nya di atas meja.
"Terus, lo mau apa? Kenapa kemarin elo nggak bilang mau apa?"
"Gue mau ciuman pertama elo."
"Ha?" Yura terperanjat kaget.
Kido langsung mengangkat dagu Yura lalu mengecup bibir Yura. Mata Yura melebar kaget lalu ia mendorong dada Kido agar menjauh. Yura bergegas berdiri dan berjalan mundur menjauhi Kido.
"Kido, apa yang elo lakukan barusan?" tanya Yura yang tampak masih shock.
"Ngambil ciuman pertama istri," jawab Kido santai.
"Kidoooo balikin ciuman pertama gue!" tagih Yura kesal.
"Mana bisa dibalikin? Lo mau gue cium lagi?" tantang Kido.
"Gue jijik! Gue bakal cuci bibir gue tujuh kali basuhan salah satu basuhannya gue campur tanah."
"Lo pikir gue najis mugholadoh?"
"Iya. Lo itu anjing! Lo itu babi! Najis! Gue illfeel banget sama lo. Berani-beraninya elo ambil ciuman pertama gue yang gue jaga buat Reon." Yura terus meneriaki Kido sambil menangis. Ia berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu, tak mempedulikan Kido yang terus memanggil namanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/155519428-288-k991801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KIDO VS YURA [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Teen FictionJUDUL LAMA = ILFEEL TAPI CINTA TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TOGAMAS SELURUH INDONESIA "Kidoooo balikin ciuman pertama gue!" tagih Yura kesal. "Mana bisa dibalikin? Lo mau gue cium lagi?" tantang Kido. "Gue jijik! Gue bakal cuci bibir gue tujuh kali ba...