Sampai Jumpa

785 48 0
                                    

Happy reading!!

.

.

.


Jumat. Dimana matahari masih seperti biasa menyinari bumi kita hari ini seperti hari-hari biasanya. Tak lupa juga menyinari kamar milik seorang pemuda kuning yang masih terlelap dalam tidurnya. Dirasa kelopak matanya menangkap cahaya, kelopak itu mulai sedikit terbuka menampilkan iris biru yang mirip dengan milik sang ayah, lalu terbukalah sepenuhnya. Pemuda itu bangkit dari tidurnya, menggaruk bagian belakang kepala kuning tersebut, dan melihat jam. Jam 6.30...Matanya mulai terbelalak lebar.

"Gawat! Aku nanti terlambat!!" Secepat kilat dia melompat dari tempat tidur, namun baru dua langkah dia langsung berhenti.

"Tunggu, hari ini kan..." Kepalanya menunduk, matanya menatap kebawah dan badannya terhuyung terduduk lagi pada kasur. Dia memegang kepalanya, mengingat kejadian kemarin...

"Aku paham Boruto-kun"

"Aku justru sangat berterima kasih kepadamu, Boruto-kun selalu baik kepadaku, laki-laki pertama yang tidak terpengaruh dengan traumaku. Aku juga ingin Boruto-kun nanti tidak melupakanku."

"Aku tidak akan melupakan Boruto-kun. Justru bukankah ini hal yang bagus? Kita bisa menjalani hidup dengan jalan kita masing-masing, dan kalau memang kita ini adalah pasangan hidup, pasti kita akan bertemu lagi. Aku sudah menemukan cita-citaku, Boruto-kun. Apa kau ingin mendengarnya?"

"Aku ingin menjadi Penulis Novel, sebenarnya aku sering membaca novel-novel yang ceritanya bagus. Tapi Boruto-kun, berkat dirimu aku akhirnya seperti mencapai good ending dalam sebuah cerita ketika kamu menyatakan perasaanmu waktu itu. Berkat dirimu juga cerita hidupku juga sebagus cerita dalam novel tersebut, semua berkatmu Boruto-kun"

Kata-kata gadis itu, sungguh...Boruto masih tidak percaya Sumire akan mengatakan itu, gadis yang ingin dia lindungi justru...

'...dia adalah gadis yang kuat'

Sumire sudah tidak seperti dulu lagi, gadis itu kini memiliki tekad kuat untuk hidup. Itu juga membuatnya senang, namun yang disayangkan adalah tidak ada lagi yang berada disisinya.

'Bukankah Sumire masih berteman dengan Sarada dan Cho Cho ya?' Ah...tidak terpikirkan olehnya, dan juga bagaimana kabar mereka. Pemuda itu pun sampai lupa memberi ucapan perpisahan kepada mereka.

"Yo, biar kutebak. Kau sudah mengatakannya?"

"Tentu saja, dan berjalan mulus"

"Heh, taktikku itu selalu berjalan mulus"

"Cih, taktikmu itu padahal hanya taktik biasa"

"Kejadian yang kulewati denganmu cukup banyak"

"Banyak? Padahal kau tidak disini sampai tiga bulan"

"Yah, itu benar. Tapi...kau sudah membantu banyak untukku. Sampai aku lupa aku belum pernah memberimu bantuan apapun"

"Tak usah kau pikirkan itu. Itu bisa kau bayar nanti"

"Yah, nanti..."

"Aku memang memberimu bantuan. Tapi selama itu juga aku belajar tentang sifat wanita jika berurusan dengan lawan jenisnya. Aku juga belajar darimu bagaimana kau tidak menyerah waktu itu jika tidak kusadarkan. Kau juga berbagi rasa saat kau patah hati. Aku mempelajarinya darimu, pengalamanmu. Jadi, kau tak pernah membantuku? Itu juga adalah bantuan untukku, Boruto"

"Aku tak pernah memikirkannya"

Boruto mungkin tidak akan pernah lupa teman nanas nya yang satu ini. Meskipun dia terlihat seperti selalu bosan hidup, namun dialah yang paling banyak membantu dirinya berjuang untuk mendapatkan hati sang pujaan, Sumire.

Sweet LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang