Keberanian

648 38 3
                                    

Kalau berkenan baca note yang ada dibawah ya. Happy reading!!    


Previous


"Mari kubantu"

Gadis itu pun ikut mengambil apel yang sudah berjatuhan tadi lalu dikumpulkan olehnya, lalu dia mengambil sebuah tas tentengan yang dia simpan dalam tas sekolahnya. Tas itu ternyata cukup untuk menampung semua apel tadi, dan akhirnya semuanya sudah terambil.

"Obasan bisa membawa semuanya? Sepertinya aku harus membantu." Tawar gadis itu dengan lembut, Hinata menerima tawaran tersebut dengan halus.

"Arigatou sudah menolong, kamu baik sekali. Nama kamu siapa?"

"Namaku..."

.

.

.


"Namaku Sumire Kakei, Obasan" Gadis berambut ungu itu memperkenalkan dirinya, yang ternyata adalah Sumire. Faktanya, Sumire belum mengetahui siapa orang yang sedang dia bantu saat ini. Karena saat Hinata datang ke sekolah untuk memberi minuman kepada Boruto dkk, Sumire sedang bertugas di luar kelas.

"Sumire?" Hinata nampak sedikit terkejut dengan sebuah nama yang barusan didengarnya, dapat diketahui dari ekspresi serta nada suara yang meninggi. Sumire memiringkan kepalanya dengan wajah bingung, "Obasan kenapa?"

Hinata dengan cepat tersadar atas keterkejutannya tadi, tangannya memberi gestur 'tidak apa-apa' didepan wajahnya.

"Ohh...tidak. Maksudku, Sumire itu nama yang cantik, seperti orangnya"

Sumire yang mendengar pujian itu langsung menahan malu sambil menundukkan kepalanya. "Te...terima kasih, Obasan"

'Ternyata ini toh yang namanya Sumire, pantas saja Boruto menyukainya. Dia lucu sekali.' Hinata membatin sambil tersenyum...tidak, menyeringai tepatnya sambil memandang Sumire yang masih menundukkan kepala sambil mengumpulkan apel yang ternyata belum semuanya terkumpul.

Setelah selesai, Hinata meminta kumpulan apel yang sudah dipungut oleh gadis tersebut. Namun dijawab dengan gelengan.

"Biar aku saja yang membawa, Obasan. Nanti jatuh lagi bawaannya."

Hinata sedikit tertegun dengan sikap gadis dihadapannya ini, lalu tersenyum.

"Baiklah jika kamu mau membantu. Sebagai gantinya, bagaimana jika Sumire-chan ikut makan malam?"

"Eh? Apa tidak mengganggu?" Sumire sedikit tidak enak atas undangan tersebut, sambil membenarkan bawaannya.

"Tentu saja tidak apa-apa. Naruto-kun juga pasti senang. Ah! Maksudku itu suamiku." Hinata menjelaskan, sambil mulai berjalan dengan tentengan kantong plastik ditangannya.

'Boruto pasti terkejut jika aku membawa pulang anak ini, hihihi!' muncul lagi suara batin yang disertai seringai di wajah Hinata.

"Kalau begitu, terima kasih Obasan." Sumire sambil berjalan sedikit membungkukkan badan sebagai tanda hormat.

Mereka menikmati sisa perjalanan dengan mengobrol ringan dan membahas kehidupan sehari-hari.

.

.

.

Boruto melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi dengan handuk dikalungkan dilehernya. Pemuda kuning tersebut sudah selesai membersihkan badan dan dia sedang menuju ke kamarnya. Boruto melirik ke ruang tengah, Himawari sedang menonton televisi yang menampilkan sebuah berita. Tidak ada masalah, pemuda kuning menanjak tangga untuk menuju ke kamar.

Sweet LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang